Tips Parenting

Cegah Renggang, Orangtua Harus Kenali Karakter Anak Remaja Laki-laki

Ayu Maharani, 09 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat anak laki-laki beranjak remaja, hubungan dengan orangtua bisa renggang. Untuk mencegah hal itu, yuk orangtua, coba kenali karakter mereka!

Cegah Renggang, Orangtua Harus Kenali Karakter Anak Remaja Laki-laki

Karakter anak-anak dan remaja tentu berbeda. Saat masih kecil, anak akan menuruti semua keinginan orangtuanya karena ia belum memiliki pola. Saat masuk usia remaja, apalagi laki-laki, anak akan mencari pola dan jati diri. 

Berbeda dengan remaja perempuan yang cenderung lebih penurut, remaja laki-laki cenderung ogah melakukannya. Fokus mereka kini ada pada lingkungan luar, bukan dalam rumah lagi.

Bukan tak mungkin juga ia akan membangkang, hingga bikin hubungan keluarga merenggang. 

1 dari 2

Mengenal Ciri-ciri Karakter Remaja Laki-laki

Proses pencarian jati diri pada remaja laki-laki sebenarnya lumrah. Jadi, yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah renggangnya hubungan keluarga adalah memahami karakteristik mereka. 

Dengan memahami mereka dan berlaku sebagai sahabat, mereka akan lebih terbuka dan tak merasa asing dengan keluarganya sendiri. Hal itu pun disetujui oleh Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog

“Sebenarnya ini tak cuma berlaku untuk remaja laki-laki, perempuan juga. Hal ini penting sekali karena mengasuh remaja itu tricky dan banyak tantangannya. Salah satu kunci dalam mengarahkan mereka adalah dengan mengenali karakter si remaja serta menjaga kedekatan emosional dengan mereka,” jelasnya.

Psikolog Gracia menambahkan, “Anda bisa menyesuaikan cara pendekatannya sesuai karakter masing-masing. Kalau dengan remaja laki-laki mungkin lebih ke arah quality time dengan melakukan hobinya, seperti olahraga bareng.”

Adapun sejumlah karakter yang umumnya ada di remaja laki-laki dan bisa dikenali, antara lain:

1. Tidak Mau Dianggap Lemah

Wajar rasanya bila orangtua masih ingin membantu jika anaknya mengalami kesulitan.

Bahkan terkadang, Anda tidak memberi mereka kesempatan untuk mencoba dulu, karena menganggap terlalu berat untuknya.

Hal ini keliru. Tidak memberi kepercayaan, apalagi kesempatan untuk mencoba, akan membuat remaja merasa lemah. Padahal sebagai remaja, dia tak mau dianggap lemah dan disepelekan seperti anak kecil. 

Artikel Lainnya: Inilah Peran Ayah dalam Mendidik Anak Laki-Laki

2. Lebih Agresif

Karakter yang satu ini masih berhubungan dengan karakter yang pertama. Karena tak mau dianggap lemah, anak menunjukkan kekuatannya dengan bersikap agresif.

Ditambah lagi hormon testosteronnya sedang tinggi. Jangan heran bila anak remaja lebih sering terlibat baku hantam. 

Selain itu, tuntutan menjadi kuat dan berani membuat remaja yang tadinya biasa-biasa saja jadi melakukan tindakan menyerang.

Hal itu dilakukan supaya ia diakui dan diterima oleh lingkungan pertemanannya. Jika tak berani, ada potensi dia akan dicemooh payah atau “anak mami”. 

3. Sudah Mulai Punya Kesukaan 

Ada alasan kenapa pilihan-pilihan Anda tak lagi menarik perhatiannya. Pasalnya, remaja sudah memiliki kesukaannya sendiri.

Namun, karena masih dalam proses pencarian, apa yang dia suka biasanya tidak berlangsung lama.

Mereka bakal menyukai ini dan itu dulu sampai akhirnya menemukan yang paling pas ketika dewasa. 

Artikel Lainnya: Mimpi Basah pada Anak Laki-laki, Ini Cara Orang Tua Menjelaskannya

4. Mood Swing

Perubahan suasana hati biasa terjadi pada remaja. Mereka bisa cepat bahagia tapi cepat pula tersinggung dan marah. Kerap kali seorang remaja merasa diperlakukan tidak adil.

Namun, perasaan tersebut akan mudah hilang ketika ia diberikan sebuah hadiah atau bentuk penghargaan tertentu. 

5. Sering Menutup-nutupi Kondisi

Rasa malu tumbuh besar di masa remaja dan pubertasnya. Mereka mencoba segala hal dan rasanya aneh sekali jika hal seperti itu diketahui oleh orangtuanya. 

Mereka akan mulai menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi. Ketika ada masalah pun, mereka akan berusaha menyelesaikannya sendiri. 

Ingat, remaja butuh privasi. Mungkin sebagai orangtua Anda mulai merasa kehilangan, tapi begitulah siklus kehidupan manusia.

Berikan ia waktu. Jika dia mempercayakan Anda sebagai “sahabat”, pasti anak akan berbagi cerita saat waktunya pas.

Artikel Lainnya: Ini Tahapan Pubertas Anak Laki-Laki yang Perlu Diketahui

6. Suka Berdebat

Menariknya, meski mulai jarang menceritakan apa yang dirasakan, remaja laki-laki cenderung suka berdebat, lho!

Argumen dan pembangkangan akan mewarnai kehidupan Anda sebagai orangtua, apalagi jika habis memberlakukan aturan baru di rumah. 

Jangan khawatir, hal ini normal. Tidak perlu ikut memberikan reaksi negatif, karena hal ini umumnya tidak terjadi seterusnya. Ketika dewasa, mungkin mereka akan malu sendiri mengingat argumen mereka. 

7. Lebih Banyak Waktu yang Dihabiskan Bersama Teman

Menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman merupakan perilaku remaja yang normal.

Artinya, anak Anda sedang  mengembangkan lingkaran dukungannya ke orang lain di luar orangtua dan saudara kandung. 

Mungkin terasa menyedihkan buat sebagian orangtua. Namun, fase ini penting, bahkan harus terjadi, pada seorang anak.

Jika anak menghindari semua kontak sosial, bahkan tak tertarik melakukan apa pun, barulah hal semacam itu perlu dikhawatirkan. 

Artikel Lainnya: 7 Cara Mengajari Anak Laki-Laki untuk Menghargai Perempuan

2 dari 2

Ayah Wajib Terlibat dalam Mengenali Karakter Anak Remajanya!

Psikolog Gracia menegaskan anak dan remaja laki-laki perlu role model pria dewasa, yaitu ayahnya sendiri. 

“Jadi itulah mengapa ayah wajib terlibat dalam pengasuhan. Remaja dikelilingi banyak hal saat ia mengalami pubertas, mereka butuh diskusi dengan dengan sosok ayah.” 

“Ayah adalah orang yang sudah lebih dulu mengalaminya. Apabila sedari awal kedekatan emosional sudah terbangun, mereka akan terbuka untuk bertanya  dan berdiskusi tentang banyak hal,” ujarnya.

Beberapa kunci yang bisa dilakukan dalam mengasuh dan memahami ciri-ciri karakteristik remaja laki-laki, yaitu:

  • Ajari Tanggung Jawab

Anak-anak tidak secara alami bertanggung jawab. Orang tua atau keadaanlah yang mengajarkan mereka untuk seperti itu.

Dengan diberikan kepercayaan, mereka bisa menjadi mandiri dan berkembangan. Tak masalah gagal atau salah, justru dari sana mereka belajar. 

Artikel Lainnya: Cara Mendidik Anak Laki-Laki Agar Percaya Diri dan Sukses

  • Ajari Kelola Emosi

Hal-hal yang menjengkelkan tak bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah mengelola emosi.

Daripada berkelahi tak jelas, ajari anak untuk meluapkan emosi ke dalam aktivitas olahraga, musik, atau seni.

Jika kondisi sedang tak memungkinkan, istirahat atau bermain game juga bisa jadi solusinya.

  • Lakukan Aktivitas Keluarga sesuai Jadwal

Agar keluarga tetap mendapatkan “jatah” komunikasi dan interaksi dari anak remaja, ayah dan ibu bisa membuat jadwal aktivitas.

Misalnya, tiap minggu harus berolahraga atau makan siang bersama, tidak boleh tidak ikut.

Itu dia karakter remaja laki-laki yang bisa dipahami orangtua. Bila masih ada pertanyaan seputar perkembangan anak dan pola asuh, konsultasikan kepada psikolog lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter

(HNS/AYU)

pola asuh