Menyiasati anak hiperaktif memang diperlukan perhatian khusus, terutama dalam menentukan gaya belajar yang akan diterapkan. Sebab, gaya belajar untuk anak yang memiliki kecerdasan gerak tubuh atau kecerdasan kinestetik ini tidak bisa disamakan dengan anak yang lain, harus disesuaikan dengan kepribadiannya supaya memberikan hasil yang optimal.
Penyebab anak hiperaktif
Perlu Bunda ketahui, si Kecil yang tampak memiliki banyak energi bisa jadi normal, namun bisa juga menandakan gangguan kesehatan tertentu. Untuk mengetahuinya, Bunda dapat memastikan apakah kebiasaannya yang sangat aktif mengganggu hubungan sosialnya, dengan teman sebaya di kelas misalnya atau dengan orang yang tinggal serumah.
Bila si Kecil masih mampu melakukan beberapa hal seperti mengikuti perintah, menyelesaikan tugas sederhana yang diberikan, dan mampu bersabar serta mendengar, maka Bunda tidak perlu dikhawatirkan.
Sebuah sumber menyatakan bahwa anak hiperaktif juga bisa disebabkan karena mengonsumsi banyak makanan atau minuman manis. Namun, sampai saat ini belum ada hasil penelitian yang mendukung dan konsisten terhadap pernyataan tersebut.
Mengurangi konsumsi gula memang tidak menyelesaikan masalah hiperaktif, namun hal ini tetap perlu Bunda lakukan untuk mencegah si Kecil terjangkit penyakit serius di masa mendatang.
Tips membimbing si Kecil yang hiperaktif
Lalu bagaimana membimbing si Kecil yang hiperaktif? Harus dipahami bahwa salah satu hal yang perlu dioptimalkan pada si Kecil yang hiperaktif adalah kecerdasan kinestetik.
Kecerdasan kinestetik berhubungan dengan anggota tubuh, sehingga adanya koordinasi yang baik antara otak dan bagian tubuh manusia dapat memaksimalkan proses belajar si Kecil.
Kelebihan energi ini akan menjadi optimal bila disalurkan dengan cara yang benar, misalnya dengan melatih taekwondo, street dancing, skate board, sepatu roda, sepak bola, dan balet. Dengan cara ini, si Kecil lebih mudah fokus saat menerima pelajaran.
Bila Bunda menemui si Kecil adalah anak hiperaktif, dukung kecerdasan gerak tubuhnya dengan menciptakan lingkungan belajar di rumah dengan hal-hal berikut ini:
- Hindari memajang perabot rumah yang terlalu banyak, sehingga si Kecil tetap aman dan leluasa saat bermain di dalam rumah.
- Komunikasikan perilaku si Kecil dan gaya belajar yang cocok untuk diterapkan dengan guru di sekolah, serta pahami kekuatan, kelemahan, ketertarikan, dan pencapaian si Kecil di sekolah dengan banyak berdiskusi dengan guru-gurunya,
- Upayakan waktu keluarga untuk beraktivitas bersama, misalnya dengan bermain halang rintang atau melakukan aktivitas fisik lainnya untuk menyalurkan energi si Kecil
Gaya belajar yang cocok untuk si Kecil yang hiperaktif
Adanya taman, kamar tempat bermain, jalanan sepi untuk berlarian dan bermain sepeda mutlak diperlukan si Kecil yang hiperaktif. Sebab, bila kebutuhannya tidak terpenuhi, si Kecil akan menyalurkan kelebihan energinya dengan mengajak temannya bermain saat guru menjelaskan di kelas.
Oleh sebab itu, Bunda perlu memahami gaya belajar yang cocok untuk si Kecil dengan kondisi hiperaktif. Cara-cara berikut bisa diterapkan untuk mengoptimalkan potensi si Kecil yang hiperaktif:
- Ciptakan suasana tempat belajar tenang, kondusif, dan minim pengalih perhatian.
- Informasikan apa saja peraturan yang perlu diketahui si Kecil saat belajar dan apa yang akan dicapai setiap hari.
- Berikan materi yang sederhana dan berkaitan dengan kesehariannya. Misalnya, untuk belajar menghitung, Bunda dapat menggunakan beras atau biji-bijian.
- Berikan materi satu per satu dan secara bertahap. Sebaiknya Bunda tidak menjelaskan beberapa hal sekaligus karena akan membuat si Kecil kesulitan menyerap informasi dan mudah bosan.
- Berikan penghargaan nyata, misalnya dengan perolehan bintang atau stiker.
- Akhiri sesi belajar bersama si Kecil dengan memintanya untuk menampilkan apa yang ia kuasai, terutama di bidang kinestetik.
Menyiasati gaya belajar anak hiperaktif sebenarnya tidak mudah untuk dilakukan. Namun, bukan berarti mustahil untuk dicoba. Dengan menerapkan berbagai kiat di atas, harapannya proses belajar si Kecil yang super aktif akan berjalan lebih baik dan perkembangannya pun lebih maksimal. Bila Bunda masih merasa kesulitan untuk melakukan hal-hal di atas, lakukan konsultasi dengan dokter anak untuk menemukan solusinya.
[NP/ RH]