Tips Parenting

Hal-hal yang Sering Jadi Penyesalan Orangtua terhadap Anak

Ayu Maharani, 07 Jun 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tak ada ayah dan ibu yang sempurna. Bahkan, beberapa hal di bawah ini masih jadi penyesalan orangtua yang selalu ingin diperbaiki.

Hal-hal yang Sering Jadi Penyesalan Orangtua terhadap Anak

Perjalanan waktu sebagai orangtua berjalan cepat dan tak bisa dikembalikan. Begitu anak besar dan mulai terlihat dampaknya, muncullah penyesalan orangtua yang kadang bikin hati sedih.

Apa saja kondisi yang bikin orangtua merasa bersalah kepada anak sendiri? Simak penjelasannya di bawah ini. 

 

1 dari 2

Penyesalan Orangtua Terhadap Anak

Dari yang berpengaruh terhadap fisik sampai mental anak, kondisi di bawah ini akhirnya menjadi penyesalan orangtua:

Membiarkan Anak Terlibat Masalah Orangtua

Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog menuturkan, “Orangtua biasanya menyesal dan merasa bersalah ketika anak mereka terlibat dalam drama orang dewasa.” 

“Contohnya, ia terlibat masalah atau relasi, pekerjaan dan kondisi ekonomi orangtuanya. Latar belakang ayah atau ibu yang kurang baik juga bisa berdampak pada kondisi mental anak sehingga hal ini juga kerap disesali.”

Terlalu Sibuk Bekerja

Meski uang yang dicari untuk menghidupi anak, pekerjaan yang terlalu menyita waktu dan tenaga juga jadi hal yang disesali. Jika tak bekerja, Anda tak punya uang untuk membiayai kebutuhan keluarga.

Karena pekerjaan juga, Anda jadi kehilangan momen-momen berharga. Hubungan antara orangtua dan anak pun bisa renggang dan canggung akibat pekerjaan.

Tapi kalau tak bekerja, anak tak bisa mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang layak. Serba salah, ya?

Artikel Lainnya: Bagaimana Orang Tua Sebaiknya Memberi Kebebasan pada Anak?

Tidak Mengajari soal Disiplin sejak Dini

Karena merasa kenakalan dan sifat anak yang manja itu normal, akhirnya Anda terbuai dan bikin anak jadi tak disiplin.

Saat besar, anak sering mendapatkan masalah di lingkungan sosialnya dan telanjur jadi trouble maker.

Saat seorang anak melakukan kesalahan, biasanya orang dewasa akan menyalahkan orangtua dari anak itu. Alhasil, Anda sebagai orangtua akan merasa malu dan menyesal karena dianggap gagal mendidik. 

Artikel Lainnya: Awas, Perilaku Toksik Ini Hadir Tanpa Anda Sadari

Pola Makan Anak Buruk 

Apa yang dimakan sangat menentukan kualitas kesehatan. Sayangnya, karena dulu Anda tak mau direpotkan oleh kerewelannya, Anda jadi membebaskan anak untuk makan apa yang dia mau saja. 

Alhasil, anak tumbuh jadi seorang picky eater yang ogah mengonsumsi makan-makanan sehat. 

Dia hanya mau mengonsumsi makanan manis, berlemak, pokoknya yang cepat dan menggugah selera. Kini, anak jadi obesitas dan risiko terkena penyakit juga lebih tinggi. 

Membiarkan Anak Terlalu Lama Bermain Gadget

Gadget sering jadi tameng ketika anak sedang rewel bagi orangtua sibuk. 

Padahal, screen time yang terlalu lama bisa bikin anak speech delay dan ogah melakukan aktivitas luar ruangan yang menyehatkan. 

Ketika anak terlambat bicara dan matanya membutuhkan kacamata di usia dini, barulah Anda menyesali kebiasaan tersebut. 

Artikel Lainnya: Benarkah Remaja Kini Makin Emosional?

Anda Terlalu Sering Berteriak atau Pernah Memukul

Dulu di awal-awal menjadi orangtua, rasa sabar Anda tak sebesar sekarang. Saat anak melakukan kesalahan sedikit saja, Anda langsung berteriak dan memakinya. 

Saking sudah kesalnya, pukulan pun mendarat di tubuh si kecil. Akibatnya, kini dia jadi trauma, tidak percaya diri, takut mengeksplorasi, dan mudah stres. 

Bukan tak mungkin ia menganggap bahwa kekerasan merupakan satu-satunya solusi untuk mendidik. Hal semacam itu bisa ia lakukan lagi kepada anaknya dan begitu seterusnya. 

Merasa Tidak Mampu Memberikan yang Terbaik

Pekerjaan dengan gaji pas-pasan akhirnya membuat orangtua tidak mampu menyekolahkan anak di sekolah yang terbaik. Untuk sekadar memberikannya mainan yang diidam-idamkan rasanya juga sulit. 

Saat anak sering sakit atau sempat jadi korban bully, orangtua akan merasa tidak becus mengurus dan melindungi buah hatinya sendiri. Jika efeknya parah atau fatal, orangtua bisa merasa bersalah seumur hidupnya.

Artikel Lainnya: Kenali Gejala Psikopat dalam Diri Anak sejak Dini

2 dari 2

Mengurangi Rasa Penyesalan Orangtua Terhadap Anak

Menurut Psikolog Gracia, sering kali masalah yang terjadi merupakan situasi yang tidak sepenuhnya ada dalam kendali orangtua. 

“Sekali pun mereka paham itu tidak baik dampaknya bagi anak, orangtua juga tidak bisa berbuat banyak. Contoh utamanya adalah ekonomi keluarga dan masalah personal orangtua dalam hal psikologis dan di luar kondisi psikologis,” jelasnya. 

Seorang ibu yang mengalami depresi akibat faktor tertentu akan memengaruhi perkembangan buah hatinya.

Di sisi lain, ibu pun sebenarnya tidak ingin menjadi individu yang mengalami depresi. Jadi, tidak ada pihak yang bisa disalahkan di sini. 

Jika memang kondisinya memungkinkan, cara mudah untuk meringankan perasaan bersalah orangtua terhadap anak adalah dengan meminta maaf dan memperbaikinya. 

Misalkan, dulu Anda terlalu sibuk bekerja di kantor. Kini, saat sudah ada waktu lebih karena work from home (WFH), pensiun, atau resign, luangkan waktu lebih dengan anak.

Kenali dan pahami hal unik dari anak sehingga bisa bersahabat dan saling terbuka. Jika soal pola makan buruk, ajak anak untuk hidup dengan lebih sehat dan berikan pengertian.

Perubahan positif juga lebih mungkin terjadi bila dilakukan bersama-sama agar anak tidak merasa salah sendirian. 

Orangtua mungkin gengsi dan malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahannya terhadap anak. Hal tersebut pada dasarnya perlu dilakukan agar kedua belah pihak bisa hidup dalam damai tanpa sesal dan dendam. 

Itu dia tujuh hal yang sering jadi penyesalan orangtua terhadap anak. Bila butuh konsultasi terkait kesehatan mental, langsung saja chat psikolog kami lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter

(HNS/AYU)

pola asuh