Percaya atau tidak, ada orangtua yang menggunakan hukuman untuk mendidik anak. Hukuman yang sering diberikan dalam praktiknya dapat berupa:
- Hukuman fisik; seperti memukul, mencubit, menjewer, mencambuki dengan ikat pinggang.
- Hukuman verbal; seperti menghina, menggunakan kata-kata kasar, memberi ‘cap’ kepada anak (misalnya: berkata “Kamu memang anak nakal!”).
- Mengambil hak anak; misalnya tidak boleh makan es krim sebelum merapikan mainan.
- Memberi penalti; misalnya memotong uang saku anak karena ia menumpahkan makanan.
Hal-hal di atas sering sekali dilakukan orangtua dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Namun, ternyata berbagai studi menyatakan bahwa menghukum anak dapat mendatangkan dampak negatif bagi masa depan anak. Apa saja dampaknya?
Menghambat perkembangan otak
Hukuman yang berat dari orangtua telah terbukti menghambat perkembangan otak anak, terutama di bagian substansi abu-abu otak. Bagian tersebut sangat berperan dalam menentukan kecerdasan. Studi membuktikan bahwa anak yang sering mendapat hukuman memiliki IQ lebih rendah dibandingkan anak yang tidak biasa mendapat hukuman.
Artikel Lainnya : Anak Mulai Bertingkah, Siasati dengan 3 Cara Ini!
Anak menjadi agresif
Bagian otak yang juga dipengaruhi adalah korteks prefrontal yang mengatur emosi. Karena bagian tersebut terganggu, anak menjadi lebih agresif. Ia cenderung lebih mudah marah dan suka memukul orang lain. Hal ini dapat berlangsung terus hingga dewasa. Saat anak tersebut menjadi orangtua, ia kemungkinan besar akan menghukum anaknya juga.
Anak tidak percaya diri
Anak yang sering mendapatkan hukuman mungkin akan menjadi anak yang penurut. Namun demikian, ia menurut bukan karena ia mengerti mana yang benar dan salah, melainkan karena ia takut akan dihukum. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri karena dibayangi ketakutan, dan dampaknya berlangsung hingga dewasa. Ia menjadi tidak percaya diri dan sulit mengambil keputusan sendiri.
Gangguan kejiwaan saat dewasa
Studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan melalui Pediatrics menemukan bahwa sebagian besar orang dewasa yang mengalami gangguan kejiwaan ternyata sering mendapatkan hukuman fisik dari orangtuanya saat mereka masih anak-anak. Gangguan kejiwaan yang dialami berupa kecemasan, depresi, atau gangguan kepribadian.
Selain menjadikan anak taat aturan, belum ada studi yang melaporkan efek positif lain dari memberi hukuman anak. Lagi pula, untuk mendidik anak lebih taat aturan, mendisiplinkan anak merupakan cara yang lebih bijak dan efektif dibandingkan dengan menghukumnya.
[RS]