Setiap orangtua memiliki cara didik masing-masing, terlebih dalam mendisiplinkan anak-anaknya. Salah satu hal yang tidak jarang dilakukan adalah memukul pantat anak.
Kerap dijadikan hukuman, apakah memukul pantat anak tergolong baik? Tak dimungkiri, kebiasaan ini sering dijadikan hukuman apabila ia nakal.
Padahal, pada usia anak-anak, rasa ingin tahu si kecil sedang tinggi-tingginya. Tidak heran bila ia banyak bereksplorasi dan mencoba hal-hal baru di sekitarnya.
Kurangnya pengetahuan orangtua dalam mendidik anak menjadi faktor terjadinya hukuman memukul pantat anak.
Pada dasarnya, hukuman atas kelakuan nakal anak dalam bentuk fisik termasuk dalam kekerasan fisik, meskipun memukul pantat anak masuk ke golongan ringan.
Bagaimana pun, dampak sering memukul anak akan berpengaruh pada diri si kecil secara utuh.
Artikel Lainnya: Orang Tua Wajib Tahu, Ini Penyebab Anak Menjadi Nakal
Dampak Sering Memukul Pantat Anak
Berikut ini beberapa akibat dari kebiasaan memukul pantat anak:
1. Anak Menjadi Lebih Agresif
Menurut penelitian dalam Journal of Family Psychology, akibat anak sering dipukul pantatnya sebagai hukuman adalah tumbuhnya sikap agresif.
Anak akan terbiasa menyikapi dan mengatasi masalah dengan kekerasan. Ia cenderung berisiko meluapkan emosinya dengan sikap agresif seperti memukul.
Dalam jangka panjang, kejadian hukuman fisik juga akan berulang dan diterapkan kepada anaknya kelak.
Meskipun tergolong ringan, memukul pantat anak merupakan ungkapan halus dari memukul yang sebenarnya. Hal ini dapat berujung pada bentuk kekerasan yang lain.
2. Tumbuh Menjadi Anak Pembangkang
Penelitian yang sama juga mengatakan, dampak sering memukul anak ialah dapat menumbuhkan perilaku antisosial.
Antisosial di sini bukanlah penyendiri atau tidak mau bergaul, namun tidak menaati peraturan alias pembangkang.
Anak yang membangkang cenderung menemui masalah dalam kesehariannya.
Artikel Lainnya: Cara Tepat untuk Mengatasi Anak Tantrum
3. Gangguan Psikologis
Menerapkan hukuman untuk menegakkan disiplin pada anak memang penting. Jika caranya salah, maka akan berdampak pada psikologis atau mentalnya.
Anak akan lebih mudah stres dan takut melakukan sesuatu. Jika ia tidak mampu mengelola stresnya dengan baik, kecenderungan terjadi depresi hingga bunuh diri menjadi meningkat.
4. Hilang Kepercayaan Diri
Hukuman memukul pantat anak tentu tidak mengenakkan bagi si kecil. Akibatnya, ia akan merasa tidak berdaya, tidak berguna, dan kepercayaan dirinya menurun.
5. Hubungan Negatif dengan Orangtua
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak yang sedang mengalami proses tumbuh kembang.
Hukuman fisik berupa memukul pantat anak dapat membuat hubungan negatif antara orangtua dan anak.
6. Berisiko Terjerumus Pergaulan yang Salah
Apabila hubungan dan suasana di keluarga menjadi negatif, tidak menjadi tempat yang nyaman bagi anak.
Hal ini membuat tidak ada rasa saling percaya. Anak akan berisiko terjerumus ke dalam pergaulan bebas, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, seks bebas, atau mabuk-mabukan.
Hal ini dapat diperparah apabila anak tidak dapat mengelola stres dengan baik.
Artikel Lainnya: Cara Menerapkan Positive Discipline pada Anak
Bukan Memukul Pantat Anak, Sebaiknya Lakukan Ini
Pola mendidik yang tepat untuk anak mesti diterapkan orangtua demi perkembangan psikisnya yang baik.
Dibanding menerapkan hukuman berupa kekerasan fisik, disarankan mendidik anak dengan menciptakan suasana yang hangat. Berikut tipsnya:
- Orangtua menjadi contoh.
- Diskusi dan komunikasi.
- Mendengarkan pendapat anak.
- Mengajarkan anak mengemukakan pendapat.
- Mengajarkan meminta maaf.
- Melatih sikap bertanggung jawab atas kesalahannya.
Itulah beberapa dampak buruk dari kebiasaan memukul pantat anak. Sebaiknya lakukan beberapa tips di atas dalam mendidik si kecil dengan lebih baik.
Bila ingin tahu lebih lanjut seputar pola asuh yang tepat untuk anak, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak via LiveChat. Ketahui juga beragam tips mendidik anak lainnya dari psikolog hanya di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)