Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui peristiwa anak yang suka mengadu ke orang tua, kakak, atau gurunya. Kenyataannya, sebagian besar anak memang pernah mengadu kepada orang yang lebih tua.
Sebenarnya, kebiasaan mengadu muncul karena anak merasa dalam posisi yang lemah dan membutuhkan pertolongan dari orang yang lebih tua. Hal ini memiliki sisi positif dan negatif.
Dilihat dari sisi positifnya, anak yang sering mengadu kepada Anda berarti ia merasa dekat dan nyaman berkomunikasi dengan Anda. Karena anak hanya akan mengadu kepada orang yang ia percayai. Selain itu, ia yakin bahwa Anda dianggap dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya.
Namun sisi negatifnya, anak yang biasa mengadu akan terhambat perkembangan rasa percaya diri dan keberaniannya. Ia tidak dapat belajar bagaimana cara menyelesaikan masalahnya sendiri. Lalu, bagaimana cara mengatasi anak yang suka mengadu?
Cara Mengatasi Anak yang Suka Mengadu
Jika kebiasaan anak ini berlanjut hingga dewasa, ada dampak buruk yang perlu diperhatikan Terlebih jika anak Anda sudah memasuki sekolah maupun pekerjaan. Untuk mencegah hal tersebut, Anda bisa menerapkan kiat-kiat di bawah ini dalam menghadapi anak yang suka mengadu:
1. Dengarkan dengan Saksama dan Berikan Empati kepada Anak
Mendengarkan pengaduan anak dan berempati kepadanya menunjukkan perhatian Anda kepada anak. Hal ini dapat memupuk kedekatan antara orang tua dan anak. Menunjukkan sikap marah atau cuek saat anak mengadu bukanlah cara yang baik dalam menghadapi anak yang suka ngadu.
Jangan langsung meledak-ledak apalagi menghukum anak. Tetaplah tenang dan tunjukkan bahwa Anda peduli dengannya.
Artikel lainnya: 5 Cara Sederhana Membangun Rasa Percaya Diri Anak
2. Bantu Anak Mencari Akar Masalah
Anak belum memiliki kemampuan mencari akar permasalahan. Bantulah mengarahkan jalan pikiran anak untuk menemukan akar masalah dari hal yang diadukannya.
Usahakan agar anak Anda sendiri yang menemukan akar permasalahan yang sedang dihadapi.
3. Bersikap Netral
Bersikaplah netral saat anak mengadu. Jangan terus membela anak Anda.
Jika memang anak Anda yang bersalah, jelaskan kepadanya secara perlahan dan tanpa emosi. Tunjukkan bahwa hal itu tidak benar dan ajarkan kepadanya untuk meminta maaf atas kesalahannya itu.
4. Cari Nilai Positif bersama Anak
Apabila si Kecil mengadu dan menyatakan hal-hal yang negatif, jangan terbawa perasaan untuk setuju dengan pendapat si Kecil.
Cobalah bantu anak Anda melihat dari sudut pandang yang berbeda. Apabila si Kecil hanya terpapar satu sisi saja, maka ia tak bisa melihat dan menerima sisi lain yang berbeda.
Artikel lainnya: Cara Mengajarkan Anak untuk Meminta Maaf
5. Bantu Anak Menemukan Solusi, Bukan Mengintervensi
Arahkan anak untuk mencari sendiri solusi masalahnya. Selain itu, ajarkan pula bagaimana cara menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jangan langsung turun tangan dalam menghadapi permasalahan anak di sekolah maupun lingkungan rumah, kecuali dalam keadaan yang menurut Anda sudah tidak dapat diatasi oleh anak sendiri.
6. Menjalin Hubungan dengan Orang-Orang di Sekitar Anak
Sebagai orang tua, Anda perlu mengetahui lingkaran pertemanan si Kecil. Anda bisa menjalin hubungan dengan guru di sekolah, teman-temannya, dan orang tua dari teman-temannya.
Dengan terjalinnya hubungan yang baik, memungkinkan Anda untuk bisa menilai kemampuan interaksi si Kecil dengan yang lain, dan memastikan kebenaran aduan yang mungkin dilontarkan.
7. Ajarkan si Kecil untuk Bercerita, Bukan Mengadu
Kebiasaan mengadu bisa didapat dari lingkungan keluarga. Pertanyaan seperti “Bagaimana sekolah tadi, ada yang nakal sama kamu tidak?” membuat si Kecil terbiasa harus melaporkan sesuatu dan secara tidak langsung melakukan aduan, baik hal yang negatif maupun positif.
Lebih baik, Anda membantu si Kecil untuk bercerita hal-hal yang positif terlebih dahulu dibandingkan hal-hal yang buruk.
Misalnya saat berkumpul bersama, berikan kesempatan si Kecil untuk bercerita hal yang menyenangkan atau apa yang dilakukan sepanjang hari. Anda sebagai orang tua bisa mengambil peran untuk menanggapi dan memberikan pujian apabila ia melakukan hal yang benar.
Dengan menerapkan cara-cara tersebut, Anda tetap dapat membina kedekatan dengan anak serta melatih pola berpikirnya dalam menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan anak suka mengadu perlahan akan berkurang.
Namun, apabila aduan si Kecil berisiko membahayakan, sebaiknya libatkan psikolog anak atau psikiater untuk penanganan lebih lanjut agar terhindar dari trauma atau hal-hal yang tak diinginkan lainnya.
[NWS]