Berbohong merupakan fenomena sosial yang umum ditemukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Tidak hanya orang dewasa, si Kecil pun kerap berbohong akibat satu dan lain hal.
Pada si Kecil, terdapat dua jenis berbohong yang memiliki peran penting dalam perkembangan sosialnya. Jenis yang pertama adalah berbohong dengan niat menolong, misalnya berpura-pura menyukai makanan yang disajikan oleh tamu agar terlihat sopan.
Jenis kedua adalah kebohongan yang menyalahi aturan moral dengan tujuan menguntungkan diri sendiri dan/ atau merugikan orang lain. Jenis berbohong inilah yang perlu diperhatikan, agar si Kecil tidak melakukannya.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan si Kecil berbohong, yaitu untuk menutupi kesalahan, menutupi kekurangan, dan sebagai cara menunjukkan rasa ingin diperhatikan.
Setelah mengetahui alasan si Kecil berbohong, langkah berikutnya adalah mencegah agar berbohong tidak menjadi kebiasaan pada si Kecil. Berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan:
1. Hindari menuduh si Kecil
Jika Bunda curiga si Kecil melakukan kesalahan, tanya dengan baik dan halus. Tahan emosi Bunda, dan jangan langsung menuduh tanpa alasan meski Bunda yakin si Kecil yang melakukannya. Bertanya dengan baik akan menumbuhkan rasa aman pada si Kecil, sehingga mereka bisa bicara dengan terbuka dengan Bunda tanpa dinilai secara sepihak.
2. Marahi si Kecil sewajarnya
Setelah menuduh, memarahi adalah hal yang paling sering dilakukan orangtua saat menemukan si Kecil berbuat kesalahan atau ketahuan berbohong. Memarahi memang diperbolehkan, namun Bunda harus melakukannya dengan tujuan yang jelas. Jangan memarahi si Kecil hanya untuk meluapkan kekesalan. Cobalah untuk memarahi si Kecil dengan perasaan lembut, agar si Kecil mengetahui bahwa perbuatannya salah atau merugikan orang lain.
3. Beri pengertian
Ajak si Kecil berdiskusi, tanyakan mengapa melakukannya, dan beritahukan konsekuensi dari perbuatannya. Selain tentang kesalahan, ajari juga si Kecil tentang perbedaan. Dengan begini, saat si Kecil menemui kesenjangan dalam lingkungan pertemanannya, si Kecil tidak merasa perlu berbohong agar diterima.
4. Jadilah contoh
Bunda adalah panutan utama si Kecil, sehingga Bunda harus berusaha untuk bersikap jujur. Jika memang situasinya tidak memungkinkan, berikan si Kecil pengertian mengapa Bunda melakukan hal tersebut. Setelahnya, mintalah maaf pada si Kecil karena telah memberikan contoh yang kurang baik.
Sikapi setiap tahap perkembangan si Kecil dengan tepat. Jangan sampai si Kecil terlarut dalam kebiasaan berbohong atau kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Jadilah contoh yang baik. Ingat, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
(NB/ RH)