Tips Parenting

Mengenal Pola Asuh Good Enough Parenting

Ayu Maharani, 23 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Good enough parenting dianggap pola asuh yang baik dan realistis untuk dilakukan. Mari cari tahu lebih lanjut di sini.

Mengenal Pola Asuh Good Enough Parenting

Terkadang, kesempurnaan bukanlah hal yang dibutuhkan anak-anak dari orangtuanya. Kita sendiri pun sebenarnya tak bisa selalu jadi orangtua super. Konsep seperti itu tertuang dalam pola asuh good enough parent.

Pola asuh tersebut dianggap menjadi konsep yang paling realistis dan masuk akal untuk diterapkan kepada anak. Mari mengenal good enough parenting lebih jauh menurut psikolog.

 

1 dari 2

Apa Itu Pola Asuh Good Enough Parenting?

Mengutip dari Psychology Today, good enough parenting dipopulerkan oleh Donald Winnicott, seorang dokter spesialis anak dan psikoanalisis asal Inggris, lewat bukunya yang berjudul A Good Enough Parent.

Artikel lainnya: Bunda, Ini Dia Kekurangan dan Kelebihan Pola Asuh Yes Parenting!

Sebenarnya, cukup sulit mendefinisikan good enough parenting secara khusus. Pada dasarnya, konsep ini merupakan pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anak dengan takaran yang cukup, yaitu tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.

Adapun ciri-ciri konsep good enough parent atau orangtua yang cukup baik antara lain:

  • Tak Berusaha Jadi Sempurna dan Tak Berharap Anaknya Sempurna

Orangtua yang cukup baik tidak berusaha menjadi sempurna dan tidak mengharapkan kesempurnaan dari anak-anaknya. Kesempurnaan tidak berada dalam jangkauan manusia biasa.

Upaya untuk mencapai hasil sempurna biasanya mengganggu respons terhadap ketidaksempurnaan orang lain, termasuk anak sendiri. Akibatnya, hubungan antarmanusia menjadi terganggu.

Keyakinan akan kesempurnaan justru dapat mendorong anak untuk suka menyalahkan. Jika ada masalah muncul, maka itu dianggap sebagai kesalahan seseorang. Padahal, tak selalu begitu.

Menyalahkan keadaan tidak pernah membantu. Kebiasaan saling menyalahkan di dalam keluarga dianggap sebagai kutukan oleh Winnicott.

  • Saling Memahami dan Menghormati Kondisi Masing-Masing

Orangtua yang cukup baik tidak menganggap diri mereka sebagai produsen, pencipta, atau pembentuk anak-anak. Mereka melihat anak-anak sebagai manusia yang utuh.

Mereka memahami, hubungan orangtua dan anak seharusnya berjalan dua arah. Kedua belah pihak sama pentingnya, serta berhak atas kebahagiaan dan kesempatan untuk menciptakan tujuan sendiri. Semuanya berhak untuk mencapainya selama tidak merugikan orang lain.

Anak-anak pada umumnya tidak sebaik orang dewasa dalam menyatakan alasan atau berdebat secara logis. Tidak adil bagi mereka bila Anda mengharapkan anak selalu memberikan alasan yang baik atas apa yang mereka lakukan.

Menurut Winnicott, upaya orangtua untuk berdebat dengan anak terlalu sering mengarah ke kondisi menjatuhkan dan mempermalukan. Sebab, ortu sering kali ingin mendapatkan jawaban yang sempurna dari anaknya.

  • Mengutamakan Pengalaman Masa Kecil Dibandingkan Masa Dewasa Nanti

Kita semua ingin anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang baik. Namun, dalam konsep good enough parent, masa depan anak sebenarnya tanggung jawabnya sendiri, bukan orangtua.

Menjadi good enough parent berarti menyadari bahwa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mengarahkan anak ke pintu masa depan adalah masa kecil yang bahagia.

Anak-anak yang memiliki perasaan aman, didukung, dan dipercaya dapat memetakan masa depan mereka sendiri dengan memuaskan.

Artikel lainnya: Stimulasi dan Pola Asuh untuk Membangun Anak Generasi Platinum

  • Memberi Bantuan Secukupnya

Orangtua yang cukup baik memberikan bantuan yang dibutuhkan anak. Mereka tidak akan memberikan lebih dari apa yang dibutuhkan, apalagi sampai mengambil alih tugas sepenuhnya.

Ayah dan ibu yang menerapkan pola asuh ini akan membiarkan anak-anak mereka mandiri, berani mengambil risiko, dan menerima konsekuensi.

Orangtua yang cukup baik juga membiarkan anaknya melakukan kesalahan dan gagal. Sebab, mereka tahu dua hal tersebut adalah komponen pembelajaran yang tak terhindarkan dalam hidup.

  • Tidak Mudah Termakan Teori dan Omongan

Menurut Winnicott, orangtua yang menerapkan good enough parenting tidak menelan mentah-mentah suatu nasihat atau gaya pengasuhan terbaru.

Mereka bahkan tidak terlalu peduli dengan cara orang lain menilai pola asuhnya. Ayah dan ibu lebih cenderung mencari nasihat dari kerabat yang benar-benar mengenal keluarganya, sehingga saran yang didapat lebih sesuai.

Artikel lainnya: Manfaat Slow Parenting atau Pola Asuh Lambat Bagi Anak

2 dari 2

Good Enough Parenting Jadi Pola Asuh Paling Baik?

Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog berpendapat, meski ada banyak kelebihan, kita tidak bisa langsung menyimpulkan pola inilah yang paling baik.

“Intinya, dengan menerapkan konsep ini, tidak hanya anak yang mendapatkan dampak positifnya, melainkan orangtua juga. Kesejahteraan psikologis sebagai ayah dan ibu menjadi lebih terpelihara,” jelasnya.

Untuk menerapkan pola asuh ini, Psikolog Gracia menyarankan ayah dan ibu untuk terlebih dahulu menerima dirinya sebagai insan manusia yang tidak sempurna. Tetapi, keduanya tetap mengusahakan yang terbaik semampunya.

“Belajarlah untuk mengakui, menerima kelebihan, serta kekurangan. Ketidaksempurnaan adalah hal yang membantu kita belajar mengembangkan diri,” ujar Gracia.

“Berlatihlah mengembangkan konsep good enough untuk diri sendiri dulu dan pasangan, sebelum Anda benar-benar menerapkannya ke anak,” sarannya.

Jika sikap saling menghargai dan bekerja sama dalam segala situasi sudah menjadi kebiasaan, maka menerapkan konsep good enough parent akan lebih mudah.

Ada pertanyaan seputar pola asuh dan kesehatan mental keluarga? Jangan sungkan berkonsultasi ke psikolog melalui fitur Live Chat di KlikDokter.

(FR/JKT)

pola asuh
Anak
kesehatan mental