Nonton ajang turnamen bola dunia dengan anak bisa jadi seru dan mengasyikkan. Lewat kegiatan menonton pertandingan sepak bola, Mama dan Papa dapat menularkan hal positif kepada anak, salah satunya menumbuhkan minat terhadap olahraga tersebut.
Pasalnya, zaman digital membuat anak cenderung malas olahraga dan lebih banyak berada di depan layar gawai atau televisi. Gaya hidup sedenter ini membuat anak lebih berisiko mengalami obesitas dan berbagai penyakit kronis lainnya di kemudian hari.
Faktanya, hanya satu dari tiga anak yang benar-benar aktif secara fisik setiap hari. Padahal, banyak bergerak, seperti melakukan olahraga, merupakan kunci utama untuk mendapatkan tubuh yang sehat hingga dewasa kelak.
Artikel Lainnya: Jenis Olahraga yang Sesuai untuk Anak Anda
Manfaat Sepak Bola untuk Anak
Bila anak menyukai sepak bola, ia cenderung akan menirunya. Terlebih, sepak bola termasuk permainan yang menyenangkan bersama teman seusianya. Bila dilakuka secara rutin, akan ada manfaat sepak bola untuk anak, di antaranya:
1. Meraih Berat Badan Ideal dan Sehat
Menurut survei Pemeriksaan Kesehatan Gizi Nasional oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, 17 persen anak-anak di AS usia 2-19 tahun mengalami obesitas.
Nah, sepak bola dapat membantu mengurangi persentase ini. Alasannya, sepak bola melibatkan pemainnya untuk berlari lebih banyak. Hal ini membuat jantung berdebar cepat serta dapat membakar ratusan kalori lebih banyak, ketimbang tidak berolahraga.
2. Menguatkan Otot Anak
Sebetulnya ada banyak olahraga lain yang melibatkan kerja banyak otot. Namun gerakan seperti menyundul, menendang, menggunakan dada untuk mengontrol bola, dan teknik lainnya, membuat para pemainnya untuk menguasai koordinasi seluruh bagian tubuh.
Efeknya, gerakan-gerakan yang dilakukan secara rutin ini dapat membantu memperkuat otot si Kecil.
3. Mengasah Otak Anak
Selain menyehatkan secara fisik, sepak bola juga memberikan manfaat kognitif untuk anak. Gerakan cepat dari olahraga ini menuntut pemain sepak bola untuk mengubah arah gerakan dan kecepatan dalam hitungan detik.
4. Memupuk Kerja Sama Tim
Menjadi pemain di lapangan hijau bukan berarti bergerak sesuka hati mengabaikan pemain lain. Bahkan, pelatih harus terus berkomunikasi dengan para pemainnya di sela pertandingan, begitu juga antarpemain.
Hal ini membantu anak untuk memupuk kerja sama dengan para pemain lainya.
Artikel Lainnya: Waktu Terbaik untuk Mengenalkan Olahraga pada Anak
Namun, Bagaimana Jika Anak Malas Olahraga?
Mama dan Papa tidak perlu khawatir dengan hal ini. Menurut penjelasan dari dr. Kartika Mayasari ada beberapa tips agar anak bisa suka dengan olahraga, di antaranya:
1. Beraktivitas Bersama Teman
Mama dan Papa dapat mengundang teman-teman anak untuk melakukan olahraga bersama. Apalagi sepak bola sendiri merupakan olahraga beregu. Inisiatif ini dapat membuat anak gembira dapat bermain bersama teman-temannya dan berkeringat. Pastinya lebih seru dan sehat!
2. Batasi Menonton Televisi
Menonton televisi sebenarnya tidak dilarang. Namun, satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah durasinya. Ini karena jika anak terlalu asyik menonton televisi, maka kebiasaan ini akan menjadikannya malas untuk melakukan aktivitas fisik.
Idealnya, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), seorang anak tidak boleh menonton televisi lebih dari 1-2 jam. Hal yang sama berlaku untuk penggunaan komputer dan gawai.
Artikel Lainnya: Anak Nonton TV dari Jarak Dekat, Apa Ada Masalah Penglihatan?
3. Pilih Waktu yang Tepat
Mengantuk dapat merusak suasana hati si Kecil untuk olahraga. Untuk itu, orangtua harus pintar-pintar memilih waktu untuk memulai olahraga bersama anak. Mama dan Papa dapat melakukannya sebelum dia berangkat sekolah atau saat sore hari.
Durasi olahraga juga perlu diperhatikan. AAP menganjurkan bahwa durasi aktivitas fisik anak-anak usia sekolah (6 tahun ke atas) paling sedikit 60 menit sehari.
Jumlah ini tak perlu dilakukan dalam satu waktu, melainkan dapat dibagi-bagi ke dalam beberapa jenis aktivitas dengan durasi yang lebih singkat. Sebagai contoh, 30 menit untuk bersepeda pulang-pergi ke sekolah dan 30 menit untuk bermain sepak bola di sekolah.
Pada tahapan usia sekolah, orangtua pun bisa mulai mendaftarkan si Kecil ke dalam klub olahraga atau ekstrakurikuler yang mereka sukai seperti futsal, karate, basket, bulutangkis, atau klub tari.
4. Jangan Memaksa
Hindari memaksakan jenis olahraga tertentu kepada anak sesuai dengan keinginan Mama dan Papa. Memaksakan sesuatu hanya akan membuatnya malas-malasan untuk melakukannya. Pada akhirnya, ini bisa membuat anak trauma dengan olahraga.
Artikel Lainnya: 6 Manfaat Olahraga untuk Tumbuh Kembang Anak
Begitu pentingnya olahraga untuk mendukung tumbuh kembang anak. Sebagai orang tua, Mama dan Papa dapat memanfaatkan momen pesta bola dunia di tahun 2022 ini dengan nonton bareng anak untuk menumbuhkan minat dan semangatnya untuk berlatih fisik.
Jangan lupa untuk mendukung aktivitas hariannya dengan memberikan anak menu harian yang bergizi seimbang, ya! Jika masih kesulitan dalam meningkatkan aktivitas fisik anak, Mama dan Papa bisa berkonsultasi dengan dokter anak.
Untuk lebih mudah, gunakan layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Mama dan Papa tidak cuma dapat berkonsultasi saja, tapi juga bisa mengakses berbagai informasi kesehatan yang bermanfaat. Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu di mana pun dan kapan pun!
[RN/ RVS]