Punya anak penurut dapat menghemat energi dan kesabaran orangtua. Sayangnya, tidak semua anak memiliki sikap yang baik. Ada berbagai penyebab anak menjadi nakal atau memiliki tingkah laku yang buruk.
Tingkah laku buruk yang dimaksud adalah suka melanggar peraturan, membantah ucapan, tidak mendengarkan, memukul, menggigit, bahkan tak menutup kemungkinan ia untuk merusak atau mencuri sesuatu.
Sebagai orangtua, tentu Anda merasa tak pernah mengajari hal tersebut. Namun, ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab anak bersikap nakal.
Berikut penyebab anak menjadi nakal yang harus orangtua tahu:
1. Anak Berusaha Mencari Perhatian
Mungkin Anda sudah merasa menjadi orang tua yang baik dengan cara memberikan anak banyak mainan.
Akan tetapi, coba ingat-ingat lagi, apakah Anda sering meluangkan waktu untuk menemaninya bermain, mengobrol, atau menghadiri acara di sekolahnya?
Artikel Lainnya: Benarkah Anak Kedua Lebih Bandel Dari Anak Pertama? Ini kata Ahli
Apakah saat berbicara dengan si kecil, Anda benar-benar mendengarkan dan menatap matanya?
Saat dia berprestasi dan menunjukkan hasilnya kepada Anda, apakah Anda mengapresiasinya?
Jika kebanyakan jawabannya “tidak”, bisa saja anak berubah menjadi nakal untuk mencari perhatian orangtuanya.
Anak bisa berpikir, kalau menjadi baik tidak diperhatikan, lebih baik dia menjadi anak nakal agar lebih orangtuanya lebih memperhatikannya.
Artikel Lainnya: Sikap Orang Tua yang Bikin Anak Membangkang
2. Pola Asuh kurang tepat
Selain tidak memberikan perhatian penuh, faktor penyebab anak nakal adalah pola asuh yang kurang tepat.
Biasanya, kondisi seperti ini dapat dialami oleh anak yang memiliki orangtua sering mengkritik, terlalu protektif, atau suka melakukan kekerasan di rumah.
3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena sangat ingin mengetahui suatu hal, anak sering menunjukkan perilaku yang terkadang kurang masuk akal.
Misalnya saja, anak dapat berusaha mengambil dan mengangkat ikan dari akuarium atau membuka buku, lalu menyobeknya.
Sebenarnya beberapa hal itu dilakukan oleh anak tanpa niat jahat. Ia hanya ingin tahu, bagaimana jika hewan yang hidup di air tak lagi berada di air. Ia mungkin ingin tahu, apa sebenarnya yang ada di dalam buku berwarna menarik itu.
Sayangnya, rasa ingin tahu yang muncul belum berjalan lurus dengan perkembangan fungsi otaknya. Sehingga, anak belum tahu mana perilaku yang benar dan salah.
Artikel Lainnya: Sikap Orang Tua yang Bisa Merusak Anak
4. Belum Bisa Berkomunikasi dengan Baik
Faktor pemicu anak nakal yang satu ini cukup berkaitan dengan penyebab pertama.
Anak dapat kesulitan menyampaikan beberapa hal, termasuk ketika ia sedang merasa tidak diperhatikan. Hal ini wajar terjadi karena beberapa anak belum bisa berkomunikasi dengan baik.
Oleh karena itu, untuk menyampaikan maksudnya, kadang anak dapat berteriak dan menangis kencang, memukul, atau menggigit. Jika dia melakukan salah satu atau bahkan ketiganya, cobalah untuk bersabar.
Berikan dia kasih sayang agar emosinya mereda dan coba tanyakan baik-baik maksudnya. Saat sudah tenang, umumnya anak dapat berbicara mengenai kemauannya dengan lebih jelas.
5. Punya Masalah Medis Tertentu
Ada beberapa kondisi medis yang memicu anak untuk lebih agresif dan menjadi nakal.
Kondisi tersebut di antaranya, seperti autisme, ADHD, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, atau gangguan kompulsif obsesif.
Selain itu, anak dengan disleksia juga lebih sulit belajar dan cenderung mudah frustrasi.
Karena tak mampu mengikuti pelajaran, anak dengan disleksia dapat memberi respons negatif, seperti memberontak, tidak mau mengerjakan tugas, dan selalu ingin membolos kelas.
Artikel Lainnya: Orang Tua Sering Berteriak pada Anak, Ini Efek Negatifnya
6. Mencontoh Perilaku orang lain
Anak-anak mudah meniru perilaku orang di sekitarnya. Maka itu, sangat penting bagi orangtua untuk mengawasi anak saat bermain atau menonton tayangan di televisi.
Saat melihat anak meniru hal buruk dari televisi, Anda dapat segera menghentikannya dan memberi pengertian bahwa hal tersebut tidak baik dilakukan.
7. Menguji Kesabaran
Ketika orangtua membuat aturan, terkadang anak-anak ingin mengetahui apakah peraturan itu benar diberlakukan atau tidak.
Caranya, si kecil dapat dengan sengaja melanggar aturan itu dan membuat ortu menganggapnya sebagai anak nakal.
Untuk mencegah kondisi tersebut, orangtua perlu serius menerapkan aturan dan batasan yang jelas. Anda juga dapat memberikan konsekuensi kepada anak apabila ia melanggarnya.
Artikel Lainnya: Anak Suka Membantah, Ini Cara Bunda Menghadapinya
8. Belum Mampu Mengendalikan Emosi
Terkadang anak-anak tidak mengetahui cara mengendalikan emosinya. Ketika sedih atau kecewa, ia bisa mengeluarkan emosinya dengan bertingkah buruk, berteriak, atau bahkan menangis sehingga Anda menganggapnya sebagai anak nakal.
9. Ingin Bebas tanpa diatur
Semakin bertambah usia, anak semakin ingin melakukan kegiatan yang mereka suka tanpa dibatasi. Ketika diberikan batasan oleh orangtua, anak dapat memberontak.
Jika demikian, orangtua perlu mencoba banyak berbicara serta mendengarkan isi hati dan pikiran anak.
10. Ingin Memperlihatkan Kekuasaannya
Sikap anak yang menentang saat dinasihati oleh orangtua dapat menunjukkan bahwa ia sedang memperlihatkan kekuasaannya. Hal ini wajar terjadi di masa perkembangan anak.
Di sini orangtua perlu sering berbicara dan berdiskusi baik dengan anak. Berikan pengertian secara perlahan agar anak tidak merasa terintimidasi dan maksud orangtua dapat tersampaikan dengan baik.
Itu dia penyebab anak menjadi nakal yang orangtua wajib ketahui. Ada faktor yang disebabkan oleh orangtua dan ada pula faktor dari anak itu sendiri.
Orangtua perlu sabar mengatasi kenakalan anak dan mencari cara mendisiplinkan yang tepat agar anak tidak trauma.
Ketahui informasi tips parenting lainnya dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)