Orang tua yang selalu terlibat dalam kegiatan anak umumnya bertujuan supaya si Kecil mendapatkan yang terbaik. Namun, bila anak sudah beranjak remaja, ada baiknya orang tua mulai memberikan kebebasan pada mereka. Hal ini supaya keterampilan hidup yang dimiliki si Kecil bisa berkembang dengan optimal.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, kebebasan diartikan sebagai sebuah kondisi dimana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan diri tanpa campur tangan orang lain. Nah, supaya proses tersebut tidak keluar batas, berikut beberapa hal yang perlu orang tua perhatikan dalam memberi kebebasan pada anak:
Artikel lainnya: Awas, Anak Sering Main Gawai Jadi Gampang Pusing
Tetapkan aturan sebelum memberikan handphone
Dilansir dari Realsimple.com, rata-rata anak Amerika mendapatkan smartphone pertama mereka di usia 10 tahun. Menurut Executive Editor of Common Sense Media, Sierra Filucci, bila Anda memberikannya di bawah usia sekolah dasar, anak masih belum mengerti bahwa yang ditampilkan oleh ponsel tersebut bisa berbeda dengan tampilan di dunia nyata.
Nah, setelah usia anak cukup dan Anda telah memberikannya sebuah ponsel pintar, hal yang selanjutnya bisa dilakukan adalah menerapkan aturan tentang pengiriman sesuatu via obrolan (chat), persetujuan pertemanan, hingga pengunggahan konten di media sosial. Tidak perlu ada aturan pemeriksaan handphone setiap hari, karena itu menunjukkan rasa tidak percaya dan tidak menghargai privasi.
Sedari awal saat memberikan ponsel, cukup tekankan bahwa anak sangat dilarang untuk mengunggah segala sesuatu yang berbau SARA; jangan sembarang menerima pertemanan dari orang yang tidak dikenal; dan bila ada kiriman obrolan atau konten sensitif/dogmatis dari seseorang, jangan sungkan untuk memberitahukan hal itu kepada orang tua.
Artikel Lainnya: Bolehkah Orangtua Mengecek Isi Ponsel Remaja? Ini Kata Psikolog
Dekat dengan teman-temannya
Ketika beranjak remaja, anak Anda biasanya akan lebih “terbuka” kepada teman ketimbang orang tuanya sendiri. Hal tersebut wajar, dan yang bisa Anda lakukan adalah menghargai keputusannya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan agar Anda bisa memberikan kebebasan pertemanan kepada buah hati sambil tetap mengontrol pergaulannya? Cara paling mudah adalah mendekatkan diri dengan teman-teman sepergaulannya. Misalnya, Anda bisa mulai mengenal dekat dengan cara mengantar atau menjemput mereka saat pergi ke sekolah, mengajak makan malam atau makan siang bersama, dan bila memungkinkan berteman jugalah dengan orang tua sahabat-sahabat anak Anda.
Dengan itu semua, secara tidak langsung Anda bisa jadi mengontrol pola pertemanan si buah hati tanpa harus mencurigai berlebihan. Saat mereka pergi sendirian tanpa orang tua di waktu-waktu tertentu, Anda pun menjadi lebih percaya karena sudah kenal dan tahu karakter dari masing-masing teman anak Anda.
Tawarkan pilihan
Orang dewasa sering lupa bahwa remaja sudah mulai bisa memilih dengan segala pengetahuan yang dimilikinya. Meski pemikiran tersebut belum dilandasi oleh sudut pandang berbeda, jangka panjang, dan risiko yang ada di baliknya, Anda harus tetap memberikan kesempatan pada anak remaja untuk memilih sendiri apa yang diinginkannya.
Dengan membebaskannya memilih, anak Anda akan belajar bertanggung jawab atas segala hal yang sudah dipilihnya tersebut. Misalnya yang dipilihnya ternyata buruk, biarkan ia merasakan konsekuensinya supaya dapat belajar dan tidak mengulang pilihan tersebut. Apabila keadaannya memang terbilang sangat parah, barulah Anda terjun langsung untuk membantu anak terlepas dari masalahnya.
Memberi kebebasan pada anak, khususnya remaja, perlu teknik khusus yang membutuhkan kesabaran ekstra. Selain itu, orang tua juga perlu tahu bahwa kebebasan dan kontrol pada anak remaja haruslah berjalan berdampingan. Dengan demikian, anak remaja Anda pasti akan tumbuh menjadi orang yang percaya diri dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri.
(NB/ RVS)