Slime, mainan elastis dengan beraneka ragam warna, sukses menjadi mainan anak-anak yang populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Tapi bukan hanya anak-anak, ternyata sebagian orang dewasa pun gemar memainkannya. Namun, sebelum memberikannya pada si Kecil, ada baiknya Anda terlebih dahulu memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
Bukan hanya karena teksturnya yang unik untuk dipegang dan dikepal-kepal, Slime dianjurkan untuk menjadi salah satu mainan sehari-hari si Kecil karena memiliki beberapa manfaat baik.
Bagi anak usia balita, mainan Slime bisa menjadi sarana yang baik untuk menstimulasi kemampuan sensoriknya. Sementara bagi anak yang lebih besar, Slime bisa melatih kreativitas dan menjadi wadah dalam mempelajari reaksi kimia, terutama jika si Kecil ingin mencoba membuat Slime sendiri.
Di sisi lain, Slime juga dapat berguna bagi orang dewasa. Salah satunya adalah untuk meredakan stres. Meski belum banyak studi ilmiah yang dilakukan, namun beberapa ahli telah berpendapat bahwa meremas Slime atau bahan kenyal lainnya bisa mengurangi ketegangan, sehingga bisa membantu seseorang menjadi lebih rileks.
Meski memiliki banyak manfaat, tetap ada beberapa hal yang harus Anda pikirkan jika si Kecil bermain Slime. Hal ini karena zat kimia yang sering terkandung dalam Slime, misalnya boraks, merupakan zat yang beracun jika sampai tertelan.
Agar mainan slime bisa aman dan bermanfaat
Oleh sebab itu, agar mainan Slime bisa aman dan bermanfaat bagi si Kecil, perhatikan empat hal ini sebelum Anda memberikannya:
-
Dampingi si Kecil saat bermain Slime
Terutama jika si Kecil masih berusia balita, Anda atau orang dewasa lain yang bisa dipercaya wajib mendampingi si Kecil saat bermain Slime. Hal ini penting untuk mencegah si Kecil menelan Slime atau mengucek mata dengan tangan yang baru saja menyentuh Slime.
Jika tak ada orang dewasa yang dapat berada terus-menerus di samping si Kecil, sebaiknya bermainnya ditunda dulu. Tapi jika si Kecil sudah berusia sekolah dasar, ia tak selalu harus didampingi, asalkan si Kecil juga sudah mengerti betul bahwa ia tak boleh menelan Slime.
-
Lebih baik membuat Slime sendiri
Dengan membuat Slime sendiri, Anda jadi bisa mengontrol sepenuhnya kandungan apa saja yang terdapat di dalamnya. Selain itu, saat membuat Slime-nya sendiri, si Kecil juga bisa belajar bereksperimen dengan bahan sederhana seperti lem, baking powder, obat tetes mata, dan pewarna makanan.
Untuk anak balita, Anda bahkan bisa membuat Slime yang dapat dimakan. Salah satu caranya adalah dengan mencampurkan kental manis dan tepung maizena, lalu panaskan adonan tersebut di atas kompor dan teteskan pewarna makanan.
-
Segera cuci tangan setelah bermain Slime
Jika si Kecil bermain Slime yang mengandung zat kimia, pastikan ia langsung mencuci tangan segera setelah selesai bermain. Ajarkan si Kecil untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun agar memastikan tangannya benar-benar bersih dari bahan yang terkandung di dalam Slime.
-
Pastikan Si Kecil tak memiliki alergi terhadap kandungan Slime
Meski cukup jarang terjadi, beberapa anak diketahui memiliki alergi terhadap boraks. Pada kondisi tersebut, si Kecil sebaiknya tak bermain dengan Slime yang mengandung boraks. Sebab, hal tersebut bisa menimbulkan keluhan gatal dan kemerahan pada kulit si Kecil.
Selain keempat hal di atas, hal yang juga penting diperhatikan sebelum memberi si Kecil mainan Slime adalah membatasi lokasi bermainnya, misalnya di sebuah meja atau papan. Tujuannya adalah agar sisa-sisa Slime tak tersebar di berbagai tempat, sehingga tak akan membahayakan siapa pun. Setelah Anda memperhatikan semua itu, baru Anda boleh memberikan mainan Slime pada si Kecil.
[MS/ RVS]