Urusan pekerjaan sering menjadi alasan mengapa anak dititipkan di rumah kakek dan neneknya. Biasanya, orang tua akan menitipkan anak pada pagi hari sebelum berangkat kerja, lalu dijemput lagi setelah pulang ngantor.
Ada juga anak yang dititipkan selama bertahun-tahun. Hal tersebut kerap terjadi ketika ortu memutuskan bekerja di luar kota atau luar negeri. Alhasil, kakek atau nenek menjadi pengasuh utama anak.
Lantas, adakah dampak negatif akibat kelamaan atau terlalu sering menitipkan anak kepada kakek dan neneknya?
Efek Negatif Anak Dititipkan di Rumah Kakek dan Nenek
Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, mengatakan berada dalam asuhan kakek dan neneknya bisa berdampak pada emosional anak.
“Pemenuhan kebutuhan emosional anak dari orang tua dapat terhambat. Terutama kepada anak yang baru lahir hingga berusia kanak-kanak awal. Di masa itu, peran orang tua untuk hadir secara fisik dan emosional sangat penting guna mendukung perkembangan anak yang optimal,” jelas psikolog Gracia.
Apalagi, pola asuh antara orang tua dan kakek nenek biasanya berbeda. Efeknya, perkembangan emosi dan perilaku anak bisa terganggu.
Berikut beberapa contoh masalah emosi dan perilaku anak yang bisa ortu amati:
- Anak sulit dekat secara emosional dengan orang tua.
- Anak sulit mengekspresikan emosinya dan lebih banyak menutupi perasaannya.
- Anak sulit mengontrol emosi, sehingga dapat dilampiaskan dalam perilaku agresi atau justru pasif.
- Anak sulit menaati peraturan atau rebel.
Selain itu, kondisi fisik serta emosional dari kakek-nenek juga dapat memengaruhi proses pengasuhan.
“Kakek dan nenek mungkin stres dengan beban pengasuhan. Dengan kondisi mereka yang lebih terbatas dibandingkan orang tua, tentunya ini berdampak kepada kesejahteraan psikologis kakek-nenek maupun cucu yang mereka asuh,” psikolog Gracia menambahkan.
Artikel Lainnya: Yang Perlu Diperhatikan Saat Menitipkan Anak pada Orang Tua
Tak Melulu Negatif, Ada Juga Dampak Positifnya
Sederet dampak negatif memang berisiko terjadi ketika anak diasuh kakek dan neneknya. Namun, lain halnya jika komunikasi antara orang tua serta kakek dan nenek berjalan lancar.
Maksudnya, jika ortu dan kakek-nenek bisa bekerja sama dalam menerapkan pengasuhan yang tepat serta konsisten, perkembangan anak justru menjadi positif hasilnya.
“Terlebih saat kakek dan nenek bisa memenuhi kebutuhan emosional anak. Bisa dilakukan dengan membangun kedekatan emosional, keterbukaan, dan peka terhadap kebutuhan maupun kondisi anak,” jelas psikolog Gracia.
Oleh karena itu, ortu dan kakek-nenek perlu membangun komunikasi yang intens perihal pola asuh anak.
Artikel Lainnya: 9 Kiat Memilih Day Care untuk Anak
Tips Meminimalkan Risiko Akibat Menitipkan Anak
Tidak ada salahnya menitipkan anak diasuh oleh kakek nenek. Kuncinya, ortu harus rajin berkomunikasi, baik dengan anak atau kakek dan neneknya. Walaupun tidak bisa dirasakan secara langsung, rutin berkomunikasi dapat menjaga kedekatan emosional antara orang tua dan anak.
“Artinya, menitipkan anak untuk diasuh kakek neneknya tidak selalu buruk selama orang tua dapat memenuhi kebutuhan emosional anak. Misalnya, rutin meluangkan waktu untuk anak setiap malam dan pagi atau sebelum dan setelah kerja untuk memantau perkembangan anak,” psikolog Gracia menerangkan.
Sedangkan komunikasi antara orang tua dengan kakek-nenek sifatnya juga penting untuk memantau perkembangan anak, saling tukar pendapat, atau menerapkan batasan pengasuhan yang jelas.
Di era serba canggih ini, orang tua punya banyak pilihan untuk berkomunikasi dengan buah hatinya, misalnya melalui telepon atau video call. Dengan demikian, diharapkan anak mau menceritakan kejadian atau kesulitan yang ia alami sehari-hari.
Itu dia sederet risiko dan segelintir manfaat yang didapat ketika menitipkan pengasuhan anak kepada kakek dan neneknya. Apabila masih ada yang ingin diketahui lebih lanjut tentang tips parenting, baca terus artikel di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)