Tips Parenting

Punya Ortu Lansia, Kata-Kata Ini Pantang Diucapkan!

Ayu Maharani, 06 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Hubungan anak dengan orangtua yang lanjut usia kadang tidak baik hanya karena komunikasi. Pahamilah, kata-kata yang pantang dilontarkan kepada mereka.

Punya Ortu Lansia, Kata-Kata Ini Pantang Diucapkan!

Masih memiliki ayah dan ibu di usia 25 tahun ke atas tentu menjadi berkat tersendiri. Sebagian ada yang menjadikan hal itu sebagai momen untuk membalas budi. 

Lalu, sebagian lagi justru memiliki hubungan yang semakin menjauh karena pola komunikasi yang keliru. 

Ya, ketersinggungan bisa terjadi karena Anda belum mengetahui kata-kata seperti yang tidak boleh diucapkan kepada orangtua, khususnya ketika mereka benar-benar mulai menua. 

Menunjukkan empati dan pemahaman tentang perspektif mereka menjadi kunci untuk berinteraksi secara positif kepada orangtua. 

Meski penurunan daya ingat, berpikir, bicara, dan beraktivitas kadang membuat orang muda kehilangan kesabaran, percayalah, mereka juga tidak menginginkan hal tersebut. 

Cara menghadapi orang tua yang sudah lanjut usia bermula dari menyaring terlebih dulu kata-kata yang akan kita lontarkan. 

Artikel Lainnya: 7 Cara Hidup Lebih Sehat bagi Para Lansia

Sejumlah kalimat yang sebaiknya tidak Anda katakan kepada ayah atau ibu yang telah menua, yaitu:

1 dari 4

1. “Ayah/Ibu Selalu Menceritakan/Mengulang Hal yang Sama!”

Ikhsan Bella Persada, M. Psi., Psikolog mengatakan, “Bosan saat orang tua bercerita tentang pengalaman masa lalunya akan membuat mereka merasa tidak menarik lagi.” 

Perkataan tersebut mungkin sepele bagi Anda, tetapi itu cukup menyakitkan untuk mereka. 

Agar Anda tidak mendengar cerita yang sama berulang kali, lebih ajukan pertanyaan yang mengarahkan atau menimbulkan cerita berbeda.

Selain itu, Anda juga bisa meminta ayah atau ibu untuk membagikan kenangan tentang ulang tahun favoritnya. Pertanyaan seputar silsilah keluarga dan lain sebagainya juga bisa dilontarkan untuk mengalihkan ia mengulang topik yang sama. 

Pilihlah pertanyaan dan topik yang positif, jangan yang menimbulkan kesedihan atau kenangan pahit.

2. “Ayah/Ibu Harus Pakai Tongkat!”

Banyak lansia yang menghindari penggunaan tongkat atau alat bantu jalan karena takut terlihat tua dan lemah. 

Daripada langsung memaksakan, lebih baik jelaskan baik-baik tentang kekhawatiran Anda. 

Sebagai anak, Anda tak mau orang tuanya jatuh dan menderita cedera serius. Alat tersebut bisa mencegah hal itu terjadi. 

Tak ada salahnya memuji penampilan ayah atau ibu Anda. Katakan bahwa ia tak terlihat buruk hanya karena menggunakan tongkat. 

Artikel Lainnya: 3 Olahraga yang Tepat untuk Lansia di Akhir Pekan

2 dari 4

3. “Ayah/Ibu Tinggal Saja di Rumah Kami!”

Menyuruh orangtua untuk langsung tinggal di rumah Anda tanpa mendiskusikannya dulu justru akan merenggut kebebasan mereka. 

Bukannya merasakan perhatian dari Anda, ayah atau ibu justru menjadi sensitif setiap topik pindah rumah disinggung. 

Ketimbang langsung menyuruh seperti itu, lebih baik diskusikan dulu secara baik-baik. Ungkapkan perasaan khawatir Anda dan cobalah untuk mencari solusi yang paling baik untuk kedua belah pihak. 

Jika orangtua Anda tidak mau pindah, lebih baik sediakan perawat dan orang yang membantunya di rumah. Memasang sistem peringatan darurat juga bisa jadi solusinya. 

Bagaimana pun juga, mereka memang akan lebih nyaman tinggal di rumah sendiri daripada harus “menumpang” di rumah anak. 

4. “Ayah/Ibu Terlalu Tua untuk Mengemudi Sendiri!”

Melepas kunci mobil bisa menjadi salah satu bagian paling sulit dari penuaan, terutama bagi pria. 

Meski di dalam hati mereka percaya bahwa masih cukup muda untuk mengemudi, gangguan kognitif atau fisik akan meningkatkan risiko kecelakaan. 

Daripada langsung menyuruhnya berhenti, lebih baik ungkapkan kekhawatiran Anda secara baik-baik. 

Jika ingin berkendara, lakukan di lokasi yang dekat saja. Untuk perjalanan yang cukup jauh, Anda bisa menyetir dan biarkan ayah duduk di samping agar ia tetap menikmati perjalanan (tidak langsung merasa lemah dan jadi penumpang biasa). 

Kadang, Anda juga memerlukan pihak ketiga seperti dokter atau terapis fisik untuk menjelaskan tentang keamanan berkendara di usia senja. 

Artikel Lainnya: Waspada 5 Penyebab Kondisi Lansia jadi Drop

3 dari 4

5. “Kok, Bisa Lupa, Sih?”

Psikolog Ikhsan mengatakan, “Sebaiknya Anda tidak marah-marah jika ayah atau ibu Anda menjadi pelupa. Hal itu bisa membuat mereka menjadi rendah diri.” 

Memarahi orangtua seolah-olah mereka adalah anak nakal adalah tindakan yang merendahkan dan tidak sopan. 

Jika Anda mengetahui bahwa orangtua sudah menunjukkan gejala pikun, lebih baik atasi dari awal dengan membantu mengatur jadwal atau menyimpan barang. 

6. “Kenapa Pakai Jaket, Kan, di Luar Panas?”

Kata-kata yang tidak boleh diucapkan kepada orangtua selanjutnya adalah tentang pakaian yang mereka kenakan. 

Penting untuk diingat bahwa kemampuan untuk mengatur suhu tubuh berubah seiring bertambahnya usia. 

Banyak lansia menjadi lebih sensitif terhadap suhu dan mudah merasa dingin daripada yang mereka yang masih muda. 

Jika cuaca benar-benar cerah, tetapi ortu Anda tetap khawatir, lebih baik sarankan mereka untuk mengenakan pakaian lengan panjang berbahan sejuk. Jaket atau syal bisa dibawa untuk berjaga-jaga, tetapi tak perlu dikenakan dulu. 

Artikel Lainnya: Olahraga Mencegah Pikun untuk Lansia

4 dari 4

7. “Ayah/Ibu Tidak Usah Melakukan Apa-Apa Dulu”

“Meski orangtua sakit, sebaiknya Anda tidak langsung menyuruhnya untuk tidak usah melakukan kegiatan apa pun,” saran psikolog Ikhsan.

Ia menambahkan, “Jika kata-kata itu dilontarkan, hal tersebut bisa membuat mereka menjadi rendah diri dan merasa tidak berharga. Pikiran negatif bahwa sudah tua itu tidak bisa melakukan apa-apa juga akan muncul.”

Itu dia cara menghadapi orangtua yang sudah lanjut usia dan kata-kata apa yang sebaiknya tidak keluar dari mulut Anda. Lakukan pola komunikasi yang baik agar hubungan orangtua dan anak senantiasa rukun. 

Untuk pertanyaan lain seputar kesehatan mental, bisa Anda konsultasikan pada psikolog kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.

(OVI/AYU) 

Lansia
kesehatan mental