Anak-anak, khususnya balita, belum dapat mengontrol emosinya dengan baik. Si kecil mungkin dapat menunjukan sikap agresif, seperti memukul, menggigit, atau mendorong orang di sekitarnya, termasuk kepada orangtua.
Apabila perilaku agresif anak terjadi intens atau sudah membuat khawatir, orangtua perlu mencari tahu penyebabnya. Baca terus ulasan berikut ini untuk mengetahui penyebab dan cara menghadapi anak yang agresif.
Penyebab Anak Berperilaku Agresif
Dijelaskan Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, emosi balita digambarkan sebagai terrible twos, yakni sikap agresif normal dan banyak ditunjukkan oleh anak usia sekitar 2 tahun.
Terkadang, anak menjadi agresif karena mereka merasa keinginannya akan terpenuhi dengan cara memukul atau menggigit.
Artikel Lainnya: Tips Mengatasi Anak yang Perfeksionis
Contoh, jika anak memukul orangtua karena tidak mau membelikan mainan. Kemudian, orangtuanya akhirnya menyerah dan membelikan mainan tersebut.
Hal itu membuat anak belajar bahwa berperilaku agresif dapat membuat keinginannya tercapai.
Apabila kasus tersebut terjadi pada anak, cobalah mengubah gaya atau pola asuh dan lebih bijaksana dalam memberikan apa yang anak inginkan.
“Kalau sifat agresif anak terjadi terus-menerus dan intensitasnya makin meningkat seiring waktu, sekalipun sudah berusaha diarahkan, maka bisa jadi ada faktor-faktor lain dan ada baiknya konsultasi dengan profesional,” ucap Psikolog Gracia.
Faktor lain yang dapat menyebabkan anak berperilaku agresif adalah sebagai berikut:
- Si kecil merasa frustrasi atau marah karena tidak bisa mengutarakan perasaan atau keinginannya.
- Mencontoh perilaku orang sekitar mereka, misalnya orang di rumah sering teriak-teriak, bersikap agresif, dan lain-lain.
- Si kecil impulsif karena memiliki kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
- Anak sedang belajar tentang lingkungannya atau mengenal arti dari sebab-akibat. Jadi, anak ingin menguji respons yang ia terima jika melakukan kekerasan.
Artikel Lainnya: Hal-Hal yang Bikin Anak Tidak Mandiri
Cara Mengatasi sikap Anak yang Agresif
Berikut adalah tips atau cara menenangkan anak yang berperilaku agresif.
1. Tetap Tenang dan Tegas
Jika anak menunjukan perilaku agresif, maka respons yang dapat orangtua berikan adalah tenang dan menanggapi dengan tegas. Hindari memarahi atau membentak anak saat mereka berperilaku agresif.
“Respons dengan tegas tapi tenang, tidak perlu merespon dengan kemarahan meledak-ledak atau sikap agresif juga, karena ini sama saja mencontohkan ke anak bahwa boleh bersikap seperti itu ke orang lain,” ucap Gracia.
2. Bawa Anak ke Tempat yang Lebih Tenang
Anda bisa mengajak si kecil ke area yang lebih sepi untuk membuatnya tenang. Tidak dianjurkan untuk langsung mengajukan pertanyaan atau menyuruh anak diam. Biarkan mereka meluapkan emosinya terlebih dahulu.
Setelah tenang, Anda bisa bertanya apa yang membuatnya menjadi sangat marah atau menangis, setelah mereka sudah lebih tenang.
Apabila anak tidak langsung menjawabnya, orangtua tidak perlu memaksa. Biarkan anak mengelola emosinya sendiri terlebih dahulu.
Artikel Lainnya: Kegiatan Amal yang Cocok Dilakukan Bersama Anak
3. Berikan Empati Kepada Anak
Saat anak bersikap agresif, tunjukkanlah empati kepada mereka. Jika orangtua mengenali apa yang membuat anak marah, maka cobalah berempati pada perasaan anak.
“Misalnya, anak marah karena mainannya direbut temannya. Anda bisa mencoba berempati dan mengatakan, ‘Adik marah karena mainannya diambil teman, ya? Tidak apa-apa, ya, sekali-kali mengalah,’ bisa seperti itu,” ucap Gracia memberikan contoh.
Namun, jangan berikan reward yang tidak perlu kepada anak. Membelikan mainan baru karena mainan anak direbut temannya hanya akan membuat sifat agresif mereka meningkat.
Sebaliknya, berikan reward jika anak mau berbagi pinjam mainan dengan temannya. Anda juga bisa memberikan hadiah jika anak sudah berusaha sabar saat mainannya direbut oleh temannya.
4. Ajak Anak Melakukan Hal yang Membuat Mereka Tenang
Dijelaskan oleh Gracia, orangtua perlu mengajarkan mekanisme koping emosi yang baik sejak dini. Hal itu dapat membantu anak melatih dan mengelola emosi mereka saat dewasa.
“Lakukan hal-hal yang menenangkan saat sedang emosi, seperti berhitung atau mengatur napas, dibantu dicontohkan oleh orangtua, dipeluk dan dielus, dan lain-lain. Disesuaikan dengan kebutuhan anak saat itu,” ucap Gracia.
Artikel Lainnya: Tips Tumbuhkan Rasa Empati pada Anak
5. Ajak Anak Mengenali Bentuk Sebab dan Akibat
Jika anak sudah bisa diajak berbicara, cobalah diskusikan situasi dan perilaku agresif mereka dengan kata-kata yang mudah dimengerti.
Misalnya, anak mendorong teman ketika mereka berebut mainan. Ibu bisa mengatakan pada anak seperti, ‘Adik tidak boleh mendorong teman seperti itu, kalau misalnya temannya jatuh dan luka bagaimana?’
Orangtua juga bisa mengatakan, ‘Kalau Adik dorong teman kayak tadi, mereka nanti tidak mau berteman lagi dan Adik jadi tidak punya teman, lho’.
Ketika melakukan hal tersebut, anak diharapkan paham dengan apa yang ia lakukan kepada orang lain. Si kecil juga dapat memiliki batasan atau mengelola sikap agresif yang dimilikinya.
Itu dia beberapa cara yang dapat orangtua lakukan untuk mengatasi sikap anak yang agresif.
Jika kesulitan dalam mengelola sifat amarah anak, konsultasi dengan psikolog melalui layanan LiveChat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)
Referensi:
Wawancara Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog
What to Expect. Diakses 2021. Managing Aggressive Toddler Behavior
Healthy Children. Diakses 2021. 10 Tips to Prevent Aggressive Toddler Behavior
Healthline. Diakses 2021. Help! Why Is My Toddler Angry and What Can I Do to Help Them?
Very Well. Diakses 2021. Discipline Strategies to Manage Aggression in Children