Gawai saat ini seolah telah menjadi suatu kebutuhan primer. Di mana saja dan kapan saja, mudah sekali ditemukan orang-orang memandangi layar gawai, termasuk anak-anak. Apabila si Kecil terlanjur kecanduan gawai, Bunda perlu melakukan beberapa hal agar pertumbuhannya tak terhambat karena gawai.
Para orang dewasa, bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan gawainya. Dan tak jarang si Kecil pun ikut keasyikan bermain gawai. Melihat video, mendengarkan lagu, ataupun memainkan permainan bahkan menjadi salah satu bentuk hiburan bagi si Kecil jaman sekarang.
Selain dimaksudkan sebagai media untuk belajar, gawai juga dimanfaatkan untuk membuat si Kecil lebih tenang. Tingkah polahnya yang terlalu aktif dan membuat Bunda kewalahan selalu berusaha diredam dengan meminjamkan gawai kepada si Kecil.
Sebenarnya, ada batasan-batasan tertentu dalam penggunaan gawai oleh si Kecil. Rekomendasi dari American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa gawai tidak seharusnya digunakan oleh anak berusia di bawah 18 bulan. Pada usia yang masih sangat muda tersebut, si Kecil membutuhkan eksplorasi dan interaksi di dunia nyata.
Memaksimalkan pengalaman melalui sensasi panca indera secara tiga dimensi merupakan cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan bahasa, motorik, sosial-emosional, dan kecerdasannya. Pada usia di bawah 18 bulan, si Kecil belum mampu memperoleh pengalaman belajar melalui gawai.
Pada usia 18–24 bulan, Bunda dapat mulai memperkenalkan program belajar berkualitas melalui gawai pada si Kecil. Namun, Bunda harus menontonnya bersama si Kecil dan membantu mengulang pembelajaran tersebut agar si Kecil mendapat manfaat dari apa yang dilihatnya.
Untuk usia 2–5 tahun, penggunaan gawai dibatasi hanya 1 jam dalam sehari. Program yang dinikmati di gawai pun haruslah yang memiliki kualitas baik dalam memberikan pembelajaran. Penggunaan gawai yang berlebihan pada usia yang masih sangat muda ini memiliki efek keterlambatan perkembangan berbahasa, kemampuan sosial, dan kecerdasan.
Anak berusia 6 tahun ke atas dapat menggunakan gawai dengan batasan waktu yang disepakati bersama dengan orang tua. Hal ini dimaksudkan agar si Kecil tetap memiliki waktu untuk melakukan aktivitas fisik dan interaksi sosial dalam kehidupan nyata. Berkutat dengan gawai terlalu lama akan meningkatkan risiko obesitas, menurunkan kualitas tidur, dan mengganggu belajar si Kecil.
Bagaimana apabila si Kecil terlanjur kecanduan gawai? Ada beberapa hal yang harus dilakukan Bunda. Cara pertama, Bunda perlu menerapkan aturan yang konsisten mengenai batasan waktu penggunaan gawai.
Untuk si Kecil yang sudah mulai besar dan memiliki gawai sendiri, teknik ini dapat dilakukan dengan membatasi paket data yang dapat digunakan.
Cara selanjutnya adalah dengan memperbanyak aktivitas dan interaksi bersama keluarga. Alokasikan waktu khusus dalam sehari, di mana seluruh anggota keluarga berkumpul tanpa membawa gawai.
Waktu yang dapat digunakan misalnya saat makan bersama dan setelah makan. Rekomendasi American Academy of Pediatrics juga menyatakan bahwa 1 jam sebelum makan atau tidur sebaiknya si Kecil tidak bermain dengan gawai.
Cara ketiga, ajarkan si Kecil tentang pentingnya membatasi waktu penggunaan gawai. Mintalah si Kecil untuk meletakkan gawainya dan mencoba mengerjakan tugas selama 30 menit.
Ia akan mendapati bahwa konsentrasinya dalam bekerja ternyata lebih baik dan perhatiannya tidak mudah teralihkan oleh gawai. Jangan lupa untuk memuji si Kecil apabila ia berhasil melakukan aktivitas tanpa terganggu gawai.
Langkah yang terpenting dalam mengatasi si Kecil yang kecanduan gawai adalah dengan memberikan contoh nyata. Apabila orang tua juga sulit melepaskan diri dari gawai, maka perilaku ini akan diikuti juga oleh si Kecil. Jalankan aturan-aturan di atas pada diri sendiri secara konsisten.
Menghindari penggunaan gawai di masa modern memang tidak mudah. Akan tetapi, harus diingat bahwa ada batasan-batasan penggunaan gawai untuk si Kecil. Apabila si Kecil kecanduan gawai, maka Bunda dapat menerapkan beberapa aturan dan strategi.
Trik yang bisa Anda terapkan adalah mencari ide bermain untuk si Kecil, termasuk permainan yang mengasah 8 kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Delapan kecerdasan majemuk tersebut mencakup banyak bidang dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kecerdasan linguistik, logika matematik, musikal, kinestetik, visual spatial, interpersonal, intrapersonal dan naturalis.
Ayah dan Bunda dapat mengsakses situs atau aplikasi yang menyediakan alat identifikasi kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligence Identification Method (MIPP). Cara ini juga dapat membantu Ayah dan Bunda mengidentifikasi awal kecerdasan majemuk si Kecil.
Dengan solusi yang tepat, Ayah dan Bunda pun dapat mengatasi si Kecil dari kecanduan gawai. Baik membatasi penggunaan gawai ataupun mengalihkan perhatian si Kecil dengan permainan, Ayah dan Bunda harus turut serta melakukannya bersama si Kecil. Yuk, beri contoh yang baik pada si Kecil!
[NP/ RH]