Sebagian orang tua berlomba-lomba untuk memasukkan anaknya ke sekolah lebih dini. Alasannya, ingin si Kecil cepat pintar dan bersosialisasi. Padahal, sebelum membawa si Kecil ke jenjang sekolah, memastikan kesiapannya adalah satu hal yang tak boleh dilupakan.
Usia sebaiknya tidak dijadikan penentu si Kecil untuk masuk sekolah. Banyak faktor yang diperlukan untuk mempertimbangkan apakah si Kecil sudah siap sekolah. Salah satunya adalah kemampuan motorik, sosial, dan cara berpikir (kognitif) si Kecil.
Mengapa ini penting? Si Kecil yang sudah siap sekolah tentunya akan lebih senang saat dibangunkan pagi hari dan merasa nyaman di sekolah, sehingga nantinya dapat mengikuti proses belajar dengan optimal. Jika si Kecil ternyata belum siap, bisa dibayangkan, bukan, kesulitan-kesulitan fisik dan mental yang akan dialaminya?
Berikut beberapa tanda si Kecil sudah siap sekolah dilihat dari berbagai aspek pada dua kelompok belajar si Kecil, yaitu Kelompok Bermain (usia 2–4 tahun) dan Kelompok Taman Kanak-Kanak (usia 4–6 tahun).
Artikel Lainnya: Berapa Usia Ideal Anak Masuk PAUD?
ASPEK MOTORIK
Kelompok Bermain
Pada kelompok ini, si Kecil yang sudah siap sekolah akan menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
- Si Kecil sudah dapat aktif bergerak dan memiliki kemampuan keseimbangan serta koordinasi yang baik, seperti melompat dan berlari.
- Si Kecil memiliki kemampuan koordinasi mata dan tangan yang terjalin dengan baik. Contohnya, si Kecil sudah dapat menyusun balok bertingkat, atau menyusun puzzle dua hingga empat keping.
- Si Kecil sudah dapat mengendarai sepeda roda tiga.
Kelompok Taman Kanak-Kanak
Pada kelompok ini, tanda-tanda si Kecil yang sudah siap sekolah adalah sebagai berikut:
- Si Kecil sudah dapat menendang, melempar, dan menangkap bola.
- Si Kecil sudah memiliki kemampuan memegang gunting lalu menggunting kertas tanpa dibantu orang lain.
- Si Kecil sudah mampu memegang alat tulis seperti pensil dengan baik.
- Si Kecil sudah dapat menyusun puzzle lebih dari empat keping atau bahkan yang lebih rumit.
- Si Kecil sudah mampu membuat bentuk kreasi dengan menggunakan balok.
- Si Kecil sudah mampu mengikat tali sepatunya sendiri.
Artikel Lainnya: Kiat Membujuk Anak Mau Bersekolah di Tempat Pilihan Anda
ASPEK SOSIAL
Kelompok Bermain
- Si Kecil sudah mampu berpisah dari Bunda selama 1–3 jam.
- Si Kecil mampu bermain dengan teman yang ada di sampingnya.
- Si Kecil terlihat semangat saat bertemu teman baru.
Kelompok Taman Kanak-Kanak
- Si Kecil sudah mampu bermain dengan temannya secara kooperatif, misalnya tidak memperebutkan suatu mainan.
- Si Kecil mau mengikuti arahan dari gurunya.
- Si Kecil mampu duduk di meja dan mengerjakan sesuatu selama 10 menit.
- Si Kecil mampu makan sendiri.
- Si Kecil mampu mengganti baju sendiri.
- Si Kecil mulai bertanggung jawab terhadap barang bawaannya sendiri.
- Si Kecil mengatakan bahwa ia dapat menyelesaikan suatu masalah.
- Si Kecil memiliki kemampuan untuk meminta bantuan jika membutuhkan pertolongan.
ASPEK KOGNITIF
Kelompok Bermain
- Si Kecil mampu berpikir untuk membongkar suatu benda dan memasang kembali. Contohnya pada permainan lego atau balok susun.
- Si Kecil mampu mencocokkan benda berdasarkan bentuk dan warnanya.
- Si Kecil mampu menggunakan bahan alam seperti pasir dan air menjadi suatu bentuk atau karya buatannya sendiri.
Kelompok Taman Kanak-Kanak
- Si Kecil sudah mampu mengelompokkan beberapa kategori, seperti kategori hewan atau tumbuhan.
- Si Kecil mampu mencocokkan benda berdasarkan bentuk, ukuran, dan warnanya.
- Si Kecil sudah memahami konsep waktu
- Si Kecil memiliki kemampuan untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan suatu benda.
Selain memikirkan beberapa aspek perkembangan tersebut, saat memutuskan untuk menyekolahkan si Kecil, Bunda juga harus mempertimbangkan mengenai materi pelajaran di sekolah tersebut. Apakah sudah sesuai dengan aturan yang diinginkan oleh Bunda?
Lokasi sekolah juga sebaiknya tidak terlalu jauh dari rumah. Jika terlalu jauh, si Kecil bisa-bisa cepat lelah atau bad mood sebelum sampai sekolah.
Karena esensinya menyekolahkan si Kecil pada usia dini adalah “hanya” untuk memperkenalkannya pada dunia lain selain rumah, serta mempersiapkan si Kecil menuju sekolah yang sesungguhnya nanti di sekolah dasar.
Di samping itu, hal yang kalah penting adalah Bunda harus memperhatikan asupan nutrisi si Kecil agar kemampuan motorik, sosial, dan kognitifnya berkembang dengan baik. Pastikan menu makanan si Kecil memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, sayur, buah, serta vitamin dan mineral—khususnya kandungan alfa-laktalbumin untuk meningkatkan perkembangan otak si Kecil.
[RS/ RH]