Tips Parenting

Tips Mengatasi Anak yang Perfeksionis

Tri Yuniwati Lestari, 05 Mei 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Khawatir si kecil tumbuh menjadi anak perfeksionis? Simak tips menghadapi anak yang perfeksionis menurut psikolog.

Tips Mengatasi Anak yang Perfeksionis

Melakukan sesuatu dengan maksimal dan sempurna memang baik. Hal ini juga penting diajarkan kepada si kecil. Namun, bila terlalu berlebihan, ia bisa tumbuh menjadi anak perfeksionis yang menuntut segalanya serba sempurna.

Contohnya, anak sering mengerjakan tugas hingga larut malam. Lalu, ia marah atau sedih saat pekerjaannya tidak dapat diselesaikan tepat waktu atau tidak sesuai harapannya. 

Sifat perfeksionis pada anak sebaiknya tidak diabaikan. Sebab, hal ini dapat berdampak pada kehidupannya sehari-hari. Anda sebagai orangtua juga bisa kerepotan menghadapi kepribadian tersebut.

Lantas, mengapa anak bisa bersifat perfeksionis? Simak penuturan psikolog dan tips mengatasinya

Artikel lainnya: OCD dan Perfeksionis, Ini Bedanya

1 dari 2

Kenapa Ada Anak yang Perfeksionis?

Melansir Very Well Family, anak-anak perfeksionis umumnya memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap diri mereka. 

Pada dasarnya, memiliki ekspektasi tinggi memang tidak salah. Namun, sering kali sifat perfeksionis membuat anak ingin selalu terlihat sempurna dan sulit puas dengan kinerjanya.

Anak yang memiliki sifat perfeksionis juga suka menetapkan tujuan yang tidak realistis. Ia terbiasa memaksakan diri untuk mencapai tujuan yang dapat membuatnya merasa puas. 

Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog, sifat perfeksionis pada anak biasanya terbentuk karena sering menerima banyak kritik atau mungkin tidak pernah mendapat apresiasi atas apa yang dilakukan.

Tanda-tanda anak perfeksionis dapat bervariasi. Tetapi, secara umum ciri anak perfeksionis yaitu: 

  • Kesulitan menyelesaikan tugas karena merasa tidak pernah cukup baik.
  • Memiliki kecemasan atau ketakutan terhadap kegagalan.
  • Sangat sensitif terhadap kritik.
  • Sering menyalahkan diri sendiri secara berlebihan saat melakukan kesalahan.
  • Kesulitan membuat keputusan.
  • Sangat kritis terhadap orang lain.

Artikel lainnya: Sering Bilang “Do Your Best” pada Anak? Waspada, Ini Efek Negatifnya

2 dari 2

Tips Mengatasi Sifat Anak yang Perfeksionis

Agar anak bisa merasa bahagia dan kesehatan mental tidak terganggu, berikut cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi anak perfeksionis:

  1. Beri Contoh dalam Menghadapi Kegagalan atau Kesulitan

Pada dasarnya, anak mudah meniru orangtuanya. Ia akan memerhatikan bagaimana Anda menghadapi dan menyelesaikan masalah. 

Maka dari itu, berikanlah contoh yang baik kepada anak, khususnya saat ia mengalami kegagalan. Misalnya, saat si kecil mengurung diri karena tidak bisa mendapatkan nilai 100, coba tenangkan dan berbicara kepadanya.

Katakan bahwa kegagalan adalah hal yang wajar. Ungkapkan kalau Anda juga pernah gagal dan beritahu cara yang tepat untuk menghadapinya. 

Misalnya, ajarkan anak untuk lebih teliti dalam mengerjakan tugas. Fokus juga pada prosesnya, tidak hanya pada hasilnya.

  1. Berikan Apresiasi kepada Anak 

Ikhsan mengungkapkan, terkadang orangtua suka mengabaikan pencapaian kecil yang telah dilakukan anak. Ingatlah, anak perlu tahu bahwa Anda mencintainya tanpa syarat. 

Cobalah beri sedikit pujian saat anak membantu membersihkan rumah. Meskipun tidak banyak yang ia kerjakan, sedikit pujian dapat membuatnya merasa dihargai dan aman di dekat orangtua.

“Berikan apresiasi atas apa yang dilakukan atau dicapai anak. Jangan langsung kritik atau menilai negatif yang dilakukan anak. Selain jadi bisa bikin anak tidak pede, juga jadi buat anak cemas atas apa yang dilakukan,” ucap Ikhsan.

Artikel lainnya: Hal-Hal yang Bikin Anak Tidak Mandiri

  1. Beritahu Kesempurnaan Bukanlah Tujuan

Membantu anak menghindari sifat perfeksionis tidak berarti Anda harus mengajarkan standar yang rendah. 

Dorong anak untuk berjuang menjadi yang terbaik dan berpegang teguh pada standar yang ia punya. Namun, ingatkan juga untuk menikmati setiap proses yang ia lakukan dan tidak hanya fokus pada hasil sempurna.

Misalnya, saat anak gagal dalam olimpiade, katakan bahwa tidak masalah bila harus kalah saat ini. Yang terpenting, ia sudah mau mencoba dan berusaha sebaik mungkin. Anda juga bisa mengarahkannya untuk lebih semangat belajar dari kesalahan. 

  1. Ajarkan Anak Mengenali Kemampuanya 

Dilansir dari PsychCentral, cara lain untuk menghindari sifat perfeksionis pada anak adalah mengingatkan kemampuan yang dimiliki sang anak. 

Katakan bahwa untuk mendapat nilai yang baik, anak perlu belajar dengan optimal dan menggunakan waktunya dengan efisien. Ungkapkan kalau Anda percaya akan kemampuannya.

Ingatkan anak, dibutuhkan waktu, usaha, latihan, kesalahan, dan kegagalan untuk mencapai tujuan serta impian. 

Bila anak mengalami kegagalan, Anda bisa mengingatkan kembali pencapaian yang pernah ia raih. Jadi, anak akan kembali semangat dan percaya akan kemampuannya.

Artikel lainnya: Awas, Orang Tua Pilih Kasih Bisa Berefek pada Perkembangan Anak

  1. Bantu Anak untuk Mencintai Diri Sendiri 

Coba libatkan anak dalam aktivitas yang membantunya merasa nyaman dengan dirinya, bukan hanya atas apa yang ia capai. 

  1. Tetapkan Tujuan yang Realistis untuk Anak

Bicaralah dengan anak tentang tujuan yang ingin ia capai. Jika ia menetapkan tujuan yang mengarah kepada kesempurnaan, maka diskusikan tentang dampak buruk menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk dirinya. 

Bantu anak menetapkan tujuan yang lebih realistis. Misalnya, ia selalu ingin memenangkan olimpiade sains, sehingga terus belajar sampai larut malam. 

Nah, coba katakan kepada anak untuk tidak selalu mengejar kemenangan. Apa pun hasilnya, orangtua tetap akan bangga padanya. Dengan begitu, saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan, ia tidak merasa kecewa berlebihan.

  1. Beri Kesempatan kepada Anak untuk Belajar dari Kesalahan

Sebagai orangtua, Anda perlu mengajarkan anak untuk bisa menghadapi kekecewaan, penolakan, dan kesalahan dengan cara yang sehat.

Anda bisa menyarankan anak untuk bercerita dengan teman mengenai perasaan sedihnya, menulis jurnal, menggambar, atau melakukan hobi yang dapat menenangkannya.

"Selain itu, beri kesempatan anak untuk belajar dari kesalahan agar anak tahu dan jadi belajar cara mengatasi kesalahannya," ucap Ikhsan.

Cara-cara di atas bisa Anda terapkan perlahan pada anak yang perfeksionis. Usahakan untuk selalu mendampingi dan membimbing si kecil dalam pengembangan dirinya.

Bila ingin konsultasi ke psikolog lebih lanjut, gunakan Live Chat KlikDokter. Lalu, coba cari tahu bakat si kecil

(FR/JKT)

Perilaku Anak
pola asuh
Sifat Anak