Mungkin sudah banyak tips and trick mengasuh anak yang ditujukan untuk para single mom atau ibu tunggal. Namun, bagaimana dengan ayah tunggal atau single dad? Ya, menjadi ayah tunggal tidak mudah, lho, bahkan bisa jadi lebih sulit!
Sebab, sebagian pria cenderung tak akrab dengan urusan merawat dan membesarkan anak. Belum lagi, kebanyakan ayah tunggal sibuk bekerja dan jadi kurang peka terhadap kebutuhan anak sehari-hari.
Alhasil, ketika baru bercerai atau pasangannya meninggal dunia, merawat dan mengasuh anak menjadi tantangan besar yang harus dihadapi ayah seorang diri.
Namun tak usah khawatir, berikut tips dan pola asuh yang dapat ayah tunggal terapkan di rumah.
Ini Masalah yang Dihadapi Ayah Tunggal
Baik single mom maupun single dad, keduanya sama-sama memiliki keluhan ketika berurusan dengan pola asuh anak.
Menurut Ikhsan Bella Persada, M. Psi., Psikolog, ada dua masalah dasar yang sering dihadapi oleh ayah tunggal. Berikut di antaranya:
-
Pengasuhan
“Pada dasarnya, wanita cenderung memiliki sifat bawaan untuk mengasihi atau mengasuh secara emosional (Nurturance).
Sedangkan pria yang nantinya akan menjadi seorang ayah, tidak memiliki sifat bawaan itu. Jadi perlu belajar secara bertahap agar bisa memiliki sifat tersebut,” ujar Ikhsan.
-
Bekerja
Ayah yang bekerja biasanya kesulitan untuk membagi waktu dengan anak-anaknya.
Apalagi setelah menjadi single dad, pastinya ia akan kesulitan untuk mengasuh, merawat, sembari mencari nafkah untuk anak-anaknya.
Artikel Lainnya: Single Mom Rentan Mengalami Gangguan Kesehatan Mental Ini
Pola Asuh yang Bisa Dilakukan oleh Ayah Tunggal
Kedua masalah seperti bagaimana harus fokus bekerja dan mengasuh anak di waktu yang bersamaan, memang menjadi tantangan tersendiri bagi single dad.
Kendati begitu, bukan berarti seorang ayah tidak bisa mengatasi permasalahan tersebut sama sekali.
Berikut pola asuh yang bisa single dad terapkan agar urusan buah hati dan juga pekerjaanya bisa berjalan selaras:
1. Komunikasi yang Terbuka
Untuk dapat mengerti dan memahami kondisi anak, komunikasi yang jelas adalah kunci.
Tak setiap anak bisa “luwes” mengungkapkan isi hati dan kebutuhannya. Untuk itu, Anda bisa menerapkan pola asuh dengan komunikasi terbuka.
Jangan malu untuk bertanya kepada anak apa yang ia butuhkan. Cobalah berempati kepada kondisi anak dan memosisikan diri sebagai temannya juga boleh-boleh saja, lho.
Perlu diingat, butuh waktu, kesabaran, dan kemauan agar anak bisa nyaman berkomunikasi dengan Anda. Oleh karena itu, ayah harus sabar dan jangan putus asa agar bisa menembus dunia anak.
Artikel Lainnya: Dear Single Mom, Ini Tips agar Tak Mudah Stres dan Kesepian
2. Harus Mandiri
Jika anak Anda sudah mulai beranjak dewasa, ajarkan mereka untuk mandiri dengan membuat rutinitas setiap hari.
Bisa dimulai dari membuat list tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan hari ini, sampai kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama sekolah.
Misalnya, mengerjakan PR, belajar untuk ujian, kerja kelompok, belajar bersama, dan sebagainya.
Kendati begitu, bukan berarti ayah bisa lepas tangan dan tak lagi khawatir perihal kegiatan anak di rumah atau di sekolah. Tetap tanyakan adanya kendala atau tawarkan bantuan di dalam aktivitas anak sehari-hari.
Sejatinya, kehadiran ayah sebagai satu-satunya orang tua yang mereka miliki sangat dibutuhkan oleh anak.
Artikel Lainnya: Ingin Menikah Lagi? Begini Cara Berdiskusi dengan Anak Remaja Anda
3. Menyisihkan Waktu Setiap Hari
Meluangkan waktu untuk anak tak harus selalu berwujud liburan atau jalan-jalan ke mall.
Mengawali pagi dengan sarapan bareng dan mengakhiri hari dengan makan malam bersama, dapat menjadi cara untuk mewujudkan quality time bersama anak.
Dengan menyisihkan waktu, anak tetap merasakan kedekatan emosional dengan Anda. Lalu, menyisihkan waktu setiap hari bertujuan agar anak tetap merasa dihargai, dihormati, dan tetap merasakan kasih sayang yang cukup.
Pada waktu senggang, cobalah untuk membuat permainan yang bisa dimainkan secara bersama-sama. Anda bisa membuat kerajinan tangan juga, guna melatih kemampuan motorik anak, khususnya jika buah hati masih berusia di bawah lima tahun.
4. Boleh, Kok, Meminta Bantuan
Ayah bukanlah Super Man. Ayah juga manusia yang butuh pertolongan dari orang lain. Karena itu, jangan menutup diri dari lingkungan sekitar dan jangan sungkan untuk meminta bantuan dari orang lain.
Misalnya, minta bantuan mertua, orang tua kandung, dan sahabat untuk membantu mengurus anak saat Anda sibuk.
Dengan begitu, sosok yang mendampingi dan mengasuh anak tetap ada, tidak sama sekali kosong.
Tidak semua ayah bisa menjadi orang tua tunggal yang sempurna. Maka itu, jangan malu akui kekurangan Anda, minta anak-anak untuk mengerti, dan tetaplah berusaha menjadi ayah yang baik.
Ayah tunggal juga bisa meminta bantuan dari psikolog atau psikiater untuk menemukan pola asuh yang tepat bagi anak-anaknya.
Untuk tahu tips parenting atau pola asuh lainnya, baca terus artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)