Tips Parenting

Tips Pola Asuh untuk Cegah Anak Menjadi Seorang Narsistik

Tri Yuniwati Lestari, 28 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jenis pola asuh tertentu dapat membentuk sifat narsistik pada anak. Segera introspeksi dan perbaiki. Lakukan pula tindakan ini untuk mencegah anak menjadi narsistik.

Tips Pola Asuh untuk Cegah Anak Menjadi Seorang Narsistik

Pola asuh yang orangtua terapkan di rumah memegang peranan penting dalam pembentukan karakter anak di masa depan. Oleh sebab itu, orangtua perlu berhati-hati dalam menerapkan pola asuh.

Alih-alih ingin selalu memberikan yang terbaik, orangtua kerap selalu menjadi tameng saat si kecil berbuat salah. Hal itu malah bisa membuatnya tumbuh menjadi anak narsistik.

Lantas, bagaimana pola asuh yang baik agar anak tidak tumbuh menjadi orang yang narsistik? Yuk, cari tahu!

Artikel Lainnya: Cara Membentuk Karakter Anak Penuh Kasih Sayang

 

1 dari 2

Mengenal Ciri-Ciri Anak Narsistik

Anak narsistik digambarkan dengan sifat yang overconfidence. Mereka biasanya memiliki sifat tidak acuh pada orang di sekitarnya. Anak yang narsistik juga memiliki empati yang cenderung rendah.

Tak hanya itu, anak yang memiliki sifat narsistik juga umumnya mengembangkan perilaku berikut:

  • Percaya bahwa mereka lebih baik dari anak-anak lain.
  • Kesulitan berteman atau mempertahankan persahabatan.
  • Ingin selalu mendapatkan perhatian atau menjadi pusat perhatian.
  • Menarik diri dari orang yang tidak memberikan perhatian atau kekaguman padanya.
  • Tidak mengungkapkan rasa terima kasih kepada orangtua atau orang lain yang telah berbuat baik padanya.
  • Mengecualikan anak-anak lain dari kelompok bermain berdasarkan karakteristik dangkal, seperti status ekonomi dan sosial.
  • Tidak bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukannya.
  • Melontarkan amarah saat dikritik.
  • Marah atau timbul sifat benci saat diberitahu kebenaran oleh orang lain.
  • Menolak untuk mengakui otoritas orang lain.
  • Tidak menatap mata seseorang yang berbicara kepadanya.
  • Memiliki ekspektasi yang tinggi dan tidak masuk akal terhadap orang lain.
  • Memiliki sifat iri yang besar. Karenanya, anak yang narsistik akan tersinggung jika ada orang lain yang dipandang lebih baik darinya.
  • Memiliki perilaku selalu ingin menang, misalnya seperti mencuri mainan dari anak lain.

Artikel Lainnya: Karakter atau Bakat yang Menentukan Kesuksesan Anak?

2 dari 2

Pola Asuh Untuk Mencegah Anak Narsistik

Dijelaskan oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, kepribadian narsistik bisa berkembang apabila orangtua terlalu sering menekankan bahwa anaknya lebih spesial dibandingkan orang lain.

“Anak yang secara berlebihan dilabeli bahwa dirinya spesial, lebih baik dari orang lain, dan tidak diajarkan untuk menghargai orang lain dapat tumbuh dengan sifat narsistik,” ucap Gracia.

Anda tentu tidak ingin anak tumbuh dengan sikap narsistik, bukan? Jika memang demikian, berikut ini beberapa hal terkait pola asuh yang bisa Anda terapkan:

1. Ajarkan Anak untuk Menghargai Orang Lain

Cara paling baik untuk mencegah anak memiliki sifat narsistik adalah dengan mengajarkannya menghargai orang lain. Ajarkan pula anak untuk bersikap sopan, khususnya kepada orang yang lebih tua.

Ajak anak untuk tidak melihat status sosial dan ekonomi setiap orang yang ditemui. Hal ini bertujuan agar anak dapat selalu bersikap baik kepada asisten rumah tangga, supir, atau orang lain yang merawatnya.

Orangtua juga bisa mengajak si kecil untuk berbagi rezeki ke panti asuhan atau kepada orang yang membutuhkan. Hal ini dapat membentuk rasa empati pada anak sejak dini.

2. Ajarkan Anak untuk Meminta Maaf Jika Berbuat Salah

Gracia mengatakan, terus-menerus membela anak saat salah dapat menimbulkan sifat tidak mau kalah padanya. Hal ini pada akhirnya bisa membentuk sifat narsistik pada anak.

“Jika anak tidak pernah diajarkan untuk mengakui kesalahan atau meminta maaf saat salah, ia akan cenderung berkembang dengan perasaan bahwa dirinya lebih baik dari orang lain,” jelas Gracia.

“Hal tersebut bisa saja mengembangkan kepribadian yang narsisistik padanya,” lanjutnya.

Artikel Lainnya: Strategi Hadapi Anak yang Terlalu Cepat Dewasa

3. Menjadi Role Model yang Baik untuk Anak

Sikap narsistik bisa ‘diturunkan’ oleh orangtua, khususnya jika Anda sering memberikan contoh sikap-sikap tersebut kepada anak.

Itu berarti, orangtua yang tidak ingin anaknya bersikap narsistik mesti memberikan contoh yang benar.

“Pola asuh yang baik itu adalah ketika orangtua bisa memberikan contoh rasa tanggung jawab, serta apresiasi dan menghargai orang lain,” ucap Gracia.

4. Tidak Memuji Anak Secara Berlebihan

Tidak ada salahnya memberikan apresiasi saat anak melakukan hal baik. Namun, pastikan untuk tidak mengapresiasi atau memuji anak secara berlebihan.

Orangtua juga sebaiknya tidak melebih-lebihkan atau mengatakan hal-hal yang terkesan bahwa si kecil lebih baik dari anak lain seusianya.

Faktanya, memuji anak secara berlebihan dapat membuatnya menganggap bahwa pujian adalah kebutuhan. Karenanya, anak merasa selalu ingin dipuji sehingga ia akan berusaha keras untuk menjadi pusat perhatian.

Anak pun dapat melakukan cara-cara tidak terpuji hanya untuk mendapatkan pujian dari orang lain.

Kesulitan menentukan pola asuh agar si kecil tak tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian narsistik? Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Referensi:

Mindbodygreen. Diakses 2021. How Parents Can Avoid Raising A Narcissist, From Psychologists

Healthline. Diakses 2021. Co-Parenting with a Narcissist: Tips for Making It Work

EmedicineHealth. Diakses 2021. What Are the Signs of a Narcissistic Child?

PsychCentral. Diakses 2021. 5 Manipulation Tactics Narcissistic Parents Use To Control Their Adult Children

psikologis
pola asuh
Tumbuh kembang
Narsistik