Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap seks sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan. Latar belakang budaya Timur membuat seks menjadi topik yang sebaiknya dihindari, dan sulit untuk dibicarakan dalam percakapan kasual.
Hal ini tampaknya juga dirasakan Anda sebagai orang tua, sering merasa gelisah dan risih ketika bersinggungan dengan topik ini. Jika membicarakan seks saja masih dirasa risih, bagaimana memulai memberikan pendidikan seks pada anak?
Memberikan edukasi seks pada anak adalah hal yang sangat penting, apalagi kini anak hidup di era serba digital yang mana akses terhadap informasi tak terbatas.
Pada dasarnya, tidak ada kata terlalu cepat untuk memulai pendidikan seks pada anak. Sejak bayi, anak akan menunjukkan ketertarikan pada anggota tubuhnya. Beberapa pakar mengatakan bahwa sejak usia 18 bulan, saat anak sudah mulai dapat diajak berkomunikasi dua arah, Anda dapat mulai memberikan edukasi seks.
Edukasi Seks pada Anak Terlambat, Berbahayakah?
Sebelum anak memperoleh informasi dari sumber yang salah dan merespons dengan pemahaman yang juga salah, orang tua harus mulai memberikan pendidikan seks yang tepat sejak dini.
Tujuan dari pendidikan seks yang cukup adalah menghindarkan anak dari segala perilaku berbahaya bagi dirinya melalui hubungan seksual.
Artikel Lainnya: Kiat agar Anak Tak Terpapar Konten Bernuansa Seks
Jika Anda sebagai orang tua terlambat, atau bahkan tidak memberikan pendidikan seks pada anak yang memadai, maka mereka berisiko mengalami pelecehan seksual sebagai salah satu contohnya.
Tak hanya itu, pendidikan seks pada anak memiliki berbagai manfaat, seperti menanamkan perilaku seks yang sehat dan bertanggung jawab, membangun nilai-nilai moral yang baik, menolong anak memiliki pemahaman yang benar tentang seksualitas, serta membangun keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak.
Selain itu, tujuan yang tidak kalah penting dari pendidikan seks adalah mencegah anak melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan perilaku seks berisiko (berganti pasangan dan tanpa proteksi). Melalui pengenalan pendidikan seks, anak juga akan banyak memahami tentang penyakit menular seksual dan segala risikonya.
Tips Memberi Pendidikan Seks pada Anak Sejak Dini
Ingatlah bahwa tidak ada kata terlalu dini untuk memulai pendidikan seks pada anak. Sejak bayi, anak akan menunjukkan ketertarikan pada anggota tubuhnya, termasuk area kemaluan.
Tugas Anda adalah menjadi pendamping atau pemberi informasi yang baik terkait seksual melalui komunikasi yang baik sejak usia bayi hingga remaja. Berikut penjelasannya:
-
Usia 0-2 Tahun
Secara teknis, pada tahap usia 0-2 tahun bukanlah pendidikan seks yang sebenarnya. Pada tahap ini, biarkan anak Anda mengenal seluruh tubuh mereka, mulailah tunjukkan perbedaan sederhana antara anak laki-laki dan perempuan, dan tanamkan rasa malu jika bagian genital mereka terlihat orang lain.
Anda bisa mulai membantu mereka dalam menamai bagian tubuh mereka, terutama area kemaluan serta fungsinya. Misal, memberi contoh bahwa urine akan keluar dari bagian genital tersebut.
-
Usia 2-5 Tahun
Usia 2-5 tahun merupakan lanjutan dari tahap usia sebelumnya. Hal ini menekankan pada fungsi reproduksi.
Jelaskan secara garis besar dengan bahasa yang ringan melalui buku cerita ataupun dongeng yang Anda bacakan kepada anak, bahwa reproduksi bisa dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan untuk memiliki keturunan.
-
Usia 5-8 Tahun
Ketika anak menginjak usia 5-8 tahun, Anda bisa perlahan menceritakan tentang apa itu pubertas, tanda-tanda pubertas yang nanti akan mereka alami, hubungan antara laki-laki dan perempuan, dan interaksi yang melibatkan perasaan seperti berpelukan atau berciuman.
Artikel Lainnya: Inilah Sederet Akibat Melakukan Hubungan Seks di Usia Dini
-
Usia 9-12 Tahun
Pada tahap usia 9-12 tahun, Anda sudah mulai bisa memperkenalkan informasi dasar tentang IMS (infeksi menular seksual), penularan infeksi saat melakukan hubungan seksual, dan alat proteksi seks yang lebih aman.
Jangan lupa untuk menjelaskan proses terjadinya kehamilan, dan penanaman bahwa kehamilan bisa terjadi dan jangan sampai terjadi di luar pernikahan.
-
Usia 12 Tahun ke Atas
Pada usia ini, Anda bisa lebih spesifik menjelaskan dengan bahasa yang cukup gamblang kepada anak.
Jelaskan tentang bagaimana batasan hubungan laki-laki dan perempuan yang baik, proses reproduksi yang lebih detail, penyakit menular seksual, dan risiko dari seks bebas hingga kehamilan.
Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, serta berusahalah untuk selalu jujur dan terbuka pada anak saat membicarakan topik seks. Bila anak bertanya tetapi Anda belum mengetahui jawabannya, jangan malu untuk mengakuinya. Karena sejatinya, pendidikan seks berlangsung sepanjang waktu.
Jangan lupa untuk selalu membangun komunikasi yang hangat dan akrab saat memulai edukasi seks pada anak. Semoga bermanfaat!
[FY]