Sejak kemunculannya di akhir 2019 lalu, virus corona masih menjadi topik utama hingga saat ini. Tidak hanya fakta-fakta yang sudah terbukti kebenarannya, cerita-cerita hoaks dan bahkan teori konspirasi virus corona juga beredar di masyarakat.
Salah satunya yang diungkap oleh drummer Superman Is Dead (SID), Jerinx. Baru-baru ini, musikus asal Bali itu mengunggah soal teori konspirasi mengenai virus corona di media sosial pribadinya.
Dia percaya bahwa COVID-19 sebenarnya sudah disiapkan secara matang oleh para elite dunia. Bahkan dalam satu unggahan, Jerinx mengatakan bahwa dirinya siap disuntikkan virus corona.
“Selamat pagi. Jika ada yang menantang saya ke RS untuk berinteraksi dengan pengidap COVID, atau menantang saya disuntik virus covid, saya akan terima tantangannya dengan syarat:
Jika saya selamat, seluruh dokter di Indonesia, seluruh awak media/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yg terbukti masih menyuarakan lockdown WAJIB SUKARELA KE KANTOR POLISI MINTA DIBUI karena sudah menyampaikan solusi yg salah dan merugikan seluruh warga Indonesia," tulis Jerinx.
Percaya Konspirasi Virus Corona, Menara 5G di Inggris dibakar
Bukan hanya Jerinx, tak sedikit orang yang percaya dengan konspirasi virus corona. Di Inggris, warga yang percaya dengan konspirasi ini pun ikut mengaspirasikan keyakinannya itu dengan membakar sejumlah menara 5G.
Dikutip dari New Yorker, setidaknya ada tiga menara yang dibakar di kawasan Merseyside dan Birminghan, Minggu lalu.
Hoaks dan teori konspirasi tentang 5G sebagai penyebab COVID-19 memang telah menyebar bersamaan dengan meluasnya penyebaran virus ini. Teori ini banyak disebarkan di media sosial seperti sejumlah grup di Facebook.
Salah satu teori mengatakan bahwa virus corona datang dari Wuhan, Tiongkok, karena kota tersebut baru saja menggulirkan layanan 5G. Namun, teori ini tidak menghitung negara-negara seperti Iran, Jepang, atau Indonesia yang belum menggunakan 5G, tapi turut terkena wabah.
Aksi kriminal ini langsung dikecam oleh National Health Service, yakni pemberi layanan kesehatan publik di Inggris. Director NHS, Stephen Powis mengatakan, konspirasi akan 5G ini tidak memiliki landasan ilmiah yang sumber yang jelas.
Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa
Mengapa Ada Orang Percaya Teori Konspirasi Virus Corona?
Meski belum bisa dipastikan kebenarannya, cukup banyak orang percaya teori konspirasi virus corona ini. Lantas, apa yang membuat seseorang tetap meyakininya?
Psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi. menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa percaya dengan teori konspirasi tanpa mengetahui faktanya:
Sudah Telanjur Kecewa
Mereka yang sudah telanjur kecewa dengan pandemi virus corona, biasanya tidak bisa berpikir jernih. Apalagi jika orang tersebut adalah pasien positif COVID-19, atau ada orang terdekatnya yang menjadi korban virus corona.
“Kondisi pandemi ini memang membawa banyak kerugian dalam berbagai macam aspek. Jika orang itu jadi salah satu yang terkena dampak, maka rasa kecewa dan tidak percaya dengan sistem kerja pemerintah bisa jadi isu lainnya yang dihadapi,” tutur Ikhsan.
“Pada akhirnya, mereka lebih percaya dengan teori konspirasi yang mungkin benar kenyataannya (menurut mereka),” Ikhsan menambahkan.
Kamu adalah Orang yang Susah Dipercaya
“Dari teori dan jurnal yang dibaca, orang yang gemar dengan teori konspirasi biasanya adalah orang yang suka membual dan omongannya susah dipercaya. Dari pola pikir juga sangat eksentrik. Maksudnya, selalu ingin jadi yang paling beda dan ingin jadi pusat perhatian,” kata Ikhsan.
Menurut Ikhsan, orang yang percaya teori konspirasi maupun suka memberikan konspirasi biasanya ingin selalu dianggap lebih tahu, lebih beda dari yang lain. Padahal, belum tentu juga apa yang diomongkan adalah fakta.
Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!
Sudah Tidak Percaya dengan Berita yang Beredar
Pandemi ini belum diketahui kapan berakhir. Bahkan, menekan penyebarannya saja masih sulit untuk dilakukan. Ini bisa menjadi faktor mengapa banyak orang yang tidak percaya dengan sistem kerja pemerintah maupun tim medis dalam menjalankan tugasnya.
Akibatnya, saat ada orang yang punya pola pikir berbeda, seseorang yang sudah tidak percaya fakta dapat dengan mudah beralih ke teori konspirasi tersebut.
Apakah Informasi seperti Ini Berbahaya?
Ketika ditanya apakah percaya teori konspirasi ini berbahaya, dengan tegas Ikhsan menjawab: “Ya!”. Dia menjelaskan bahwa teori konspirasi tidak memiliki sumber dan bukti, melainkan asumsi biasa. Ini tentu bisa membahayakan bagi orang banyak.
Terlebih jika yang percaya konspirasi adalah orang-orang yang sebelumnya sudah telanjur kecewa dengan keadaan dan tidak paham betul pada fakta coronavirus.
“Ini bisa menggiring opini dari yang benar jadi salah, atau yang salah jadi benar. Makanya sebagai masyarakat, Kamu harus pintar dalam memilih informasi yang akurat dan terpercaya. Jika ada informasi tertentu, jangan langsung dipercaya. Cari tahu dulu sumbernya, baru bisa menarik kesimpulan,” ujar Ikhsan.
“Sebenarnya tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi peredaran teori konspirasi. Tidak bisa juga mengubah pola pikir orang yang gemar memberikan konspirasi. Karena itu kepercayaan masing-masing. Tapi, yang bisa diubah adalah cara berpikir diri sendiri dan memilah informasi yang tepat,” kata dia.
Belum lagi jika dilihat dari usaha bersama memutus penyebaran virus corona. Orang-orang yang percaya teori konspirasi dapat mengancam upaya pemerintah untuk mengatasi pandemi COVID-19. Bukannya cepat selesai, pandemi justru bisa akan berlangsung semakin lama!
Itu sebabnya, agar tidak mudah ‘teracuni’ dengan teori konspirasi dan kabar hoaks, gali sebanyak mungkin sumber terpercaya terkait virus corona. Yuk, kerja sama putus rantai penularan COVID-19!
KlikDokter bersama dengan Kemenkes RI dan BNPB merilis cek risiko virus corona online yang bisa Kamu manfaatkan.
Kamu juga bisa tanya dokter online lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[HNS/ RH]