Jumlah pasien positif virus corona semakin meningkat setiap harinya. Data yang didapat dari Johns Hopkins CSSE menyebutkan, jumlah pasien yang terinfeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 5,8 juta lebih per Jumat (29/5) siang.
Sampai saat ini, Amerika Serikat masih menduduki peringkat teratas jumlah pasien positif virus corona dengan kasus terinfeksi lebih dari 1,7 juta. Lalu, diikuti Brazil dengan jumlah pasien positif virus corona yang sudah mencapai 438.000 lebih.
Hingga saat ini, vaksin untuk virus corona masih belum ditemukan, sehingga banyak pihak yang berlomba-lomba untuk mencari vaksin virus corona ini. Salah satu pihak yang juga ikut berupaya dalam menemukan vaksin virus corona adalah PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe).
Kalbe melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Genexine, Inc, yakni sebuah perusahaan obat biologi dari Korea Selatan untuk mengembangkan vaksin coronavirus.
Kerja Sama dengan Perusahaan Obat Biologi Korea Selatan
Kalbe dan Genexine telah sepakat untuk melakukan uji klinis GX-19 di Indonesia, yakni dengan pengembangan vaksin DNA terhadap virus corona baru oleh konsorsium dengan Genexine, Binex, the International Vaccine Institute, GenNBio, The Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), dan Pohang University of Science and Technology (POSTECH).
Uji klinis vaksin COVID-19 ini rencananya akan dilakukan pada bulan Juni 2020.
Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan mengatakan, kerja sama yang dilakukan ini merupakan bentuk kontribusi Kalbe untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia.
Ia berharap, melalui upaya penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19 ini, secara cepat bisa menghasilkan hasil yang akurat dan memenuhi kebutuhan vaksin yang ada di Indonesia.
Sampai sejauh ini, riset telah dilakukan kepala Primata dan telah terbukti bisa menghasilkan antibodi yang mampu menetralisir virus corona baru, sehingga tahap selanjutnya akan diuji kepada manusia.
“Kalbe akan menggandeng lembaga pemerintah terkait untuk berkolaborasi mengembangkan vaksin COVID-19 ini, sehingga proses penelitiannya dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia,” ujar Sie Djohan.
Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa
Daftar Negara yang Turut Kembangkan Vaksin Virus Corona
Adapun beberapa negara lainnya yang ikut mengembangkan vaksin untuk virus corona yakni:
1. Amerika Serikat
Dilansir dari BBC, Amerika Serikat menguji coba klinis vaksin virus corona pada Senin (16/3) lalu kepada orang-orang terpilih. Uji coba ini dilakukan oleh Kaiser Permanente Washington Health Research Institute yang berlokasi Seattle.
National Institute of Health (NIH) sebagai pihak yang mendanai percobaan vaksin ini mengatakan, uji coba dilakukan dengan melibatkan 45 sukarelawan muda dan sehat. Mereka akan disuntikkan dosis vaksin virus corona yang berbeda-beda.
Vaksin ini tidak akan menyebabkan para sukarelawan tersebut terinfeksi virus corona, tetapi mengandung beberapa kode genetik tidak berbahaya yang mirip dengan virus penyebab penyakit.
2. Tiongkok
Dilansir dari Katadata, sejak Januari lalu, Tiongkok memang dikabarkan telah memiliki kandidat untuk antivirus corona. Obat yang diberi nama Remdesivir itu diuji coba oleh Gilead Sciences Inc, selaku perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat.
Para peneliti menemukan, Remdesivir dan obat antimalaria yang disebut Chloroquine, punya dampak yang sangat efektif ketika diuji coba pada COVID-19 di laboratorium.
Selain itu, Tiongkok juga mencoba terapi dengan plasma darah yang diambil dari para pasien virus corona yang sudah sembuh. Plasma darah ini nantinya akan memproduksi antibodi yang memperkuat imunitas tubuh terhadap virus corona.
Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!
3. Israel
Tidak hanya Tiongkok dan Amerika Serikat, Israel juga berusaha membuat obat penangkal virus corona. Dilansir dari Suara, para ilmuwan Israel dalam beberapa hari ke depan diyakini akan mengumumkan keberhasilannya dalam mengembangkan sebuah vaksin untuk melawan virus corona.
Para ilmuwan dari Institut Riset Biologis yang berada di bawah naungan Kantor Perdana Menteri Benyamin Netanyahu baru-baru ini berhasil membuat terobosan dalam mengungkap mekanisme dan kualitas virus corona.
Salah satu kemajuannya termasuk menciptakan antibodi untuk mereka yang sudah terinfeksi virus corona.
Meski demikian, sebelum diproduksi massal dan disebarkan ke seluruh dunia, vaksin ini masih butuh serangkaian uji coba yang memakan waktu beberapa bulan.
4. Australia
Melansir AFP, uji coba vaksin BCG akan dilakukan dengan 4.000 petugas kesehatan di rumah sakit di seluruh Australia untuk menentukan apakah vaksin tersebut dapat mengurangi gejala COVID-19. Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Murdoch Children's Research Institute di Melbourne.
"Meski awalnya dikembangkan untuk melawan tuberkulosis (TBC) dan masih diberikan kepada lebih dari 130 juta bayi setiap tahun untuk tujuan tersebut, BCG juga meningkatkan kekebalan tubuh manusia, melatihnya untuk merespons kuman dengan intensitas lebih besar," kata peneliti dalam sebuah pernyataan.
"Kami berharap dapat melihat penurunan prevalensi dan keparahan gejala COVID-19 pada petugas kesehatan yang menerima vaksinasi BCG,” ujar ketua peneliti Nigel Curtis.
Lebih lanjut, tim peneliti mengatakan bahwa uji coba vaksin corona akan meningkatkan kemungkinan efektivitas vaksin terhadap gejala COVID-19 secara berkala.
“Ini diharapkan dapat membantu menyelamatkan nyawa petugas kesehatan sebagai garda terdepan kami," ungkap direktur Institut Murdoch, Kathryn North.
Meski sampai saat ini belum ada vaksin pasti yang bisa menyembuhkan virus corona, mari berdoa agar vaksin itu cepat ditemukan, sehingga pandemi virus corona bisa cepat berakhir.
Bila ingin periksa gejala, manfaatkan layanan dari KlikDokter yaitu cek risiko virus corona online. Lakukan konsultasi dengan dokter #DiRumahAja lewat fitur Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(FR)