Covid-19

Laki-laki Paling Banyak Jadi Pasien Virus Corona, Mengapa?

Ayu Maharani, 17 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Berdasarkan data, pasien virus corona ternyata didominasi laki-laki! Lantas, apakah itu pengaruh dari daya tahan tubuh mereka yang lebih buruk atau hal lain?

Laki-laki Paling Banyak Jadi Pasien Virus Corona, Mengapa?

Selama ini, kita sering mendengar soal perbedaan usia ketika bicara soal pasien virus corona. Disebutkan, lansia lebih berisiko terkena COVID-19 ketimbang orang yang masih muda. Lalu, bagaimana dengan jenis kelamin? Sebab, berdasarkan data, laki-laki lebih mendominasi, lho

Laki-laki Dominasi Data Pasien Virus Corona

Ketimbang wanita, pria ternyata lebih banyak terinfeksi virus corona. Hal ini sebenarnya tak cuma terjadi di Indonesia, melainkan di negara-negara lain juga begitu. 

Menanggapi hal tersebut, Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Halik Malik mengatakan kepada awak media bahwa salah satu faktor yang memengaruhi mengapa laki-laki lebih berpotensi untuk menjadi pasien virus corona adalah karena tingkat mobilitas mereka yang tinggi. 

1 dari 3

Benarkah Daya Tahan Tubuh Wanita Lebih Baik Dibanding Pria?

Karena data yang dimiliki pemerintah menyebutkan bahwa lebih banyak laki-laki yang menjadi pasien virus corona, maka masyarakat pun bertanya. Apakah benar daya tahan tubuh wanita lebih baik dibanding pria?

Menanggapi pertanyaan tersebut, begini penjelasan dr. Devia Irine Putri kepada KlikDokter. Menurutnya, benar bahwa daya tahan tubuh wanita lebih kuat dibanding pria. 

“Itu karena ada campur tangan kromosom X dan hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh,” jelas dr. Devia. 

Karena itulah, bila terjadi penularan virus corona, pria lebih berpotensi terinfeksi, apalagi kalau mobilitasnya juga tinggi. 

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

2 dari 3

Gaya Hidup Laki-laki Cenderung Tidak Sehat

Hal ini mungkin juga tergantung pada masing-masing pria dan nilai sosial. Pria yang hidupnya lebih bersih dan teratur justru kerap dianggap kurang macho oleh masyarakat. 

Begitu pula dengan menjaga bentuk tubuh dan kebiasaan merokok. Sepertinya para pria sudah paham bahwa merokok bisa menjadi “cara bergaul” dalam kehidupan sosial. Bahkan, ada yang menganggap bila tanpa rokok maka obrolan jadi tak seru.

Selain itu, mereka sendiri punya tingkat stres yang tinggi, khususnya dalam hal pekerjaan. Jika itu tidak diimbangi dengan gaya hidup yang sehat, maka dampak buruk stres akan terasa. 

Stres yang diiringi dengan pola makan tak sehat (kecenderungan makan dalam porsi besar, banyak daging dan lemak, kurang sayur dan buah) bisa menyebabkan sejumlah penyakit. Adapun penyakit yang dimaksud misalnya penyakit jantung dan hipertensi

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

3 dari 3

Reseptor ACE2 di Paru-Paru Pria Lebih Tinggi dari Wanita?

Di luar mobilitas, daya tahan tubuh, dan pola hidup, ada pula yang mengatakan bahwa reseptor ACE2 (reseptor yang berkaitan dengan virus corona) di tubuh pria lebih banyak dibanding dalam tubuh wanita. 

Reseptor ACE2 disebut-sebut berperan dalam meningkatkan keparahan infeksi COVID-19 pada kaum pria. Namun, dr. Devia membantah hal ini. Sebab, jumlah reseptor ACE2 di organ paru-paru perempuan dan laki-laki cenderung sama saja. 

“Ketimbang masalah reseptor ini, saya lebih setuju soal pola hidup yang dijalani pria dan penyakit penyertanya. Itu yang sepertinya lebih meningkatkan risiko infeksi COVID-19,” tutur dr. Devia. 

Meski data menyebutkan bahwa pria lebih banyak menjadi pasien virus corona, tetapi pada dasarnya semua orang tetap bisa tertular virus berbahaya tersebut. 

Jadi, setiap orang harus tetap melakukan pencegahan penularan virus corona dengan melakukan physical distancing, memakai masker, rajin cuci tangan, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Konsultasikan gejala COVID-19 dan penyakit lainnya pada dokter lebih praktis lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter. Tak lupa, KlikDokter bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan BNPB membuat fitur cek risiko virus corona online.

(FR/AYU)

virus corona