Lagi-lagi warga dunia dapat kabar tidak mengenakkan. WHO baru saja melaporkan bahwa virus corona mungkin tidak akan hilang dari dunia. Apa hal ini benar-benar bisa terjadi?
Ada Kemungkinan Virus Tidak Akan Hilang
Melansir Telegraph UK, WHO meminta para pemerintah di setiap negara agar melakukan upaya besar-besaran untuk memerangi penyakit mematikan ini.
Direktur kedaruratan WHO, Mike Ryan mengatakan bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 dapat menjadi endemi seperti HIV dan DBD. Dirinya juga memperingatkan bahwa tidak ada siapa pun yang benar-benar bisa memprediksi kapan penyakit ini bisa hilang dari muka bumi.
“Saya tidak menjanjikan waktu dan tanggal yang tepat kapan virus ini akan berakhir. Saya berpikir penting bagi kita semua untuk bersikap realistis bahwa penyakit ini memang sulit diprediksi kapan berakhirnya, dan kapan penyakit ini akan hilang,” ujar Mike Ryan.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa dunia masih memiliki kendali atas bagaimana penyakit itu dihilangkan, meski membutuhkan upaya yang sangat besar dari seluruh penduduk di dunia.
Bahkan, kalau vaksin untuk virus corona sudah ditemukan, upaya-upaya pencegahan juga tetap perlu dilakukan.
Menanggapi pernyataan yang diberikan oleh WHO, dr. Devia Irine Putri mengatakan, “Bisa saja benar bila virus ini tidak akan hilang dari muka bumi. Karena, setiap hari virus corona akan bermutasi terus-menerus, sehingga tidak bisa hilang 100%.”
Menurutnya, yang bisa diharapkan untuk bisa menekan jumlah penyebaran virus adalah dengan vaksin yang saat ini memang sedang dikembangkan dan terus diuji klinis oleh ilmuwan maupun dokter.
Kalau pun memang ada orang yang tertular, maka gejala yang ditimbulkan tidak akan seberat bila tidak pakai vaksin.
Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa
Perkiraan Butuh Lima Tahun Jinakkan Virus Corona
Bila melakukan prediksi kasar, WHO menyebut bahwa dalam kurun waktu lima tahun mungkin dunia baru bisa terbebas dari penyebaran virus corona.
Namun, angka ini juga bergantung pada bagaimana setiap orang melakukan pencegahan, dan bagaimana berbagai instansi mengembangkan vaksin untuk menangkal virus corona.
Secara global, ada lebih dari 4,3 juta kasus virus corona yang terkonfirmasi, dengan jumlah kematian sekarang mendekati 300.000 (per 14 Mei).
Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan mengatakan pada konferensi digital Global Boardroom FT, "Saya akan mengatakan dalam jangka waktu 4-5 tahun, kita bisa melihat cara mengendalikan ini."
Dirinya mengatakan, tampaknya untuk saat ini vaksinasi adalah cara terbaik untuk mengatasi pandemi virus corona. Namun, masih perlu dikembangkan lagi vaksin yang benar-benar ampuh untuk atasi COVID-19.
Hal ini pun disetujui oleh dr. Devia. Dirinya mengatakan bahwa waktu lima tahun itu hanya untuk prediksi kasar – bisa jadi lebih cepat atau lebih lama. Ini semua tergantung dari vaksin atau terapi yang memang sudah sesuai untuk atasi virus corona.
Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!
Bila Itu Benar Terjadi, Apa yang Harus Dilakukan?
“Kalau memang bertahan di dunia lama, tentunya setiap orang tetap harus waspada. Ya, tetap harus menggunakan masker kalau berada di tempat umum/ramai. Jangan hanya fokus pada sakit corona saja, tapi pakai masker juga berguna untuk cegah penyakit lainnya seperti flu atau TB,” ujar dr. Devia.
Selain itu, tetap rajin mencuci tangan guna mencegah virus masuk ke dalam tubuh. Sekali lagi, dr. Devia menegaskan bahwa mencuci tangan tidak hanya mencegah dari virus corona, tapi juga mencegah bakteri atau kuman masuk ke dalam tubuh, yang bisa menyebabkan penyakit lainnya seperti masalah pencernaan.
“Ya, intinya tetap jaga pola hidup sehat. Kalau memang nanti sudah mulai mereda, pastikan tunda dulu nongkrong bersama teman sampai waktunya benar-benar pas. Tapi kalau memang ingin berkumpul dan sudah diperbolehkan, tetap batasi jumlah dan jaga jaraknya. Susah, sih, tapi setidaknya harus dicoba demi kesehatan sesama manusia,” tutup dr. Devia.
Bila khawatir terhadap gejala, tak perlu repot keluar rumah untuk konsultasi ke dokter. Pakai fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)