Darah di dalam tubuh kita punya peran yang sangat penting. Fungsi darah salah satunya mengalirkan zat dan nutrisi penting seperti gula, oksigen, dan hormon ke seluruh tubuh.
Komponen darah adalah sel darah merah, sel darah putih, plasma, dan trombosit. Masing-masing komposisi darah memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Nah, dalam ulasan kali ini, yuk, kita bahas fungsi dari setiap komponen penyusun darah lebih jauh!
1. Plasma
Plasma adalah bagian terbesar dari komponen darah secara keseluruhan. Dilansir dari Medical News Today, plasma merupakan bagian darah yang komposisinya mencapai 55 persen di dalam darah manusia. Sementara, 45 persen lainnya dari komponen darah diisi oleh sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Kemudian, plasma terdiri dari 92 persen air, 8 persen sisanya merupakan campuran dari zat penting lainnya, yang meliputi:
- Glukosa
- Hormon
- Protein
- Garam mineral
- Lemak
- Vitamin
Plasma juga memiliki banyak kandungan protein, seperti albumin. Albumin di dalam plasma bekerja untuk membantu menjaga cairan agar tidak bocor keluar dari pembuluh darah dan masuk ke jaringan.
Albumin juga bekerja untuk mengikat dan membawa zat seperti hormon dan obat-obatan tertentu yang mengalir di dalam darah.
Protein lainnya di dalam plasma juga mencakup antibodi atau imunoglobulin. Antibodi berperan aktif membantu tubuh dalam melawan virus, bakteri, jamur, hingga sel kanker.
Fungsi plasma lainnya yaitu bertindak sebagai reservoir, yang dapat mengisi kembali kebutuhan air yang tidak tercukupi ataupun menyerap kelebihan air dari jaringan.
Ketika jaringan tubuh membutuhkan cairan tambahan, air dari plasma menjadi sumber pertama untuk memenuhi kebutuhan itu.
Plasma juga mencegah pembuluh darah dari kerusakan dan penyumbatan, serta membantu menjaga tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.
Sirkulasi plasma juga berperan dalam mengatur suhu tubuh. Caranya, dengan membawa panas yang dihasilkan di dalam jaringan inti tubuh, melalui area yang lebih mudah kehilangan panas, seperti lengan, kaki, dan kepala.
2. Sel Darah Merah
Menurut MSD Manual, sel darah merah atau eritrosit membentuk sekitar 40 persen dari komponen darah manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yaitu protein yang memberi warna merah pada darah.
Hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi. Fungsi hemoglobin adalah membawa oksigen dari paru-paru dan mengirimkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh.
Karbon dioksida menjadi produk limbah yang dibawa oleh sel darah merah dari jaringan, dan dikembalikan ke paru-paru untuk dikeluarkan ketika Anda mengembuskan napas.
Volume sel darah merah dapat memengaruhi kesehatan dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Ketika jumlah sel darah merah terlalu rendah atau anemia, darah membawa lebih sedikit oksigen, sehingga dapat timbul rasa lelah dan lemah.
Sebaliknya, ketika jumlah sel darah merah terlalu tinggi (eritrositosis), darah bisa terlalu kental. Kondisi ini dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Oleh karena itu, sel darah merah harus memiliki volume yang cukup. Mengutip Medical News Today, masa hidup sel darah merah adalah empat bulan, dan tubuh menggantinya secara teratur.
Tahukah Anda? Tubuh manusia menghasilkan sekitar dua juta sel darah per detik!
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan dalam satu tetes (mikroliter) darah adalah 4,5-6,2 juta pada pria, dan 4,0-5,2 juta pada wanita.
Artikel lainnya: Buah Naga Baik untuk Atasi Tekanan Darah Rendah, Benarkah?
3. Sel Darah Putih
Menurut American Red Cross, leukosit atau sel darah putih menyumbang 1 persen dari komposisi darah manusia. Jumlahnya lebih sedikit dibanding sel darah merah, rasionya sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 600-700 sel darah merah.
Fungsi utama sel darah putih adalah mempertahankan tubuh dari infeksi. Meskipun hanya menyumbang 1 persen, sel darah putih memiliki 5 komponen penyusun yang juga memiliki fungsi masing-masing.
Berikut komponen penyusun sel darah putih:
- Neutrofil
Jenis sel darah putih yang paling banyak, berperan membantu melindungi tubuh terhadap infeksi dengan membunuh serta menelan bakteri, jamur, dan zat asing.
- Limfosit
Terdiri dari tiga jenis, yaitu sel T (limfosit T) dan sel pembunuh alami, keduanya membantu melindungi terhadap infeksi virus, kemudian mendeteksi dan menghancurkan beberapa sel kanker. Ada pula sel B (limfosit B) yang berkembang menjadi sel penghasil antibodi.
- Monosit
Menghancurkan sel-sel mati ataupun rusak, dan membantu bertahan melawan banyak organisme menular.
- Eosinofil
Membunuh parasit, menghancurkan sel kanker, dan terlibat dalam respons alergi.
- Basofil
Terlibat dalam respons alergi tubuh.
Beberapa sel darah putih mengalir lancar melalui aliran darah. Namun, banyak juga yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus dinding pembuluh untuk memasuki jaringan lain.
Sel darah putih memiliki peran yang sangat penting terhadap infeksi atau serangan virus dari luar. Leukosit dapat memproduksi antibodi yang dapat menjadi benteng dan menyerang organisme dari luar yang ingin masuk ke tubuh.
Menurut University of Iowa Hospitals & Clinic, kadar leukosit di dalam 1 mikroliter darah umumnya sekitar 3.700-10.500. Kadar leukosit yang lebih banyak ataupun lebih sedikit dapat mengindikasikan penyakit.
Ketika jumlah sel darah putih terlalu rendah (leukopenia), infeksi lebih mungkin terjadi. Karena, tubuh tidak dapat cukup membentuk antibodi untuk melawan infeksi.
Jumlah sel darah putih yang lebih tinggi dari normal (leukositosis) mungkin tidak langsung menimbulkan gejala. Akan tetapi, kondisi ini dapat menjadi indikasi adanya kelainan yang mendasari, seperti infeksi, proses inflamasi (radang), atau leukemia.
4. Trombosit
Trombosit atau platelet adalah partikel seperti sel yang lebih kecil dari sel darah merah atau putih. Trombosit lebih sedikit jumlahnya dibanding sel darah merah, dengan rasio sekitar 1 trombosit untuk setiap 20 sel darah merah.
Peran trombosit sangat penting dalam mencegah dan menghentikan perdarahan. Trombosit membantu proses pembekuan di tempat perdarahan dan menutup pembuluh darah.
Pada saat yang sama, sel trombosit akan melepaskan zat yang membantu meningkatkan pembekuan lebih lanjut.
Ketika jumlah trombosit terlalu rendah (trombositopenia), memar dan perdarahan abnormal lebih mungkin terjadi.
Namun, ketika jumlah trombosit terlalu tinggi (trombositemia), darah dapat membeku secara berlebihan dan dapat menyumbat pembuluh darah yang menyebabkan gangguan seperti stroke ringan.
Itu dia berbagai komponen darah beserta fungsinya. Mari jaga kesehatan tubuh agar setiap bagian di dalam tubuh kita dapat berfungsi optimal, termasuk darah!
Mau tahu info menarik seputar kesehatan? Langsung download aplikasi KlikDokter. Anda juga bisa konsultasi dokter online gratis di Live Chat.
(FR/JKT)
Referensi:
Experimental and Therapeutic Medicine. Diakses 2022. Neutrophil-to-lymphocyte ratio and red blood cell distribution width-to-platelet ratio predict cardiovascular events in hemodialysis patients.
MSD Manual. Diakses 2022. Components of Blood.
Medical News Today. Diakses 2022. How does blood work, and what problems can occur?
Medical News Today. Diakses 2022. What to know about white blood cells.
Cleveland Clinic. Diakses 2022. Function of Red Blood Cells.