Angkak, beras yang difermentasi dengan ragi merah banyak digunakan oleh masyarakat dalam pengobatan demam berdarah. Angkak dipercaya dapat membantu penderita agar segera pulih dan terbebas dari demam berdarah yang dideritanya.
Di negara asalnya yaitu Cina, angkak banyak digunakan sebagai bahan makanan dan obat tradisional. Dengan memfermentasikan beras menggunakan ragi merah, angkak diharapkan dapat membantu menurunkan kolesterol, meningkatkan kelancaran peredaran darah, dan memperlancar pencernaan.
Di Indonesia sendiri, selain dipakai sebagai bahan makanan, angkak banyak digunakan untuk menunjang pengobatan demam berdarah.
Apakah benar angkak berperan dalam pengobatan demam berdarah?
Tentang Demam Berdarah
Demam berdarah sebenarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan imunitas yang baik dan cairan yang cukup. Walau demikian, pada kasus tertentu demam berdarah dapat menyebabkan kematian.
Satu hal yang membuat kegawatan pada kasus demam berdarah adalah rendahnya kadar trombosit. Trombosit ini penting untuk menghentikan perdarahan saat tubuh mengalami luka. Bila kadar trombosit sangat jauh di bawah normal, luka kecil yang dialami tubuh dapat menyebabkan perdarahan hebat dan mengancam nyawa.
Penelitian Soal Angkak untuk DBD
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh angkak untuk pengobatan demam berdarah oleh Diansyah MN dkk dari Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini melibatkan 30 orang pasien dengan demam berdarah.
Pada 15 pasien di antaranya, ditambahkan kapsul ekstrak angkak dalam terapinya hariannya. Hasilnya, penurunan nilai thrombopoiesis mereka lebih besar dibandingkan dengan pasien yang tidak ada penambahan angkak dalam terapi demam berdarahnya. Penurunan nilai thrombopoiesis ini mencerminkan peningkatan jumlah trombosit mendekati jumlah normalnya. Dengan bergeraknya nilai trombosit ke normal, artinya komplikasi demam berdarah berupa perdarahan dapat diminimalkan.
Beberapa penelitian lain juga menunjukkan efek angkak dalam menekan reaksi peradangan yang umumnya terjadi dalam demam berdarah.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Rombe A dari Institut Pertanian Bogor, di mana tikus yang diberikan terapi angkak mengalami peningkatan jumlah trombosit sebanyak 152,2% dibandingkan dengan tikus yang tidak diberikan angkak. Bahkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh S. I. Wiyasihati, K. W. Wigati, T, terapi angkak terbukti mampu meningkatkan jumlah trombosit lebih besar dibandingkan dengan ekstrak kurma dan daun jambu.
Walau demikian, pemberian angkak ini tidak bisa dijadikan terapi tunggal dalam kasus demam berdarah. Konsultasikan ke dokter Anda agar pengobatan tetap dilakukan secara optimal dan kesembuhan segera dapat dicapai.