Demam Berdarah

Dehidrasi, Dampak DBD yang Harus Ditangani dengan Cepat

Tim Redaksi KlikDokter, 13 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Jangan meremehkan demam berdarah dengue (DBD) karena penyakit ini bisa berakibat fatal jika dibiarkan. Dampak DBD yang paling buruk adalah kematian yang dipicu oleh dehidrasi. Ketahui fakta sebenarnya di sini.

Dehidrasi, Dampak DBD yang Harus Ditangani dengan Cepat

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang tidak boleh dianggap enteng. Karena jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat mengancam jiwa penderitanya. Tidak sedikit penderita DBD meninggal akibat terlambat mendapatkan penanganan sehingga menyebabkan dehidrasi. Mari cari tahu bagaimana dampak DBD pada tubuh, terutama jika penderitanya mengalami kekurangan cairan.

Tentang Demam Berdarah Dengue

DBD adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti melalui gigitan. Penyakit ini umumnya muncul pada negara yang memiliki iklim subtropis dan tropis, salah satunya Indonesia.

DBD bisa mengenai siapa saja yang bepergian ke tempat beriklim tropis, tapi pada musim hujan penyebaran penyakit ini semakin meningkat. Umumnya gejala muncul sekitar hari ke 4–7 setelah tergigit oleh nyamuk.

Gejala yang ditimbulkan berupa demam tinggi, nyeri sendi/otot, nyeri di belakang mata, sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, nafsu makan menurun, lemas dan bisa juga timbul bintik-bintik merah di tubuh. Gejala lain yang dapat muncul, seperti mimisan, kencing berdarah maupun perdaharan saluran cerna. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, demam berdarah ini bisa menyebabkan syok hingga kematian.

Artikel Lainnya: 3 Ciri Nyamuk Demam Berdarah yang Perlu Anda Tahu

1 dari 2

Dampak DBD yang Perlu Diperhatikan

Salah satu dampak DBD yang perlu diwaspadai adalah dehidrasi. Hal ini bisa terjadi akibat demam tinggi, muntah, nafsu makan menurun, dan kebocoran plasma.

Umumnya jika terinfeksi virus dengue, tubuh kita akan mengalami kebocoran plasma. Hal ini disebabkan karena racun-racun yang dikeluarkan oleh virus tersebut memicu pelebaran pembuluh darah. Akibatnya, cairan berpindah keluar dari pembuluh darah ke jaringan dan tubuh pun akan semakin kekurangan cairan.

Kebocoran plasma ini juga bisa menyebabkan syok pada penderita DBD. Syok ditandai dengan badan terasa lemas, sesak napas, perdarahan yang spontan, volume/produksi urin yang berkurang, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, hingga penurunan kesadaran.

Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama Saat Terserang Demam Berdarah 

2 dari 2

Cara Mengatasi Dehidrasi pada DBD

Untuk mencegah dampak buruk dari DBD ini, penderitanya harus diberikan terapi cairan atau rehidrasi. Itulah mengapa penderita DBD harus banyak minum dan dibantu juga dengan pemberian cairan infus.

Selain itu, pilihan pemberian cairan juga penting. Diutamakan memberikan minuman atau terapi cairan yang mengandung elektrolit untuk mengatasi dehidrasi. Karena cairan yang mengandung elektrolit ini mudah diserap oleh tubuh sehingga lebih cepat mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma.

Cairan elektrolit merupakan mineral yang secara normal berada di dalam tubuh, seperti kalsium, klorida, magnesium, fosfat, kalium dan natrium.

Klorida sangat penting untuk menjaga pencernaan, menyeimbangkan pH, dan tentunya membantu keseimbangan elektrolit. Natrium dapat membantu keseimbangan elektrolit, memengaruhi tekanan darah, serta membantu mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot.

Sedangkan fosfat digunakan untuk berbagai fungsi tubuh dan berinteraksi erat dengan kalsium. Ginjal, tulang, dan usus bekerja untuk menyeimbangkan kadar fosfat dalam tubuh. Semua zat ini tersebar di dalam darah, cairan tubuh, dan urin yang dibutuhkan sel agar tetap berfungsi secara normal. Cairan ini juga bisa didapatkan melalui makanan, minuman dan suplemen.

Jika Anda terkena demam berdarah, pastikan kebutuhan cairan terpenuhi agar tidak dehidrasi. Asupan yang mengandung elektrolit adalah yang paling baik digunakan untuk mengganti cairan yang hilang. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen untuk mengembalikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang, seperti Trolit.

Trolit mengandung bahan-bahan seperti Monascus purpureus, ekstrak Psidii folium, elektrolit, vitamin B kompleks, dan mineral seng yang bermanfaat untuk proses rehidrasi. Dengan demikian, dampak DBD berupa dehidrasi dapat dicegah dengan baik. Pastikan juga tetap berada dalam pengawasan selama proses rehidrasi ini.

[RS]

Advertorial
DBD
Dehidrasi