Umumnya, pengobatan demam berdarah dilakukan berdasarkan tingkat keparahan dan kondisi pasien.
Bila berdasarkan tingkat keparahannya, penyakit akibat virus dengue ini terbagi menjadi dua, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue. Gejala pada demam dengue (DD) biasanya lebih ringan ketimbang demam berdarah dengue (DBD).
Gejala awal demam berdarah dengue biasanya ditandai dengan demam tinggi dan naik turun, menggigil, nyeri sendi, sakit kepala, hingga tubuh terasa lemah. Selanjutnya, pada hari ke-4, akan terjadi kebocoran plasma yang dapat membuat anak dengan DBD mengalami dehidrasi.
Oleh karena itu, menurut dr. Melia Yunita, MSc, Sp.A, pengobatan utama DBD pada anak adalah pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan dan meredakan gejala dengan obat-obatan seperti paracetamol.
Artikel Lainnya: Merawat Pasien Demam Berdarah Tanpa Opname, Mungkinkah?
Pentingnya Pemenuhan Cairan saat Anak Demam Berdarah
Pemenuhan cairan saat anak terkena DBD sangat penting karena adanya kebocoran plasma.
Jika diulik, komponen darah terdiri dari dua, yaitu bagian padat dan cair. Bagian darah yang padat berupa sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sedangkan bagian yang cair disebut dengan plasma darah.
Pada tubuh orang yang sehat, plasma darah (cairan darah) membantu aliran darah tetap lancar, sehingga fungsi tubuh berjalan dengan normal.
Namun, pada pasien DBD, pembuluh darah bocor sehingga membuat plasma darah keluar. Hal ini menyebabkan aliran di pembuluh darah yang harusnya lancar, jadi tersendat karena tidak ada cairan di dalamnya.
Dokter Lia juga menjelaskan, “Biasanya, kondisi kebocoran plasma ini terjadi pada fase kritis, yaitu hari ke-4 hingga ke-6. Pada fase tersebut, pasien DBD bisa kebocoran plasma hingga lebih dari 20%. Plasma darah yang bocor ini akan masuk ke jaringan-jaringan yang longgar, seperti area mata, perut, hingga paru-paru”.
“Karena itu, pasien anak yang mengalami DBD biasanya mengalami gejala mata bengkak dan napas sesak akibat cairan plasma masuk ke paru-paru,” tambah dr. Lia.
Oleh karena itu, dr. Lia pun menekankan bahwa pemberian dan pengaturan cairan adalah poin utama dari pengobatan DBD. Apalagi ketika masuk fase kritis, kadar cairan dalam darah harus dipantau.
Dengan pengaturan cairan yang tepat, kondisi pasien anak dengan DBD akan lebih stabil, sehingga pengobatan lebih cepat.
Artikel Lainnya: Ini Penyebab Trombosit Turun Saat DBD
Kebutuhan dan Jenis Cairan untuk Anak dengan DBD
Lantas, seberapa banyak kebutuhan cairan pada pasien anak yang mengalami DBD?
Dokter Lia mengungkapkan bahwa kebutuhan cairan pada pasien anak DBD berbeda dengan anak sehat seusianya. “Ada kriteria dan perhitungannya sendiri, tidak bisa sembarangan,” ungkap beliau.
Kebutuhan total cairan anak saat DBD dimulai dari 3 cc/kg/jam. Angka kebutuhan cairan tersebut tergantung dengan kondisi pasien. Jika gejala bertambah berat dan risiko dehidrasi makin tinggi, perhitungannya bisa dinaikkan jadi 5-10 cc/kg/jam dan seterusnya.
Dari perhitungan cairan tersebut, dokter akan membagi berapa cairan infus yang masuk dan berapa jumlah air yang harus diminum langsung oleh si anak. Dokter juga akan terus memantau secara berkala dan kembali menyesuaikan kebutuhan cairan berdasarkan kondisi anak.
Selain jumlah cairannya, Mama dan Papa juga harus memperhatikan jenis minumannya. Minuman yang baik untuk anak saat DBD adalah air putih. Sebaiknya hindari memberikan Si Kecil terlalu banyak minuman manis, seperti sirup dan teh manis.
Pasalnya, minuman manis memiliki tingkat osmolaritas alias tingkat kepekatan yang lebih tinggi daripada air putih.
“Kadar osmolaritas atau tingkat kepekatan larutan dapat memengaruhi penyerapan cairan di dalam tubuh. Air putih lebih baik karena kadar osmolaritasnya sesuai dengan cairan fisiologis manusia,” jelas dr. Lia.
Tak lupa juga dr. Lia berpesan, “Pilih air putih yang alami atau murni dari alam, bersih, dan sudah pasti aman untuk keluarga. Jangan sampai, pilih air putih yang kurang bersih, sehingga masih ada bakteri dan kuman di dalamnya dan dapat memperparah kondisi anak.”
Nah, untuk kebutuhan minum keluarga, Mama dan Papa bisa memilih AQUA.
AQUA diciptakan oleh alam, berasal dari sumber air terlindungi, 100% murni tanpa tambahan apapun. Sehingga air AQUA selalu segar, sebagaimana alam ingin kita meminumnya
Saat anak DBD, cukupi cairan anak, #AQUADULU. Jika Mama dan Papa memiliki pertanyaan terkait demam berdarah atau kondisi lainnya yang terjadi pada Si Kecil, segera konsultasikan pada dokter spesialis anak. Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu dan keluargamu, ya, supaya tidak mudah sakit!
(NM)
- WHO. Dengue and Severe Dengue. Diakses pada Februari 2023
- Mayo Clinic. Dengue Fever. Diakses pada Februari 2023
- CDC. Dengue. Diakses pada Februari 2023
- Wawancara dengan dr. Melia Yunita, MSc, Sp.A