Musim hujan biasanya ditandai dengan munculnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang marak terjadi adalah demam berdarah dengue atau DBD.
Kasus DBD biasanya menunjukkan peningkatan saat musim hujan tiba. Kondisi ini membuat banyak orang menjadi lebih waspada akan gigitan nyamuk. Pasalnya, gigitan nyamuk merupakan sumber penularan penyakit tersebut.
Tak jarang, gigitan nyamuk pun menimbulkan kepercayaan yang belum tentu benar di tengah masyarakat. Jangan sampai terjebak, berikut adalah beberapa fakta di balik mitos seputar gigitan nyamuk:
1. Mitos: Nyamuk Hanya Menggigit Manusia Saja
Hal tersebut hanyalah mitos. Ada ribuan jenis nyamuk yang memiliki ketertarikan berbeda-beda; ada yang lebih suka menggigit manusia, ada pula yang lebih suka menggigit hewan.
Kelompok hewan yang kerap menjadi sasaran gigitan nyamuk adalah mamalia, seperti anjing, kucing, dan kuda.
Artikel Lainnya: Reaksi Alergi Usai Digigit Nyamuk, Awas Sindrom Skeeter
2. Mitos: Nyamuk Menyukai Orang Berdarah Manis
Secara ilmiah, tidak ada istilah “darah manis”. Namun, nyamuk yang lebih memilih untuk menggigit orang tertentu memang benar adanya. Meski demikian, hal tersebut tidak berhubungan dengan kadar gula darah seseorang.
Beberapa faktor yang meningkatkan daya tarik nyamuk menggigit manusia adalah karbon dioksida, temperatur tubuh yang lebih panas, dan kadar asam urat yang tinggi.
Sementara itu, kadar gula darah tinggi tidak terbukti meningkatkan risiko digigit nyamuk pada manusia.
3. Mitos: Semua Gigitan Nyamuk Membawa PenyakitÂ
Tidak semua nyamuk membawa penyakit. Faktanya, di antara ribuan jenis nyamuk yang ada, hanya puluhan kelompok yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia.
Aedes, Anopheles, dan Culex adalah beberapa jenis nyamuk yang paling diwaspadai di Indonesia, karena membawa virus serta parasit yang menyebabkan penyakit.
4. Mitos: Tanaman Tertentu Dapat Mengusir Nyamuk
Sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang dapat menjelaskan bahwa tanaman tertentu dapat mengusir nyamuk dengan efektif.
Fakta yang ada justru menunjukkan hal sebaliknya. Tanaman di rumah yang diletakkan di dalam pot tergenang air akan menjadi wadah yang baik bagi nyamuk berkembang biak.
5. Mitos: Gelang atau Stiker Antinyamuk dapat Mengusir Nyamuk
Hal tersebut hanya mitos saja. Sejauh ini belum cukup bukti ilmiah bahwa suatu gelang atau stiker tertentu dapat melindungi penggunanya dari gigitan nyamuk.
Artikel Lainnya: Apa Saja 6 Tanda Anda Alergi Gigitan Nyamuk?
6. Mitos: Setiap Jenis Nyamuk pasti Mengisap Darah
Anggapan ini hanyalah mitos belaka. Faktanya, hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Tujuannya bukan untuk mendapatkan makanan, karena nyamuk sebenarnya lebih menyukai sari bunga.
Nyamuk betina mengisap darah karena mereka membutuhkannya untuk bertelur.
7. Mitos: Nyamuk Tidak Suka Menggigit Ibu Hamil
Mitos! Faktanya, beberapa studi menjelaskan bahwa ibu hamil memang lebih rentan mengalami gigitan nyamuk.
Hal tersebut disebabkan karena ibu hamil menghasilkan kadar karbon dioksida yang lebih tinggi daripada orang normal. Karbon dioksida merupakan ‘bau’ yang disukai oleh nyamuk betina.
8. Mitos: Menggunakan Pakaian Lengan Panjang Dapat Cegah Gigitan Nyamuk
Hal ini memang hanya mitos yang keliru. Faktanya, nyamuk dapat menembus pakaian dan tetap menggigit sekalipun Anda menggunakan pakaian yang menutup tubuh seluruhnya.
Oleh karena itu, agar terhindar dari gigitan nyamuk, pakaian lengan panjang yang disarankan adalah pakaian longgar dan kainnya tidak tebal. Kain tebal hanya akan membuat pemakainya lebih berkeringat dan suhu tubuh meningkat, sehingga malah akan disukai oleh nyamuk.
Itu dia beberapa mitos fakta gigitan nyamuk yang perlu Anda pahami. Agar tidak lagi terjebak mitos-mitos lain seputar kesehatan, mulailah untuk menyikapi segala informasi dengan lebih bijak lagi.
Apabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar gigitan nyamuk, jangan ragu untuk konsultasi kepada dokter menggunakan fitur LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)