Virus Zika saat ini sedang menjadi topik hangat yang meresahkan masyarakat di berbagai belahan dunia. Virus zika dianggap dapat menyebabkan mikrosefali, atau kepala dan otak yang kecil, dan tidak berkembang, pada bayi yang baru lahir.
Sudah ditemukan ribuan kasus mikrosefali pada bayi yang diduga terkait dengan virus Zika di Brazil. Bahkan WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa virus zika ini juga sudah menyebar di Amerika, Afrika dan Asia.
Bagaimana sebetulnya cara penularan virus zika?
Gigitan nyamuk
Virus zika dapat menular dari 1 orang ke orang lainnya melalui nyamuk jenis Aedes (Aedes aegypti dan Aedes albopictus). Nyamuk ini merupakan jenis nyamuk yang sama dengan nyamuk yang dapat menularkan demam berdarah dengue, chikungunya dan yellow fever.
Dari ibu ke anak
Ibu yang sudah terinfeksi oleh virus zika dapat menularkan pada bayi saat melahirkan (walaupun kasus nya jarang). Hingga saat ini belum ada kasus virus zika yang menular dari ibu yang menyusui bayinya.
Kontak seksual
Terdapat beberapa kasus yang melaporkan penularan virus zika melalui hubungan seksual. Berdasarkan laporan CDC (Centers of Disease Control and Prevention) pada tahun 2013 terdapat penularan virus zika melalui hubungan seksual di kepulauan French Polynesia.
Sebenarnya, bagaimana fakta mengenai nyamuk aedes, sang penular virus Zika ini?
Fakta mengenai nyamuk Aedes:
- Nyamuk aedes bertelur dan sangat suka berada di lingkungan yang lembap, seperti tempat penampungan air, vas bunga, ember, dsb.
- Nyamuk aedes adalah jenis nyamuk lebih agresif menggigit manusia, terutama pada siang hari. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan nyamuk tersebut dapat menggigit juga saat malam hari.
- Nyamuk dapat menjadi terinfeksi saat menggigit orang yang sudah terinfeksi virus zika tersebut. Nyamuk yang terinfeksi dapat menularkan virus ke orang lain melalui gigitan.
- Telur nyamuk aedes dapat bertahan hingga 1 tahun lamanya tanpa air. Ketika ada cukup air, maka telur dapat berkembang menjadi larva dan kemudian menjadi nyamuk dewasa.