Periodontitis adalah peradangan pada jaringan lunak akibat infeksi bakteri. Ada berbagai jenis bakteri penyebab periodontitis sehingga akan berbeda pula efeknya pada seseorang.
Selain itu, penyakit pada rongga mulut ini tidak hanya berdiri sendiri, melainkan bisa juga terjadi akibat beberapa penyakit di luar rongga mulut.
Berdasarkan hal tersebut, periodontitis terbagi ke dalam beberapa kelompok. Berikut adalah jenis-jenis periodontitis yang sebaiknya kamu ketahui:
1. Periodontitis Kronis
Periodontitis kronis terjadi akibat akumulasi plak dan karang gigi. Jenis periodontitis ini merupakan yang paling banyak dijumpai pada rongga mulut dibandingkan dengan jenis lain.
Sebagian besar periodontitis dijumpai pada orang dewasa. Sementara itu, hanya sedikit kasus yang ditemui pada anak-anak.
Ada dua faktor yang bisa memicu periodontitis kronis, yaitu faktor lokal dan faktor pendukung.
Faktor lokal menjadi penyebab utama periodontitis kronis. Sementara itu, faktor pendukung atau faktor lingkungan yang bisa memperparah kondisi, misalnya kebiasaan merokok dan stres.
Artikel Lainnya: Ini Perbedaan Gingivitis dan Periodontitis
Periodontitis kronis ditandai dengan hilangnya pelekatan pada area gusi dan gigi. Penderita juga bisa kehilangan tulang alveolar sebagai tulang penyangga gigi.
Tingkat keparahannya diukur dari kedalaman ujung gusi hingga dasar poket. Berikut ini rinciannya:
- Ringan: 1-2 mm
- Sedang: 3-4 mm sedang
- Parah: > 5 mm
2. Periodontitis Agresif
Peradangan pada jaringan pendukung gusi yang mengalami perkembangan penyakit secara cepat dicurigai sebagai periodontitis agresif.
Periodontitis agresif sama seperti periodontitis kronis. Kedua kondisi ini mengakibatkan seseorang mengalami kehilangan tulang.
Perbedaannya, pada periodontitis agresif kehilangan tulang berlangsung secara cepat. Kehilangan tulang alveolar juga meluas, terjadi pada lebih dari satu gigi.
Lalu, kondisi plak dan karang gigi pada periodontitis agresif tidak terlalu banyak.
Selain itu, periodontitis agresif bisa terjadi karena riwayat keturunan. Artinya, apabila orang tua mengalami periodontitis agresif, maka anak atau keturunannya juga memiliki kemungkinan untuk mengalami hal yang sama.
Ciri lain dari jenis periodontitis ini adalah jarak ujung gusi dengan dasar poket lebih dari 7 mm.
Artikel Lainnya: Gum Boil, Ketika Gusi Bengkak dan Bernanah
Periodontitis agresif terbagi menjadi setidaknya dua jenis, yaitu:
-
Periodontitis Agresif Lokal
Periodontitis agresif lokal terjadi ketika seseorang kehilangan tulang pada daerah celah antar gigi. Kondisi ini tidak terjadi pada gigi seri dan gigi geraham besar.
-
Periodontitis Agresif General
Pada periodontitis agresif general, kehilangan tulang alveolar melibatkan minimal tiga gigi selain gigi yang sudah disebutkan pada periodontitis agresif lokal.
3. Periodontitis Manifestasi Penyakit Sistemik
Selain sebagai suatu penyakit, periodontitis juga dapat menjadi tanda adanya penyakit lain di dalam tubuh.
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang mampu memengaruhi kondisi rongga mulut. Penderita diabetes akan mengalami gigi goyang akibat kehilangan tulang alveolar.
Selain diabetes, infeksi HIV juga berhubungan dengan periodontitis. Orang dengan HIV akan lebih rentan mengalami penyakit gusi ini.
Kondisi rongga mulut penderita HIV cenderung lebih kotor, sehingga plak dan karang gigi akan terlihat banyak pada rongga mulut.
Jadi, apabila menemukan pasien dengan periodontitis, dokter akan memberi pertanyaan mengenai kedua penyakit tersebut.
Secara klinis, jenis periodontitis yang disebabkan oleh penyakit diabetes dan HIV memiliki bentuk dan ciri yang sama dengan periodontitis kronis.
Jika gejala tidak disertai dengan ciri penyakit yang lebih spesifik dan hasil pemeriksaan subjektif pasien tidak dicurigai memiliki diabetes atau HIV, jenis periodontitis yang dialami adalah periodontitis kronis tanpa penyakit penyerta.
Namun, apabila terdapat ciri pendukung dua penyakit tersebut, maka jenis periodontitis yang dialami pasien adalah periodontitis manifestasi penyakit sistemik.
Kini kamu sudah tahu klasifikasi periodontitis dan gejala yang dapat muncul. Jika mengalami keluhan yang mengarah pada kondisi ini, periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.
Konsultasi lebih mudah dengan dokter terkait kesehatan rongga mulut bisa melalui fitur Live Chat. Dapatkan juga informasi menarik lainnya seputar gigi dan mulut dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
[WA]
Referensi:
Kuswandani, O. Sandra. Academic Stress Influences Periodontal Health Condition and Interleukin-1 beta Level. Journal of Dentistry Indonesia, 2014; 21(1): 16-20.
Gumus, Pinar. The Role of TLRs in The Pathogenesis of Periodontal Diseases. Journal of Dental Science and Therapy, 2016; 1(1): 3-6.
Carranza, FA. Clinical Periodontology. Edisi ke-9. Philadelphia: WB Saunders. Pp160- 183, 2006; 349-350.