Tambal gigi adalah salah satu perawatan pada gigi berlubang. Tindakan ini diharapkan dapat menghilangkan bakteri yang menempel pada gigi serta mengembalikan bentuk dan fungsi gigi.
Namun, pada sebagian kasus tambal gigi bisa bermasalah, misalnya gampang lepas. Kenapa tambalan gigi sering lepas? Ternyata banyak yang menjadi faktor pemicunya.
Oleh karena itu, mari ketahui apa saja penyebab tambalan gigi lepas berikut ini:
1. Masih Ada Bakteri Menempel
Bakteri bisa menjadi penyebab tambalan gigi mudah lepas. Kondisi ini terjadi apabila gigi mengalami karies sekunder.
Sebelum dilakukan penambalan, dokter akan membersihkan bakteri penyebab gigi berlubang. Jaringan yang terinfeksi akan diambil hingga tidak tersisa lagi.
Pembersihan tersebut dilakukan dengan bur atau juga dengan instrumen eskavator.
Jika prosedur ini tidak dilakukan hingga bersih tetapi gigi sudah ditambal, karies sekunder akan terjadi.
Karies atau lubang tersebut disebabkan oleh bakteri yang tertinggal, sehingga masih dapat menyebar di dalam gigi dan membuat gigi berlubang di tepi tambalan.
Hal tersebutlah yang membuat tambalan dapat terlepas dengan sendirinya, karena sudah berkurangnya pelekatan akibat karies sekunder.
Artikel Lainnya: Mengenal Plus Minus Bahan Tambal Gigi Resin Komposit
2. Preparasi Tidak Maksimal
Setelah bakteri dibersihkan, dokter akan melakukan preparasi pada gigi.
Preparasi merupakan pembentukan tepi-tepi gigi untuk memudahkan bahan tambal menempel pada gigi. Bentuk dari preparasi bermacam-macam tergantung gigi dan bahan apa yang digunakan.
Preparasi merupakan tahapan yang tak kalah penting untuk memastikan gigi dapat menempel dengan baik.
Pada tindakan ini, sudut dan luas permukaan gigi yang akan digunakan untuk menempelnya bahan sangat memengaruhi kekuatan tambalan.
Semakin luas permukaan dan semakin landai sudut akan meningkatkan kekuatan daya rekat bahan tambal.
3. Aplikasi Bahan Kurang Baik
Proses pemberian bahan tambal juga menjadi salah satu alasan kenapa tambalan gigi sering lepas.
Pada bahan tertentu, misalnya resin komposit, pengisian bahan tidak boleh dilakukan sekaligus dalam satu kali, melainkan lapis demi lapis.
Pasalnya, bahan resin komposit dapat mengalami penyusutan mikro. Jika ditempelkan secara banyak dalam satu waktu, penyusutan akan membuat tambal gigi mudah terlepas.
Sementara itu, pada bahan semen Ionomer kaca, perbandingan bahan bubuk dan cairnya harus seimbang sesuai dengan anjuran dan kebutuhan.
Bila bahan bubuk lebih banyak ketimbang bahan cair, bahan akan menjadi lebih kental. Akibatnya, rongga dapat tidak tertutupi dengan baik oleh bahan tambal.
Sebaliknya, jika bahan terlalu encer, tambalan akan lebih lunak sehingga mudah mengalami pecah.
Artikel Lainnya: Berbagai Pantangan Setelah Tambal Gigi, Apa Saja?
4. Instruksi Pasca Tambal yang Tidak Diperhatikan
Faktor kelalaian pasien adalah salah satu penyebab tambal gigi lepas. Misal, jika pasien tidak melakukan pantangan dengan baik.
Sebagai contoh, bahan tambal dengan semen ionomer kaca akan mengeras maksimal setelah 24 jam pertama. Pada batas waktu ini, dokter akan menyarankan pasien untuk tidak mengunyah makanan yang keras.
Selain itu, dokter akan memberikan cocoa butter pada permukaan tambalan untuk melapisi gigi agar sisa makanan tidak menempel.
Di sisi lain, bahan tambal resin komposit tidak memiliki terlalu banyak aturan setelah tindakan. Pantangan makan pun nyaris tidak ada karena biasanya pasien boleh langsung makan.
Kendati demikian, perlu kamu perhatikan bahwa bahan resin komposit memiliki sifat menyusut.
Demikian beberapa kemungkinan penyebab tambal gigi cepat lepas. Menjaga kebersihan rongga mulut, termasuk tambalan gigi harus diperhatikan. Jadi, pastikan agar tidak ada bakteri yang masuk ke dalam celah gigi dan tambalan.
Ingin tanya-tanya seputar kesehatan gigi dan mulut? Kamu bisa menggunakan layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter lebih mudah. Mari #JagaSehatmu selalu!
[WA]
Referensi
Pradopo S, Saskianti T. Mengatasi kegagalan restorasi klas II pada gigi sulung. Dentika Dental Journal. 2007;12(1):75-80.
Lund. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi (Edisi Ketiga). Alih bahasa: Rasinta Tarigan. Jakarta: EGC; 1997.
Kidd, Edwina AM, Joyston BS. Dasardasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya. Alih bahasa: Sumawinata N, Faruk S. Jakarta: EGC, 1991; p.168-201.