Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ovarian Cancer Research menyatakan bahwa kasus kanker ovarium saat hamil berjumlah kurang dari 1 persen.
Meski kasusnya kecil, Anda diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati. Pasalnya, kanker ovarium saat hamil dapat menyebabkan komplikasi fatal apabila terlambat dideteksi dan diatasi.
Oleh karena itu, USG rutin di awal kehamilan sangat penting agar bisa mendapatkan diagnosis dini dan penanganan paling aman bagi ibu hamil yang mengalami kanker ovarium.
Artikel Lainnya: Apa Bedanya Kanker Serviks dan Kanker Ovarium?
Penyebab dan Gejala Kanker Ovarium pada Ibu Hamil
Kehamilan sebenarnya bukanlah faktor risiko dari kanker indung telur (ovarium). Faktanya, hamil, penggunaan kontrasepsi oral, dan menyusui justru menjadi perlindungan ekstra terhadap kanker tersebut, menurut American Cancer Society.
Kanker ovarium saat hamil disebabkan oleh adanya riwayat keluarga (genetik). Jadi, risiko Anda mengalami penyakit tersebut tergolong tinggi apabila memiliki ibu atau saudara wanita yang mengalami kanker indung telur (ovarium).
Pada tahap awal penyakit, kanker ovarium mungkin tidak bergejala. Kalaupun ada, tanda-tandanya akan sulit dibedakan dengan kehamilan dan mirip penyakit lain.
Adapun ciri-ciri dari ibu hamil yang memiliki tumor di indung telurnya, yaitu:
- Sering kembung dan nyeri perut
- Lambung sering bermasalah
- Tidak nafsu makan
- Mudah merasa kenyang saat makan
- Sering buang air kecil
- Mudah lelah
- Sakit punggung
- Sering susah buang air besar (sembelit)
Jika Anda mengalami gejala di atas saat kehamilan, sebaiknya segera periksa lebih lanjut ke dokter.
Dokter akan melakukan tes pencitraan dengan USG transvaginal untuk memastikan tumor dan memperkirakan ukurannya. Jika kehamilan sudah melewati trimester pertama, dokter mungkin akan menyarankan untuk MRI panggul.
Artikel Lainnya: 6 Tanda Kanker Ovarium yang Perlu Wanita Tahu
Cara Mengobati Kanker Ovarium yang Aman untuk Ibu Hamil
Terdapat beberapa cara umum yang dilakukan untuk mengobati kanker ovarium, yaitu pembedahan/operasi, kemoterapi, dan radioterapi/terapi radiasi. Tujuan pengobatan kanker selama kehamilan adalah untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.
Pilihan pengobatan akan bergantung pada derajat keparahan kanker yang dialami, dan seberapa jauh usia kehamilan.
-
Pembedahan atau Operasi
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, tindakan operasi untuk mengangkat tumor bukanlah pilihan pertama yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi kanker ovarium saat hamil.
“Sebisa mungkin operasi kanker ini ditunda sampai persalinan. Kecuali, si pasien memang memiliki indikasi mendesak,” jelas dr. Sepriani.
Contoh dari indikasi yang mendesak, yaitu nyeri hebat dan komplikasi serius, seperti perdarahan atau ruptur (robekan dinding rahim).
-
Kemoterapi
Berdasarkan dr. Sepriani, kemoterapi bisa-bisa saja dilakukan, terutama pada ibu hamil yang kandungannya sudah di trimester kedua atau ketiga.
Keputusan mengenai waktu kemoterapi di trimester kedua atau ketiga dapat mempengaruhi masa-masa menyusui nantinya.
Atas dasar itu, dokter akan memberikan pilihan waktu terbaik untuk mencegah pembuangan racun dalam ASI ke bayi yang baru lahir. Jika memang kondisinya tidak memungkinkan, pemberian ASI eksklusif bisa ditunda demi kesehatan si buah hati.
-
Terapi Radiasi
Terapi radiasi juga bisa berbahaya bagi bayi, terutama pada trimester pertama.
“Radioterapi biasanya jarang digunakan untuk mengobati ovarian cancer (kanker ovarium). Kalaupun digunakan, terapi ini tidak diberikan kepada ibu yang sedang mengandung,” kata dr. Sepriani.
Artikel Lainnya: Sering Nyeri Perut Bawah? Waspada Gejala Kanker Ovarium
Apa pun pengobatan kanker ovarium yang dipilih, Anda memerlukan pemantauan ketat oleh tim medis selama kehamilan.
Dalam ulasan Best Practices & Research Clinical Obstetrics & Gynecology Journal edisi Mei 2017, dikatakan bahwa pengobatan kanker ovarium saat hamil jarang menimbulkan efek samping kepada ibu dan bayi. Asalkan, semuanya dilakukan secara tepat dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Masih ada pertanyaan seputar pengobatan kanker ovarium saat hamil? Anda bisa mengonsultasikannya kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)