Penyebab Multiple Myeloma yang Harus Diwaspadai

Mulltiple myeloma (atau disebut sebagai mieloma ganda) adalah jenis kanker yang menyerang sel plasma. Pada kondisi ini, sel plasma mengalami multiplikasi secara abnormal. Dalam kondisi normal, sel plasma membentuk antibodi yang melawan infeksi. Namun, pada multiple myeloma, sel plasma menghasilkan protein imunoglobulin yang terlalu banyak ke peredaran darah dan tulang, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan organ. Lalu apa penyebab multiple myeloma?

Sel plasma merupakan sel darah yang wajar ditemukan pada tulang. Sel plasma mengeluarkan zat yang memicu sel lain untuk menghancurkan tulang. Area lemah pada tulang yang terbentuk disebut sebagai lytic lesion. Ketika multiple myeloma mengalami perburukan, sel plasma akan keluar dari sumsum tulang dan menyebar ke seluruh tubuh, sehingga menimbulkan kerusakan organ.

Penyebab multiple myeloma yang tak dapat dihindari

Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Namun, berdasarkan penelitian, seseorang akan berisiko terkena jenis kanker ini jika:

• Berusia di atas 65 tahun
• Ras Afrika-Amerika
• Punya riwayat keluarga dengan multiple myeloma

Jika Anda memiliki riwayat penyakit sel plasma seperti yang dicantumkan di bawah ini, Anda juga dikatakan lebih berisiko terkena multiple myeloma.

• Monoclonal gammopathy of undertermined significance (MGUS)
• Solitary plasmacytoma

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Mayo Clinic, terdapat beberapa gen yang ditemukan pada tubuh yang memiliki potensi menimbulkan multiple myeloma, seperti c-myc, N-ras dan K-ras. Selain itu, jika terdapat gangguan atau kelainan pada tumor supressor genes seperti TP53, dianggap sangat berpengaruh pada penyebaran ke organ lain.

Berikut ini adalah penyebab multiple myeloma yang bisa dihindari.

1. Penyebab lingkungan atau okupasional

Beberapa studi menyatakan bahwa terdapat risiko yang cukup signifikan terhadap terjadinya multiple myeloma pada seseorang yang lingkungan pekerjaannya berhubungan langsung dengan industri agrikultur, makanan, dan petrokimia.

Peningkatan risiko ditemukan pada petani, khususnya yang menggunakan produk insektisida serta pada orang yang terpapar dengan zat benzena maupun zat kimia lainnya.

Ada pula beberapa peneliti yang berpendapat bahwa paparan zat pewarna rambut dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 20 tahun, memiliki kemungkinan meningkatkan risiko multiple myeloma. Namun, hal ini harus dipastikan terlebih dahulu dengan melakukan penelitian lebih lanjut.

Penyebab ini dapat dihindari dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) yang baik untuk melindungi dari paparan zat yang dapat meningkatkan risiko multiple myeloma.

2. Radiasi

Pada kejadian bom atom di Nagasaki, Jepang, pada Perang Dunia II, 29 korban yang selamat dari pemboman dilaporkan meninggal karena mulitple myeloma pada tahun 1950 dan 1976. Namun, fakta tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Ada pula studi yang dilakukan pada pekerja Oak Ridge Diffusion Plant di Tennessee, Amerika Serikat, menunjukkan korelasi yang lemah antara multiple myeloma dengan paparan uranium. Sama, hal ini juga butuh penelitian lebih lanjut.

3. Inflamasi kronis

Inflamasi atau peradangan kronis dianggap berperan terhadap risiko terjadinya multiple myeloma. Penelitian lebih lanjut juga dibutuhkan untuk benar-benar memastikannya.

4. Infeksi

Infeksi human herpesvirus 8 (HH8) yang menyerang sel dendrit sumsum tulang ditemukan pada pasien multiple myeloma dan pasien dengan MGUS.

Berdasarkan pemaparan American Cancer Society, pada beberapa tipe kanker, faktor risiko diketahui menjadi penyebab utama dari kanker. Sebagai contoh, kebiasaan merokok dan risiko kanker paru-paru. Dengan demikian, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko.

Sampai di sini, Anda telah mengetahui bahwa penyebab multiple myeloma belum diketahui secara pasti. Namun, dugaan penyebab di atas bisa dijadikan panduan. Selain itu, multiple myeloma bukanlah merupakan penyakit yang dapat dicegah atau tidak ada cara mencegah spesifik.

Oleh karena itu, baiknya lakukan pencegahan lewat pola makan dan pola hidup Anda. Hindari makanan yang digoreng, mengandung kimia, pengawet, dan makanan yang diasinkan. Untuk pola hidup, perbanyak olahraga dan kelola stres dengan benar.

Cari tahu informasi kesehatan tepercaya lainnya dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga bisa konsultasi langsung ke dokter dengan menggunakan fitur Live Chat.

(RN/ RVS)