Padatnya aktivitas saat ibadah haji memang riskan membuat jemaah haji melupakan sesuatu, termasuk lupa memakai alas kaki. Bisa jadi karena terbiasa tidak memakai alas kaki, atau karena merasa lebih praktis. Sayangnya, tidak pakai alas kaki bisa meningkatkan risiko terjadinya cedera pada telapak kaki.
Dilansir dari Liputan6.com, tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH) sering menemukan jemaah haji keluar dari bangunan masjid tanpa menggunakan alas kaki. Penyebabnya karena jemaah sering lupa menyimpan alas kakinya.
Memakai alas kaki di luar bangunan masjid sangat penting mengingat kondisi lantai yang sangat panas. Jika nekad nyeker, cedera pada telapak kaki bisa terjadi. Selain itu, ada pula kemungkinan jemaah menginjak benda tajam yang dapat melukai telapak kaki.
Potensi bahaya jika tidak pakai alas kaki saat ibadah haji
Anjuran bagi jemaah haji untuk selalu menggunakan alas kaki saat ibadah haji bukan tanpa alasan. Jika imbauan ini tidak diindahkan, potensi bahayanya adalah sebagai berikut:
-
Meningkatnya risiko cedera
Tanpa alas kaki, telapak kaki Anda bisa terancam bahaya cedera. Cedera bisa bermacam-macam. Apa pun jenisnya, cedera bisa mengganggu jalannya ibadah.
Menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, mereka yang sangat berisiko mengalami kondisi yang buruk akibat cedera pada telapak kaki adalah mereka yang memiliki diabetes.
“Kaki penderita diabetes itu biasanya sudah mati rasa. Begitu mengalami luka, kemudian sulit atau tidak sembuh, pada akhirnya kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko amputasi,” jelas dr. Devia.
-
Munculnya lecet dan infeksi pada kaki
"Cuaca di Tanah Suci yang panas terik, bayangkan jika melangkahkan kaki di medan yang panas tanpa alas kaki. Kaki bisa kepanasan. Akhirnya jemaah bisa mengalami masalah lecet dan infeksi di kaki,” terang dr. Devia.
-
Penebalan kulit atau kapalan
Selain lecet, beraktivitas tanpa sandal atau sepatu juga bisa menyebabkan kaki menjadi kapalan. Kapalan (callus) adalah kondisi kulit yang mengalami penebalan dan pengerasan akibat tekanan atau gesekan yang berlebihan. Kapalan sebetulnya adalah mekanisme reaksi tubuh untuk melindungi bagian kulit yang sensitif.
Gejala kapalan adalah kulit (telapak kaki) mengeras dan tumbuh benjolan, menebal dan kasar, nyeri di bawah kulit, muncul cairan dan terasa sakit pada kapalan yang telah mengalami infeksi, dan kulit terkelupas.
-
Tertusuk benda tajam
Tanpa alas kaki, kaki jemaah bisa tertusuk benda tajam yang ada di jalanan, entah paku, ranting pohon, pecahan kaca, dan lainnya. Jika menginjak benda tajam yang terdapat karat, jemaah bisa mengalami tetanus.
“Hal ini akan makin berisiko pada jemaah yang tidak terlindungi oleh vaksin,” kata dr. Devia.
-
Infeksi bakteri, jamur, atau virus
Ada pula kemungkinan masuknya bakteri, infeksi jamur, atau virus akibat bertelanjang kaki. Kemungkinan adanya kutil plantar dan infeksi virus lebih sering ditemukan pada permukaan yang kotor. Kutu air dan infeksi jamur juga umum ditemukan di ruang ganti dan permukaan yang basah lainnya.
-
Waspada cacing
Juga terdapat kemungkinan terpapar cacing tambang jika kaki berkontak langsung dengan kotoran hewan, yang biasanya terdapat pada pasir dan rumput.
Banyak podiatris (ahli kesehatan kaki) yang percaya bahwa masalah nomor satu tentang berjalan tanpa alas kaki adalah kurangnya dukungan untuk kaki, sehingga bisa menimbulkan berbagai masalah pada kaki.
Bagi para jemaah haji sangat disarankan untuk selalu memakai alas kaki saat ibadah haji agar tidak mengalami cedera pada telapak kaki. Jika memang ingin nyeker, amannya lakukan di dalam bangunan yang lantainya tidak panas atau ketika sudah berada di penginapan.
(RN/ RVS)