Bagi sebagian orang, tidur tengkurap terasa menyenangkan. Tapi ternyata, ada dampak buruk tidur tengkurap yang tak disadari oleh banyak orang. Baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak tersebut.
Tidur tengkurap dapat memberikan dampak buruk pada punggung dan leher, akibatnya kualitas tidur jadi terganggu dan meninggalkan rasa tidak nyaman sepanjang hari. Terutama untuk ibu hamil, posisi tidur tengkurap sangat tidak dianjurkan.
Namun, untuk beberapa kasus, posisi tidur tengkurap jadi pilihan bagi para pendengkur karena bisa mengurangi sleep apnea dan mendengkur. Tetapi tetap saja ada dampak buruk di baliknya.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa tidur tengkurap tidak baik untuk kesehatan:
-
Menyebabkan nyeri dan tegang pada tulang punggung
Tidur tengkurap menitik beratkan beban tubuh pada tulang punggung. Hal ini terjadi karena pusat berat badan tubuh berada di bagian tengah tubuh, yaitu perut dan dada.
Saat Anda tidur dengan posisi tengkurap, posisi tulang belakang akan tertarik mencekung ke bawah dan menghambat terbentuknya posisi tulang belakang yang netral.
Karena tulang belakang merupakan pusat keluarnya persarafan, tekanan dan stres di tulang punggung dapat berpengaruh pada stres di bagian tubuh lainnya. Hal ini dapat menimbulkan nyeri, kesemutan ataupun kebas di berbagai bagian tubuh.
-
Menyebabkan nyeri di leher
Seperti tulang punggung, tidur tengkurap juga dapat memicu masalah pada leher. Saat tidur tengkurap, agar dapat bernafas maka posisi kepala harus miring 90 derajat ke kanan atau ke kiri sehingga leher berada dalam posisi terpuntir. Belum lagi ditambah dengan posisi leher yang terangkat oleh bantal.
Posisi tersebut membuat postur tulang belakang tidak berada pada garis lurus. Hal ini bisa menimbulkan gangguan serius dalam jangka panjang.
Salah satu masalah yang dapat timbul adalah herniasi diskus tulang leher. Kondisi ini bisa mengiritasi saraf leher dan dapat menimbulkan nyeri yang sangat hebat. Selain itu, posisi wajah yang tertekan pada bantal dapat memicu terbentuknya keriput sehingga mempercepat penuaan wajah.
-
Hindari posisi ini pada ibu hamil
Saat sudah hamil besar, ibu hamil tentu saja tidak dapat tidur tengkurap. Namun tidur tengkurap di usia kehamilan awal juga perlu dihindari.
Posisi janin di perut akan menarik beban yang lebih berat pada tulang belakang, sehingga meningkatkan nyeri pinggang yang lebih berat. Dengan posisi tidak tengkurap, bayi memiliki ruang lebih luas untuk berkembang dan lebih maksimal dibandingkan bila terimpit antara matras dan tulang punggung.
Lalu bagaimana posisi tidur yang aman untuk ibu hamil? Posisi yang terbaik adalah miring ke kiri karena dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen ke ibu dan janin.
Posisi tidur yang baik
Posisi tidur yang paling ideal adalah terlentang. Saat tidur terlentang, kepala, leher, dan tulang belakang berada pada posisi yang netral. Artinya tulang belakang tidak mengalami tekanan yang berlebih, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya nyeri pada punggung.
Tak hanya itu, tidur terlentang juga mengurangi risiko terjadinya GERD (gastro-esofageal reflux disease) dan mencegah terbentuknya keriput dan penuaan dini.
Namun pada beberapa orang, tidur tengkurap sudah menjadi kebiasaan bertahun-tahun yang sulit untuk diubah. Berikut adalah beberapa tips untuk meminimalkan risiko komplikasi yang ditimbulkan dari tidur tengkurap:
- Gunakan bantal yang tipis atau tidak menggunakan bantal sama sekali. Semakin tipis bantal, semakin kecil sudut yang terbentuk antara leher dan kepala.
- Gunakan matras yang lebih keras sehingga posisi perut lebih nyaman.
- Letakkan bantal di bawah panggul untuk membantu menetralkan posisi tulang belakang agar tetap lurus dan mengurangi tekanan pada tulang punggung.
- Lakukan peregangan otot selama 2–3 menit di pagi hari. Hal ini dapat mengembalikan posisi tubuh ke postur yang lurus dan membantu menguatkan otot-otot penunjang.
Ubahlah kebiasaan Anda bila selama ini sering tidur tengkurap. Ingat, ada dampak buruk tidur tengkurap yang bisa mengganggu kesehatan Anda. Bila kesulitan untuk mengubahnya, cobalah tips di atas. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui fitur Live Chat di KlikDokter.
[RPA/ RH]