Kesehatan Umum

Vaksin untuk Atlet Berpotensi Jadi Doping?

dr. Alvin Nursalim, SpPD, 23 Agu 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksinasi atlet perlu dilakukan guna mencegah penyakit yang dapat terjadi menjelang kompetisi. Apakah vaksinasi berpotensi menjadi doping?

Vaksin untuk Atlet Berpotensi Jadi Doping?

Vaksinasi adalah prosedur pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia. Vaksin sendiri merupakan metode yang terbukti ampuh dalam menangani berbagai penyakit infeksi. Atlet adalah salah satu kelompok masyarakat yang perlu mendapatkan vaksin. Nah, apakah vaksin untuk atlet ini bisa berpotensi menjadi doping?

Samakah vaksin dengan doping?

Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, apakah vaksinasi pada atlet dapat berpotensi menjadi doping?

Vaksin dan doping adalah dua hal yang berbeda. Pemberian vaksin dimaksudkan untuk meningkatkan sistem imun seseorang dalam melawan penyakit. Dengan diberikannya vaksin, maka tubuh seseorang akan bersiap diri dengan membentuk sistem kekebalan. Sehingga, ketika infeksi yang sesungguhnya menyerang, tubuh sudah memiliki kekebalan yang dapat menangkal infeksi tersebut.

Doping adalah penggunaan obat-obatan tertentu dengan tujuan meningkatkan performa atlet saat bertanding. Oleh karena itu, penggunaan doping dilarang pada berbagai kompetisi olahraga.

Terdapat beberapa obat yang digunakan sebagai doping atlet berskala internasional (ingat pesepeda Lance Armstrong?), seperti obat stimulan, narkotika (seperti morfin, heroin, dan petidin), dan hormon anabolik. Berbagai penggunaan obat ini dapat menyebabkan peningkatan performa tubuh saat bertanding, tapi penggunaan berbagai zat ini dalam jangka panjang juga memiliki berbagai efek samping.

Sedangkan doping adalah penggunaan obat untuk meningkatkan performa saat bertanding. Karena itu, penggunaan doping dilarang pada berbagai kompetisi olahraga. Terdapat beberapa obat yang dapat digunakan sebagai doping pada atlet professional, seperti obat stimulan, narkotik (morfin, heroin, petidin) dan hormon anabolik. Berbagai penggunaan obat ini dapat menyebabkan peningkatan performa tubuh dalam bertanding, namun penggunaan berbagai zat ini dalam jangka panjang juga memiliki berbagai efek samping.

1 dari 1

Dampak negatif doping

Doping memiliki berbagai efek negatif bagi tubuh pemakainya. Jika terus digunakan dalam jangka panjang. Tergantung dari jenis obat yang digunakan, dampak buruk doping bagi tubuh kesehatan tubuh antara lain:

  • Pemberian doping jenis hormon dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung. Selain itu, penyuntikan hormon testosteron dapat menyebabkan pembesaran payudara, pertumbuhan rambut yang berlebihan, dan timbulnya jerawat.
  • Penggunaan erythropoietin (EPO) biasanya dilakukan untuk meningkatkan kadar darah merah atau dikenal denga blood doping. Penggunaan EPO dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penggumpalan darah atau trombus.
  • Seseorang yang menggunakan doping akan merasa dirinya memerlukan obat untuk dapat bertanding. Hal ini menyebabkan ketergantungan secara psikis dan perlahan menurunkan performanya dalam bertanding.
  • Pemberian obat dalam bentuk apa pun berpotensi menyebabkan reaksi alergi. Reaksi obat yang ringan di antaranya berupa gatal-gatal, kemerahan pada kulit, bengkak ringan pada kulit, bersin, dan mata gatal. Namun, pada reaksi alergi yang berat dapat menyebabkan berbagai reaksi seperti mulut bengkak, sesak napas, hingga penurunan kesadaran.

Pentingnya vaksinasi bagi para atlet

Sekali lagi, vaksinasi dan doping adalah dua hal yang berbeda. Maka dari itu, atlet dapat menjalani program vaksinasi.

Atlet merupakan populasi khusus dengan risiko tinggi untuk terpapar berbagai penyakit. Mereka umumnya bepergian ke berbagai negara untuk berkompetisi, termasuk negara dengan pola penyakit endemis tertentu. Selain itu, para atlet juga berkontak dengan sesama atlet lainnya dari berbagai negara dengan pola penyakit infeksi yang berbeda. Kontak erat ini terjadi pada berbagai jenis cabang olahraga, seperti tinju, gulat, dan sepak bola.

Penularan penyakit dapat terjadi melalui luka pada kulit. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Salah satu penyakit yang berpotensi ditularkan melalui darah pada olahraga dengan kontak kulit langsung adalah hepatitis B. Pada atlet, vaksin dapat memberikan keuntungan yang lebih besar karena bahkan penyakit yang ringan sekalipun dapat menyebabkan penurunan performa dalam saat bertanding.

Bagi para atlet Asian Games atau Anda yang berkeinginan menjadi atlet, lakukan vaksinasi yang diperlukan agar kesehatan tetap terjaga, terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, sekaligus demi menunjang performa.

[RN/ RVS]

Atlet
Vaksinasi
Doping
vaksin
Asian Games
Lance Armstrong
Doping Hormon
Erythropoietin
Doping Atlet
Hepatitis B