Operasi plastik bukan hal yang asing di masa kini. Ada yang berkata bahwa hal tersebut dipengaruhi tuntutan profesi, ada pula yang menganggap hanya sekadar untuk mencari jati diri.
Apa pun alasannya, operasi plastik merupakan prosedur bedah yang wajib dilakukan di tempat yang teruji. Pasalnya, tindakan ini terbilang sangat kompleks dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Bahkan, meski sudah dilakukan di tempat yang terjamin mutunya, pasien operasi plastik tetap bisa merasakan efek samping seperti bengkak dan lainya.
Keluhan tersebut membutuhkan waktu pemulihan yang tidak sebentar, khususnya jika tindakan operasi ini dijalani oleh lansia. Kondisi ini seperti yang dialami aktivis dan seniman Ratna Sarumpaet, yang telah menjalani tindakan tersebut beberapa waktu lalu.
Pemulihan bekas luka operasi plastik
Proses penyembuhan luka akibat operasi plastik terdiri atas 3 fase, yaitu:
-
Fase pertama
Fase pertama, yaitu sekitar 3–5 hari setelah operasi dilakukan. Pada fase ini luka operasi akan membengkak, kemerahan, dan nyeri bila disentuh. Hal ini terjadi karena sel-sel peradangan mengeluarkan bahan kimia untuk membantu penyembuhan luka.
Pada fase pertama, beberapa detik sampai menit setelah terbentuknya luka, tubuh akan secara otomatis menimbulkan reaksi dengan vasokonstriksi pembuluh darah supaya darah yang keluar tidak semakin banyak dan mengaktifkan serangkaian mekanisme pembekuan darah.
Selanjutnya, trombosit akan datang dan membentuk formasi dengan benang fibrin. Setelah itu pembuluh darah akan melebar atau vasodilatasi serta kerenggangannya akan berkurang. Proses ini umumnya terjadi 3–5 hari setelah terjadinya luka.
Selanjutnya
-
Fase kedua
Fase kedua terjadi dalam waktu 6–8 bulan berikutnya. Pada fase ini bekas luka operasi akan memasuki masa proliferasi.
Pada fase ini terjadi peletakan kolagen menutup jaringan luka dan peningkatan kekuatan jaringan yang menutup luka. Fase yang berlangsung 5–15 hari ini memiliki ciri terjadi pembentukan pembuluh darah baru, pembentukan epitel untuk menutup luka, penumpukan kolagen, dan pembentukan kelenjar keringat serta folikel rambut di kulit yang mengalami luka.
Pada fase ini, sangat penting bagi pasien untuk menjaga kelembapan dan kebersihan sekitar kulit yang mengalami luka, supaya proses penyembuhan luka berjalan optimal.
-
Fase ketiga
Fase ketiga merupakan masa remodelling yang bertahan 4–12 bulan. Pada fase ini terjadi penyesuaian ukuran keropeng menjadi lebih baik, dan peletakan kolagen permanen untuk menutup bekas luka selamanya. Fase ini dapat berlangsung sampai dengan 1 tahun untuk menyempurnakan jaringan yang baru terbentuk di lokasi luka.
Hal yang harus diperhatikan
Proses penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh status gizi. Protein, vitamin C, K, E, zat besi, dan zink memainkan peran krusial dalam proses penyembuhan luka. Kekurangan zat gizi yang telah disebutkan dapat menyebabkan proses penyembuhan luka menjadi tidak optimal.
Kondisi kesehatan penyerta seperti diabetes mellitus dapat memengaruhi proses penyembuhan luka. Obat seperti golongnan steroid dan rokok juga dapat berdampak negatif terhadap proses penyembuhan luka.
Pemberian krim yang berisi pelembap dan antibiotik dapat bermanfaat bagi pasien untuk membantu meningkatkan fase kedua dan mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, krim yang diperkaya dengan vitamin E, D, cocoa butter juga dapat digunakan supaya bentuk bekas luka terlihat lebih baik.
Sebisa mungkin, luka yang terbentuk kurang dari 18 bulan tidak dipaparkan secara langsung dengan radiasi ultraviolet sinar matahari. Hal ini dilakukan untuk menghindari hiperpigmentasi atau kehitaman di kulit. Pasien dapat menggunakan tabir surya dengan SPF 30 selama 12–18 bulan setelah operasi plastik untuk mencegah hiperpigmentasi dari bekas luka.
Itulah rumitnya proses penyembuhan luka akibat operasi plastik. Bagi Anda yang baru akan mencoba melakukan prosedur tersebut, tidak ada salahnya untuk memperhatikan setiap proses yang akan dialami nanti. Dengan begitu, Anda setidaknya tahu kapan bisa mulai beraktivitas tanpa keluhan adanya bengkak dan nyeri.
[NB/ RVS]