Bopeng dan acne scars atau bekas jerawat pada wajah sering kali menjadi masalah kulit yang mengganggu kepercayaan diri.
Meskipun keduanya berasal dari proses penyembuhan luka yang tidak sempurna, bopeng dan acne scars memiliki perbedaan dari segi tampilan serta jenis-jenisnya.
Bekas jerawat dapat muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran, bergantung pada jenis jerawat dan cara kulit bereaksi selama proses penyembuhan. Kondisi ini bisa meninggalkan bekas luka yang mendalam atau hanya bekas yang lebih datar dan ringan.
Dalam artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu bopeng dan acne scars, jenis-jenisnya, serta apakah ada cara untuk menyembuhkan dan mengurangi tampilan bekas luka tersebut.
Artikel lainnya: 10 Cara Menghilangkan Bopeng Bekas Cacar Air Secara Alami dan Medis
Apa Itu Bopeng dan Acne Scars?
Bopeng adalah bekas luka atau cekungan pada kulit yang disebabkan oleh kerusakan jaringan kulit yang cukup dalam.
Bopeng biasanya muncul setelah kulit mengalami trauma, seperti jerawat yang parah atau infeksi kulit lainnya, yang merusak lapisan kulit lebih dalam.
Ketika jerawat meradang atau pecah, tubuh mencoba memperbaiki kerusakan jaringan dengan membentuk jaringan kolagen baru.
Namun, ketika produksi kolagen ini tidak sempurna, kulit tidak bisa kembali ke kondisi semula, sehingga terbentuklah bopeng atau bekas luka yang dalam.
Di sisi lain, acne scars adalah bekas luka yang muncul akibat proses penyembuhan jerawat. Bekas jerawat bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik yang datar maupun yang menonjol, tergantung pada jenis jerawat dan respons tubuh dalam proses penyembuhan.
Berbeda dengan bopeng yang umumnya memiliki bentuk cekungan dalam, acne scars bisa berupa bekas yang lebih ringan atau hanya perubahan warna kulit yang dikenal sebagai hiperpigmentasi pasca-inflamasi.
Jenis-Jenis Bopeng dan Acne Scars
Bekas jerawat dan bopeng memiliki beberapa jenis yang berbeda, dan masing-masing memerlukan pendekatan perawatan yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis bopeng dan acne scars yang umum:
1. Ice Pick Scars
Ice pick scars adalah jenis bopeng yang memiliki bentuk seperti lubang kecil dan dalam, mirip dengan luka yang ditusuk oleh benda tajam atau "ice pick."
Bekas ini sering kali terbentuk di area pipi dan disebabkan oleh jerawat yang meradang dan infeksi yang menembus jauh ke dalam kulit.
Jenis bopeng ini sulit dihilangkan dengan perawatan topikal karena kedalamannya, sehingga sering kali membutuhkan perawatan medis khusus seperti terapi laser atau microneedling.
2. Boxcar scars
Boxcar scars adalah bekas luka dengan bentuk cekungan yang lebih lebar dan berbentuk bulat atau persegi. Bekas luka ini memiliki tepi yang tajam, dan ukurannya biasanya lebih besar dibandingkan dengan ice pick scars.
Boxcar scars terjadi akibat hilangnya kolagen pada kulit akibat peradangan atau trauma pada jerawat. Bekas luka jenis ini bisa diatasi dengan prosedur medis seperti dermal filler atau terapi laser untuk merangsang produksi kolagen.
3. Rolling scars
Rolling scars adalah jenis bopeng yang berbentuk cekungan dangkal dengan tepi yang landai, sehingga memberikan tampilan kulit yang bergelombang atau tidak rata.
Bekas luka ini sering kali disebabkan oleh jerawat yang menyebar dan meradang secara luas di bawah permukaan kulit, menyebabkan kerusakan jaringan kolagen.
Untuk mengatasi rolling scars, biasanya diperlukan perawatan yang mampu merangsang produksi kolagen dan menghaluskan permukaan kulit.
4. Hypertrophic scars
Hypertrophic scars adalah bekas luka yang menonjol di permukaan kulit. Tidak seperti bopeng yang berbentuk cekungan, bekas luka hipertrofik muncul akibat produksi kolagen yang berlebihan selama proses penyembuhan jerawat.
Hypertrophic scars biasanya muncul di area wajah atau tubuh yang sering terpapar tekanan, seperti punggung atau dada. Bekas luka jenis ini bisa diatasi dengan perawatan topikal yang mengandung bahan aktif atau terapi khusus seperti suntikan kortikosteroid.
5. Keloid scars
Keloid scars adalah bekas luka yang mirip dengan hypertrophic scars, tetapi pertumbuhannya lebih besar dari area luka asal dan dapat menyebar ke jaringan kulit di sekitarnya.
Keloid merupakan jaringan parut yang tumbuh berlebihan akibat reaksi berlebih tubuh dalam memproduksi kolagen.
Keloid tidak hanya terbatas pada bekas jerawat, tetapi juga bisa terjadi pada luka lainnya. Perawatan keloid biasanya lebih sulit dan memerlukan metode seperti suntikan kortikosteroid atau terapi laser.
6. Hiperpigmentasi pasca-inflamasi (PIH)
Meskipun bukan bekas luka dalam bentuk cekungan atau tonjolan, hiperpigmentasi pasca-inflamasi adalah jenis bekas jerawat yang umum terjadi.
Kondisi ini terjadi ketika area yang meradang akibat jerawat menjadi lebih gelap atau merah setelah jerawat sembuh. PIH biasanya disebabkan oleh produksi melanin berlebih sebagai respons tubuh terhadap peradangan.
Bekas ini bisa memudar seiring waktu, tetapi penggunaan produk pencerah kulit atau perawatan laser dapat mempercepat proses pemulihannya.
7. Erythema pasca-inflamasi (PIE)
PIE adalah kemerahan yang tersisa pada kulit setelah jerawat sembuh, terutama pada kulit yang cerah. Kemerahan ini disebabkan oleh kerusakan kapiler darah di area jerawat yang meradang.
Sama seperti PIH, PIE dapat memudar seiring waktu, tetapi membutuhkan perawatan khusus untuk mempercepat pemulihan, seperti penggunaan serum anti-inflamasi atau perawatan laser.
Artikel lainnya: 12 Serum Terbaik untuk Menghilangkan Bekas Jerawat di Wajah
Apakah Bopeng dan Acne Scars Bisa Disembuhkan?
Meskipun bopeng dan acne scars tidak selalu bisa hilang sepenuhnya, ada banyak metode yang bisa membantu mengurangi tampilan bekas luka dan meningkatkan tekstur kulit.
Pengobatan yang tepat sangat bergantung pada jenis bopeng atau bekas jerawat, kedalaman bekas luka, serta kondisi kulit seseorang. Berikut adalah beberapa metode yang dapat membantu mengatasi bopeng dan acne scars:
1. Perawatan topikal
Untuk jenis bekas jerawat yang lebih ringan, seperti PIH atau PIE, produk perawatan kulit yang mengandung bahan seperti retinoid, vitamin C, niacinamide, atau asam azelaic bisa membantu mempercepat regenerasi kulit dan mencerahkan warna kulit.
Namun, perawatan topikal umumnya kurang efektif untuk bopeng dalam atau bekas luka yang berbentuk cekungan.
2. Terapi laser
Terapi laser, seperti laser CO2 atau laser fraksional, adalah salah satu metode yang efektif untuk mengurangi tampilan bopeng dan acne scars.
Laser bekerja dengan merangsang produksi kolagen baru, yang membantu mengisi cekungan pada kulit dan meratakan permukaan kulit. Namun, prosedur ini membutuhkan beberapa sesi dan harus dilakukan oleh profesional medis.
3. Microneedling
Microneedling adalah prosedur yang menggunakan jarum kecil untuk melukai kulit secara terkendali dan merangsang regenerasi kulit. Proses ini memicu produksi kolagen baru dan efektif untuk mengatasi bekas luka seperti boxcar atau rolling scars.
Microneedling juga dapat dilakukan dengan atau tanpa serum tambahan, tergantung pada kondisi kulit.
4. Chemical peeling
Chemical peeling menggunakan bahan kimia seperti asam glikolat atau asam salisilat untuk mengelupas lapisan luar kulit dan merangsang regenerasi sel kulit baru.
Peeling ini efektif untuk bekas jerawat yang ringan atau perubahan warna, namun perlu dilakukan secara teratur untuk hasil optimal.
5. Dermal filler
Dermal filler adalah prosedur di mana bahan pengisi seperti asam hialuronat disuntikkan ke bawah bekas luka cekungan untuk mengisi area tersebut.
Filler dapat memberikan hasil yang instan dan memperbaiki tekstur kulit sementara, tetapi perlu diperbarui setelah beberapa bulan.
6. Subcision
Subcision adalah prosedur bedah kecil di mana jarum dimasukkan di bawah permukaan kulit untuk memutus jaringan parut yang menarik kulit ke bawah.
Prosedur ini biasanya dilakukan untuk rolling scars dan dapat dikombinasikan dengan perawatan lainnya untuk hasil yang optimal.
7. Suntikan kortikosteroid
Suntikan kortikosteroid sering digunakan untuk bekas luka hipertrofik atau keloid. Kortikosteroid membantu mengurangi peradangan dan mengecilkan jaringan parut yang menonjol, sehingga permukaan kulit terlihat lebih rata.
8. Terapi platelet-rich plasma (PRP)
Terapi PRP adalah salah satu metode perawatan yang banyak digunakan untuk mengatasi bopeng bekas jerawat. Terapi PRP bekerja dengan memanfaatkan plasma kaya trombosit yang diambil dari darah pasien itu sendiri.
Plasma ini mengandung berbagai faktor pertumbuhan yang diyakini mampu merangsang regenerasi sel kulit, memperbaiki jaringan yang rusak, dan meningkatkan produksi kolagen.
Artikel lainnya: Jangan Abai, Ini Komplikasi Jerawat Jika Tidak Ditangani Tuntas
Bopeng dan acne scars adalah bekas luka yang disebabkan oleh proses penyembuhan jerawat yang tidak sempurna.
Meskipun keduanya sering disalahartikan sebagai masalah kulit yang sama, bopeng cenderung berbentuk cekungan yang dalam, sedangkan acne scars dapat berbentuk lebih ringan dan datar.
Ada beberapa jenis bopeng dan bekas jerawat yang perlu dikenali, mulai dari ice pick scars, boxcar scars, rolling scars, hingga hypertrophic scars dan keloid.
Perawatan bopeng dan acne scars bergantung pada jenis dan kedalaman bekas luka, serta kondisi kulit masing-masing individu.
Dengan perawatan yang tepat, tampilan bopeng dan bekas jerawat bisa dikurangi sehingga tekstur kulit terlihat lebih halus dan merata.
Dapatkan kulit sehat dengan tips dan informasi terpercaya! Download aplikasi media kesehatan KlikDokter sekarang untuk mendapatkan topik menarik lainnya seputar perawatan wajah dan bopeng atau memilih topik kesehatan secara langsung.
- Goodman, G. J., & Baron, J. A. (2006). "Postacne scarring: A quantitative global scarring grading system." Journal of Cosmetic Dermatology, 5(1), 48-52.
- Jacob, C. I., Dover, J. S., & Kaminer, M. S. (2001). "Acne scarring: A classification system and review of treatment options." Journal of the American Academy of Dermatology, 45(1), 109-117.
- Gozali, M. V., & Zhou, B. R. (2015). "Effective treatments of atrophic acne scars." Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 8(5), 33-40.Layton, A. M., Henderson, C. A., & Cunliffe, W. J. (1994). "A clinical evaluation of acne scarring and its incidence." Clinical and Experimental Dermatology, 19(4), 303-308.