Komika Coki Pardede terjerat kasus narkoba jenis sabu. Usai diringkus polisi pada Rabu (1/9) malam, video wawancara Coki bersama Sheila, Anggota Ditres Narkoba Polda Metro Jaya, beberapa waktu lalu, viral dan ramai diperbincangkan.
Dalam sesi tanya jawab tersebut, sang polwan menceritakan pengalamannya ketika menemukan sabu di celana dalam perempuan.
Padahal, zat metamfetamin tersebut—sebagaimana diamini Coki—dapat menyebabkan kulit terasa panas. Lebih dari itu, penggunaan sabu juga dapat merusak kulit penggunanya. Seperti apa efek sabu pada kulit?
Artikel lainnya: Ini Dia Pengaruh Negatif Sabu pada Otak
Efek Samping Sabu pada Kulit
Berdasarkan Rehab Center, penggunaan sabu dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit.
Akibatnya, distribusi aliran darah—yang mengangkut oksigen—ke seluruh tubuh ikut terhambat. Pasokan oksigen yang diterima jaringan tubuh pun berkurang.
Penyempitan pembuluh darah membuat jaringan lunak tubuh rentan mengalami kerusakan. Hal ini juga menyebabkan pembuluh darah melemah, sehingga tubuh kesulitan memperbaiki kerusakan tersebut.
Akibatnya, pengguna sabu akan mengalami berbagai komplikasi penyakit, termasuk kerusakan pada kulit. Berikut beberapa efek samping sabu pada kulit.
1. Penuaan Dini
Aliran darah yang terhambat menyebabkan rona kulit memudar. Selain itu, elastisitas kulit turut berkurang.
Efek sabu pada kulit ini menimbulkan kerutan, kulit kendur, dan penuaan dini. Hal ini bila dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan sabu.
Tak heran, pengguna sabu memiliki kulit yang terlihat 10-15 tahun lebih tua dari usia sebenarnya.
Artikel lainnya: Kenali Efek Sabu pada Gigi
2. Formikasi
Pengguna sabu umumnya mengalami formikasi atau rasa gatal karena berhalusinasi ada serangga yang merayap di dalam kulit mereka. Padahal serangga itu tidak ada sama sekali.
Formikasi menyebabkan rasa gatal yang teramat, sehingga pengguna sabu kerap menggaruk kulit hingga membentuk koreng.
Karena digaruk terus-menerus, koreng yang tidak kunjung sembuh memicu jaringan parut kulit. Akibatnya, risiko iritasi dan infeksi kian meningkat.
3. Kulit Kering
Disampaikan dr. Alvin Nursalim, penggunaan sabu dapat menyebabkan kulit kering. Pasalnya, sabu dapat meningkatkan metabolisme tubuh.
“Pada gilirannya, hal ini dapat menyebabkan dehidrasi yang berkontribusi pada kejadian kulit kering,” tutur dr. Alvin.
Artikel lainnya: Narkoba Menambah Stamina, Mitos atau Fakta?
4. Luka Bakar Sekitar Mulut
Efek samping sabu pada kulit selanjutnya adalah menyebabkan luka bakar di sekitar mulut. Hal ini terjadi karena kebiasaan mengisap sabu melalui bong atau pipa kaca.
Pipa yang sangat panas dapat membuat bibir maupun kulit di sekitar mulut mengalami luka bakar. Kondisi tersebut dapat meninggalkan bekas permanen di sekitar mulut. Jika tidak ditangani, luka bakar berisiko menyebabkan infeksi.
5. Luka Wajah
Sabu dapat larut di dalam air, termasuk keringat. Mengutip Vertava Health, sabu yang larut dapat keluar melalui pori-pori keringat, tak terkecuali di area wajah.
Padahal, seperti yang sudah disampaikan, zat metafetamin menimbulkan sensasi panas. Pada gilirannya, senyawa tersebut menyebabkan kulit wajah teriritasi.
Iritasi wajah akibat sabu menyerupai jerawat, warnanya merah dan bikin kulit meradang. Tidak hanya itu, luka wajah ini juga menimbulkan rasa gatal. Pengguna sabu akan kerap menggaruknya hingga menyebabkan luka terbuka.
Hal ini meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi penyakit kulit lainnya.
Efek sabu pada kulit sangatlah buruk. Zat metamfetamin ini juga menyebabkan komplikasi penyakit berbahaya, seperti kerusakan otak, otot, jantung, hingga gangguan sistem pernapasan. Oleh karena itu, hindarilah narkoba, apa pun jenisnya.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar efek narkotika pada kulit, sampaikan kepada dokter via Live Chat 24 Jam.
[HNS/JKT]