Kulit terbakar akibat sinar matahari dapat Anda alami saat berlama-lama di luar ruangan, khususnya pada siang hari. Anda harus waspada dengan hal ini, terlebih kandungan UV dalam sinar matahari tidak baik bagi kesehatan jika Anda terlalu lama terpapar. Tak hanya menimbulkan efek samping berupa kulit terbakar, risiko kanker kulit juga dapat terjadi.
Kanker kulit menjadi salah satu jenis penyakit yang paling sering menyerang masyarakat Amerika Serikat dan negara lainnya. Berdasarkan data Centers for Disease Control (CDC) tahun 2014, lebih dari sepertiga orang dewasa mengalami sengatan matahari yang mengakibatkan kerusakan kulit.
Cara menghindari kulit terbakar
Dilansir CNN, kesalahpahaman secara umum adalah banyaknya masyarakat yang berpikir bahwa satu-satunya cara untuk melindungi terhadap radiasi UV adalah dengan memakai tabir surya. Hal ini diungkapkan oleh Dawn Holman, peneliti dari CDC.
Sementara itu, rekomendasi Howman adalah menggabungkan tabir surya dengan berlindung di tempat teduh dan mengenakan pakaian terbuat dari jenis kain yang bisa melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Selain itu, Anda juga perlu menggunakan kacamata hitam dan topi lebar.
Sinar UV datang dalam dua bentuk, yaitu sinar UVA dan sinar UVB. Sinar UVA cenderung menyebabkan penuaan dini pada kulit. Sedangkan sinar UVB biasanya menyebabkan efek terbakar hingga kanker kulit.
Kenali pentingnya SPF
SPF atau Sun Protector Factor, merupakan ukuran tingkat perlindungan terhadap sinar UVB. Misalnya, SPF 15 dapat menghalangi sekitar 83% radiasi UVB, sementara SPF 30 dapat menghalangi sekitar 97%.
CDC merekomendasikan tabir surya dengan SPF setidaknya 15. Sedangkan American Academy of Dermatology menyarankan dengan SPF 30. Namun, Anda juga perlu mengenali karakter kulit Anda. Jika kulit Anda termasuk putih atau terang, mungkin tabir surya dengan SPF 30 atau 50 lebih dibutuhkan.
Jangan lupa juga untuk mengetahui cara menggunakan tabir surya dengan benar. Untuk memaksimalkan proteksi, gunakan tabir surya paling sedikit dua sendok makan (atau kurang lebih seukuran bola golf) ke seluruh permukaan tubuh. Oleskan juga pada telinga dan tengkuk.
Pastikan Anda mengoleskan ulang tabir surya setiap dua jam, terutama jika banyak menghabiskan waktu di luar ruangan. Hal yang sama sebaiknya Anda lakukan setelah banyak berkeringat.
Menangani kulit yang terbakar
Kulit yang terbakar akibat sinar matahari, pada umumnya tidak berbahaya dan akan menghilang secara spontan setelah 4 hari hingga beberapa minggu. Ini bergantung pada derajat luka bakarnya.
Namun, terdapat beberapa pengobatan yang dapat bermanfaat mengurangi ketidaknyamanan dari gejala yang dapat ditimbulkan. Pengobatan tersebut seperti obat golongan antiradang bukan steroid (ibuprofen, asetaminofen, asam mefenamat) dan pelembap yang mengandung aloe vera.
Selain itu, dr. Sara Elise Wijono dari KlikDokter merekomendasikan kompres atau mandi air dingin karena dapat membantu Anda mengatasi rasa perih, panas, dan kemerahan yang timbul.
“Hindari penggunaan produk-produk oles yang mengandung parfum, scrub, atau garam yang dapat makin mengiritasi kulit Anda. Saat ingin mengeringkan badan, pakai handuk yang lembut, lalu usap perlahan. Kebiasaan menggosok yang terlalu keras hanya akan memperburuk kondisi kulit Anda,” ujarnya.
Meskipun sinar matahari berguna bagi kesehatan karena mengandung vitamin D, namun jika terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama, juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Anda dapat mencegah kulit terbakar sinar matahari dengan mengikuti petunjuk di atas.
[RS/ RVS]