Indonesia masih menjadi rumah untuk banyak penyakit infeksi. Beberapa penyakit infeksi yang sudah sangat jarang ditemukan di negara lain bahkan masih sering dijumpai di Indonesia, salah satunya adalah penyakit lepra. Oleh masyarakat, penyakit ini kerap disebut sebagai penyakit kusta. Apakah keduanya penyakit yang sama?
Sejatinya, lepra dan kusta adalah istilah yang sama. Keduanya merujuk pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit yang juga sering disebut dengan Morbus Hansen ini utamanya menyerang saraf tepi, kulit, mata, dan jaringan tubuh lainnya.
Bakteri M. leprae tersebut akan merusak saraf dan menyebabkan penderitanya mengalami baal atau mati rasa. Kusta memiliki gejala-gejala yang tidak khas. Acap kali, gejalanya menyerupai penyakit kulit lainnya.
Inilah sebabnya kusta sering disebut sebagai “the great imitator”. Tanda dan gejala kusta pada orang pun biasanya berbeda-beda, tergantung tipe penyakit kusta yang dialami.
Artikel Lainnya: Jangan Sepelekan, Ini Bahaya Kusta Bila Tak Ditangani dengan Tepat
Kusta Erat dengan Mitos
Penyakit kusta dikelilingi oleh berbagai mitos. Sebagai contoh, penyakit ini sering dikaitkan sebagai penyakit akibat kutukan. Mitos ini begitu lekat di masyarakat, bahkan hingga saat ini. Mereka yang mengalami kusta sering diasingkan dari keluarganya karena dianggap telah mengalami kutuk.
Selain itu, penyakit ini juga dianggap sangat menular dan dengan mudah menjadi wabah. Pandangan seperti ini yang membuat penderita kusta semakin dikucilkan. Padahal faktanya, kusta sama sekali tak ada hubungannya dengan kutuk. Penyebab dan perjalanan penyakitnya pun sudah jelas.
Perihal penularan, kusta memang dapat menular melalui cairan hidung saat penderitanya batuk. Namun, penyakit ini akan terjadi bila daya tahan tubuh seseorang sangat lemah, sehingga kuman penyakit mudah berkembang. Jadi mitos-mitos tersebut sama sekali tidak benar.
Artikel Lainnya: Komplikasi yang Sering Dialami Penderita Penyakit Kusta
Pengobatan Penyakit Kusta
Saat ini, penyakit kusta sudah ada obatnya. Obat kusta tersebut harus dikonsumsi selama 6-24 bulan secara rutin disertai dengan pemeriksaan secara berkala. Namun, untuk kecacatan atau fungsi organ yang sudah rusak akibat penyakit ini, tidak dapat dikembalikan seperti keadaan semula lagi.
Yang dapat dilakukan adalah proses rehabilitasi untuk memaksimalkan fungsi bagian tubuh yang masih bisa digerakkan dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Meski dampaknya bisa amat berbahaya, kusta atau lepra dapat dicegah.
Karena penyakit ini mudah menular pada orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, maka penting bagi Anda untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar. Meskipun terdengar sederhana, tetapi menjaga pola makan dan rutin beraktivitas fisik adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penularan penyakit kusta.
Jangan lupa juga untuk selalu cuci tangan menggunakan sabun antiseptik dan air mengalir agar kemungkinan tertular semakin kecil.
Sementara itu, bila Anda mengetahui ada keluarga atau orang terdekat yang mengalami bercak kemerahan disertai rasa baal dan tanda kusta atau lepra lainnya, segera laporkan ke petugas kesehatan terdekat. Deteksi sedini mungkin dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.
[NP/RVS]