Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki dua musim, yaitu kemarau dan penghujan. Masing-masing musim memiliki ciri tersendiri, tidak terkecuali dalam hal jenis penyakit yang banyak muncul.
Pada musim hujan, apalagi ketika intensitasnya tinggi, kondisi udara akan lebih lembap. Kondisi ini ideal bagi berbagai agen penyebab penyakit untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya jamur.
Perkembangbiakan jamur di musim hujan dapat menimbulkan infeksi di kulit. Infeksi jamur kulit bisa menyebabkan berbagai gejala merugikan.
Infeksi Jamur Kulit di Musim Hujan, Berbahayakah?
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang sering menyebabkan penyakit. Ada begitu banyak jenis jamur, mulai dari yang berukuran besar hingga sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat mata.
Beberapa jenis infeksi jamur kulit yang sering terjadi adalah kutu air, kurap, dan panu. Infeksi jamur kulit atau mikosis banyak terjadi di musim hujan. Karena, pada pada saat itulah jamur berkembang biak dengan cepat.
Infeksi jamur di musim hujan dapat mengenai siapa saja, dan pada berbagai bagian tubuh, seperti tangan, kaki, ataupun bagian kelamin.
Artikel Lainnya: Benarkah Berendam di Air dengan Pemutih Bisa Mengatasi Infeksi Kulit?
Selain akibat kontaminasi benda yang terdapat jamur, penyakit ini juga dapat menular antar manusia ke manusia.
Gejala-gejala infeksi jamur kulit cukup bervariasi, tergantung dari jenis jamur yang mengenai. Beberapa keluhan yang sering muncul seperti iritasi, kemerahan, gatal, dan benjolan-benjolan kecil.
Beberapa jenis infeksi kulit jamur memiliki ciri khas. Kurap misalnya memiliki batas tegas dengan tepi yang lebih merah. Sementara, penyakit kutu air lebih banyak menyerang sela-sela jari kaki atau tangan.
Infeksi kulit jamur biasanya akan membuat rasa gatal hebat, utamanya saat tubuh berkeringat.
Dampaknya, penderita akan terus menggaruknya. Jika berlangsung lama, kulit bisa luka dan muncul infeksi sekunder akibat bakteri. Selain itu, bila lama tidak ditangani, infeksi bisa berbekas di kulit dan sulit dihilangkan.
Solusi Infeksi Jamur Kulit di Musim Hujan
Ya, risiko penyakit kulit akibat jamur meningkat seiring datangnya musim hujan. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui berbagai cara mencegah dan mengatasi penyakit ini jika terkena.
Saat musim hujan, jangan biarkan kulit basah terlalu lama. Jika kehujanan hingga baju, sepatu, atau celana basah, pastikan segera menggantinya dan mengeringkan kulit.
Cara tersebut dapat mencegah kulit menjadi lembap, di mana jamur lebih mudah berkembang biak.
Sebisa mungkin, hindari menggunakan pakain atau kaus kaki yang masih basah, karena kulit akan lembap. Hindari pula penggunaan handuk bersama.
Artikel Lainnya: Pilihan Obat Panu Alami yang Bisa Anda Temukan di Dapur
Selanjutnya, pastikan kulit tetap bersih. Rajin-rajinlah mencuci kaki, tangan, hingga wajah setiap hari.
Rutinlah menggunakan sampo untuk membersihkan rambut. Jangan lupa segera lap kulit setelah terkena air.
Jika Anda sudah memiliki gejala infeksi jamur kulit, gunakan salep antijamur dengan kandungan Clotrimazole.
Kandungan tersebut efektif mengatasi infeksi kulit akibat jamur, dermatofit, dan bakteri. Oleskan tipis pada bagian tubuh yang terinfeksi jamur 2 atau 3 kali sehari.
Itulah bahaya infeksi jamur kulit di musim hujan. Terapkan cara pencegahan dan pengobatan di atas.
Bila keluhan infeksi jamur kulit tidak mereda, segera konsultasi lewat LiveChat dokter spesialis kulit di KlikDokter.
(FR/AYU)
Referensi:
WebMD. Diakses 2021.Fungal Infections of the Skin.
Healthline. Diakses 2021. Types of Fungal Skin Infections and Treatment Options.
NCBI. Diakses 2021. Tinea Cruris