Salah satu cara untuk mendapatkan kulit eksotis adalah dengan metode tanning. Tanning merupakan proses menggelapkan warna kulit dengan paparan sinar UV.
Banyak dilakukan oleh warga kulit putih, karena dianggap dapat membuat tampilan kulit lebih eksotis dan menarik.
Kegiatan tanning umumnya dilakukan dengan cara berjemur di bawah matahari. Namun, teknologi yang semakin maju membuat metode tanning dapat dilakukan dengan perangkat khusus dan di dalam ruangan.
Perangkat yang dimaksud adalah tanning bed. Dokter Arina Heidyana mengatakan, “Tanning bed memang salah satu alternatif bagi orang-orang yang ingin mendapatkan warna kulit kecoklatan.”
Seperti apakah metode tanning bed dan apakah berisiko bagi kesehatan kulit? Berikut penjelasannya.
Artikel Lainnya: Pemilik Kulit Gelap Rentan Alami 7 Masalah Kulit Ini
Mengenal Metode Tanning Bed
Metode yang juga dikenal dengan sun-bed ini menggunakan alat yang memancarkan radiasi UV tiruan. Tanning bed akan memancarkan sekitar 95 persen UVA dan 5 persen UVB.
Radiasi UV tersebut dihasilkan dengan bantuan bohlam atau lampu UV. Berfungsi untuk mempercepat produksi melanin, lebih cepat dari terpapar matahari langsung, serta memberikan warna coklat keemasan pada kulit.
Tanning bed biasanya berisi sekitar 10-15 bohlam yang dipasang di bawah tempat tidur. Masing-masing bohlam menggunakan daya listrik sekitar 100 hingga 200 watt untuk menerangi tempat tidur.
Sebuah induktor, dikenal dengan choke ballast, dipasang di dalam bohlam untuk mengatur laju arus yang mengalir melalui bohlam.
Setelah menyalakan arus, bohlam akan menghasilkan radiasi UV dalam jumlah tinggi yang mengandung UVA dan UVB.
Saat seseorang melakukan tanning bed, ia akan diminta berbaring di atas tempat tidur. Kemudian, bohlam dinyalakan untuk menghasilkan sinar yang akan menembus ke seluruh bagian yang terpapar.
Hasil tanning bisa disesuaikan dengan keinginan lewat pengaturan tingkat paparan sinar.
Saat ini, tanning bed model terbaru sudah hadir tanpa adanya sinar UVB. Sinar UVB dianggap karsinogenik, sehingga para produsen membuat rangkaian filter yang dapat menghilangkannya. Dengan begitu, prosedur tanning bisa dilakukan dengan lebih aman dan nyaman.
Artikel Lainnya: Tips Bikin Kulit Cokelat Alami Saat Liburan
Risiko dari Metode Tanning Bed
Tanning bed pada umumnya aman dilakukan, asalkan dilakukan sesuai prosedur yang ada. Ketika tidak sesuai, terutama jika durasi paparan sinar berlangsung lama, maka akan menyebabkan masalah kulit yang serius.
Dokter Arina menyampaikan, “Risiko penggunaan tanning bed bisa memicu kanker kulit, kanker mata, penuaan dini, dan juga dapat menekan sistem kekebalan tubuh.”
Melansir American Academy of Dermatology (AAD), tanning bed juga tidak bisa dianggap sebagai metode tanning yang lebih aman daripada berjemur di bawah matahari.
Berbagai penelitian pun belum bisa menunjukkan tanning bed seperti apa yang aman untuk kesehatan kulit.
American Academy of Dermatology menemukan bahwa satu sesi tanning bed dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit (meningkatkan melanoma sebesar 20 persen, karsinoma sel skuamosa sebesar 67 persen, dan karsinoma sel basal sebesar 29 persen).
Oleh sebab itu, label peringatan pada semua peralatan tanning bed wajib disertakan. Di samping meningkatkan risiko kanker kulit, tanning bed juga membuat kulit lebih cepat menua.
Tanda penuaan kulit, seperti keriput, bintik-bintik penuaan, dan hilangnya kekencangan kulit akan muncul lebih dini ketika Anda melakukan tanning bed.
Pada beberapa kasus, tanning bed juga berisiko menyebabkan masalah kesehatan atau cedera serius. Di antaranya adalah luka bakar, kehilangan kesadaran, dan cedera mata.
Artikel Lainnya: Manfaat Minyak Evening Primrose untuk Kulit
Tips Melakukan Tanning Bed dengan Aman
Melihat bahaya yang bisa ditimbulkan, tanning bed sebenarnya tetap tidak dianjurkan. Namun, ada beberapa tips yang bisa diterapkan agar prosedur berjalan aman, seperti:
- Survei ke banyak tempat, salon atau klinik kecantikan, sebelum menjalani tanning bed. Periksa dengan seksama kondisi ruangan dan tempat tidur, jangan sampai terlihat kotor atau tidak terawat.
- Gunakan kacamata khusus tanning untuk melindungi mata dari cedera akibat radiasi UV.
- Mintalah untuk memulai tanning dengan kadar yang rendah untuk melihat respon kulit. Jika tergolong aman, barulah meningkatkan kadarnya secara bertahap.
- Konsultasi ke dokter kulit bisa dilakukan untuk melihat apakah kulit Anda dalam keadaan siap menerima prosedur tanning bed.
Dari penjelasan di atas, Anda kini bisa lebih mengenal tanning bed serta risikonya bagi kesehatan kulit.
Selalu pastikan Anda mendahulukan kesehatan sebelum melakukan berbagai prosedur kecantikan, termasuk tanning bed.
Chat langsung dengan dokter seputar permasalahan kulit lainnya lewat LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.
(PUT/AYU)