Membicarakan penyakit menular seksual mungkin masih tabu buat sebagian orang, meski pada kenyataannya banyak juga yang terkena.
Salah satu contoh penyakit menular seksual yang banyak terjadi, misalnya kutil kelamin dan herpes genital.
Keduanya sering dianggap serupa, lantaran sama-sama menyebabkan munculnya lentingan di alat kelamin.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengetahui perbedaan kutil kelamin dan herpes genital?
Artikel Lainnya: Muncul Kutil pada Vagina, Perlukah Dioperasi?
Agar tidak lagi terjebak informasi yang salah, di bawah ini adalah fakta dari dokter tentang perbedaan kutil kelamin dan herpes genital:
1. Penyebab Kutil Kelamin dan Herpes Genital
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, hal pertama yang menjadi pembeda kutil kelamin dan herpes genital adalah penyebabnya.
“Herpes genital itu jelas disebabkan oleh virus herpes. Sedangkan kutil kelamin atau kondiloma akuminata disebabkan oleh human papilloma virus (HPV),” jelas dr. Sepriani.
2. Penularan Kutil Kelamin dan Herpes Genital
Kutil kelamin sudah pasti ditularkan melalui hubungan atau kontak seksual dengan penderita.
Sementara itu, tidak semua kasus herpes disebabkan oleh kondisi tersebut. Faktanya, anak-anak bisa tertular virus herpes akibat mencium anggota keluarga yang terinfeksi atau memasukkan benda yang terkontaminasi ke dalam mulut.
3. Tampilan Lesi Kulit Kutil Kelamin dan Herpes Genital
Berdasarkan dr. Sepriani, meski sama-sama menyebabkan munculnya tonjolan, kutil kelamin dan herpes genital tetap dapat dibedakan dengan jelas.
“Kalau herpes, lenting yang dihasilkan biasanya berwarna merah dan berisi air. Lalu, penderitanya akan merasakan nyeri di area tersebut. Sebelum nyeri, biasanya juga ada pegal dan demam,” ucap dr. Sepriani.
“Sementara itu, tonjolan kutil kelamin lebih bertekstur, tidak bening berisi air, dan bentuknya juga lebih bervariasi. Tonjolan ini mudah berdarah dan jarang disertai rasa nyeri,” sambungnya.
Artikel Lainnya: Cara Alami Basmi Kutil pada Penis
4. Cara Mendiagnosis Kutil Kelamin dan Herpes Genital
Pada diagnosis kutil kelamin, dokter akan melakukannya berdasarkan pemeriksaan lesi. Strain HPV yang mempengaruhi serviks dan meningkatkan risiko kanker serviks juga akan terdeteksi.
Tidak ada skrining atau tes darah untuk mengidentifikasi HPV pada pria. Dokter mungkin tidak dapat mendiagnosis HPV, kecuali ada kutil kelamin yang terlihat.
Sementara itu, untuk diagnosis herpes genital, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik atau tes sampel kultur pada pasien. Dokter akan mengetahui virus mana yang menginfeksi; HSV-1 atau HSV-2.
5. Pengobatan Kutil Kelamin dan Herpes Genital
Sebagian kasus kutil kelamin bisa sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, ada pula obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengatasinya, yaitu imiquimod, podofilox, sinecatechins.
Dokter biasanya juga akan menggunakan asam trikloroasetat, asam bikloroasetat, atau cryotherapy untuk menghilangkan kondiloma akuminata alias kutil kelamin.
Berbeda dengan itu, herpes genital biasanya akan diobati dengan antivirus. Beberapa jenis obat antivirus yang dapat digunakan untuk kasus ini, misalnya asiklovir, famciclovir, valacyclovir.
Artikel Lainnya: 7 Tanda Herpes Genital yang Tak Boleh Anda Abaikan
6. Komplikasi Kutil Kelamin dan Herpes Genital
Komplikasi terbesar kutil kelamin alias kondiloma akuminata akibat HPV adalah kanker serviks dan kanker lain di sekitar alat kelamin.
Bahkan, kanker mulut pun bisa terjadi jika virus tersebut terdeteksi di mulut. Komplikasi ini tidak terjadi secara instan (butuh waktu lama).
Di sisi lain, komplikasi herpes lebih kepada infeksi menular seksual lainnya infeksi saluran kemih, hingga meningitis.
Pada kasus yang jarang terjadi, infeksi HSV yang berlangsung lama memang dapat menyebabkan peradangan di otak dan cairan tulang belakang (meningitis).
Bayi yang terlahir dari ibu dengan herpes genital juga berisiko mengalami komplikasi kerusakan otak, kebutaan, bahkan kematian.
Sekarang Anda sudah tahu apa saja perbedaan kutil kelamin dan herpes genital, bukan?
Apabila masih ada pertanyaan seputar infeksi menular seksual atau kondisi kesehatan lainnya, Anda bisa mengonsultasikannya kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)