Mungkin karena sudah frustrasi dengan jerawat yang membandel, apa pun yang ada label “antibakteri” dipakai. Misalnya saja sabun cuci tangan. Sebagian orang mungkin pernah memakainya untuk cuci muka demi mengobati jerawat. Memangnya bisa mengusir jerawat?
Dikatakan oleh dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, jawabannya adalah tidak. Sabun cuci tangan antibakteri tidak akan efektif membasmi masalah jerawat.
“Tapi, kan, ada kandungan antibakterinya?” Mungkin begitu jawaban Anda saat berkilah.
Memang benar bahwa jerawat disebabkan oleh bakteri, yaitu Propionibacterium acnes. Dan ya, membasmi penyebab jerawat bisa berdampak positif pada kulit. Meski begitu, penggunaannya tetap tidak tepat.
“Antibakteri yang ada di sabun cuci muka itu tidak ditujukan untuk menghilangkan bakteri penyebab jerawat, sehingga penggunaannya tidak tepat,” jawab dr. Theresia ketika diwawancara.
Perlu diingat, sabun untuk wajah dan sabun cuci muka punya formula yang berbeda.
“Kalau sabun cuci muka itu tentu lebih menyesuaikan dengan jenis dan kondisi kulit. Kalau sabun cuci tangan, kan, nggak.”
Faktor-faktor yang turut memengaruhi munculnya jerawat
Meski jerawat disebabkan oleh bakteri, tetapi munculnya jerawat juga bisa dipengaruhi banyak faktor. Demikian dr. Theresia mengingatkan.
“Harus dicek apakah timbulnya jerawat dipengaruhi oleh perubahan hormonal, pola makan, stres, jenis kulit, kebiasaan seperti jarang cuci muka, penggunaan kosmetik tertentu, pelepasan sel kulit mati yang abnormal, kelenjar sebasea yang terlalu aktif, atau genetik,” dr. Theresia menjabarkan.
Faktor-faktor di atas berkontribusi dalam perkembangan komedo alias sumbatan pada pori-pori. Awal penyumbatan pori-pori ukurannya sangat kecil, sehingga tak akan terlihat oleh mata telanjang. Namun jika penyumbatan terus berkembang, bisa timbul komedo (blackheads) atau noda pada permukaan kulit yang menyerupai titik (blemishes) yang meradang seperti papula dan pustula.
Sabun cuci tangan antibakteri tidak akan menghentikan penyumbatan pori seperti yang dijelaskan di atas. Untuk menghilangkan jerawat, Anda harus mengendalikan faktor-faktor pemicunya, bukan hanya bakteri.
Akibatnya kalau nekat pakai sabun cuci tangan antibakteri
Dari tujuan pembuatannya sudah jelas, sabun cuci tangan antibakteri dipakai untuk mencuci tangan. Kata dr. Theresia, kulit tangan itu lebih kuat dan secara umum lebih mampu menoleransi produk pembersih dengan kandungan yang lebih kuat, sedangkan kulit wajah itu lebih halus atau peka.
“Kalau sabun cuci tangan dipakai untuk membersihkan wajah, iritasi sangat mungkin terjadi,” ujar dr. Theresia.
Kalau alasan ingin memakai sabun cuci tangan karena ada kandungan antibakterinya, sekarang ada banyak sekali, kok, produk pembersih wajah yang juga dilengkapi keampuhan antibakteri. Penggunaannya cenderung aman untuk kulit wajah, serta dapat membersihkan kotoran dan minyak berlebih tanpa menyebabkan iritasi.
Untuk jerawat di tubuh, misalnya di punggung, sabun cuci tangan antibakteri juga tak dapat mengatasinya. Pemakaiannya mungkin tak akan menyebabkan iritasi kulit, tetapi kemungkinan untuk membasmi jerawat sangat kecil. Karena, pada dasarnya sabun cuci tangan tidak dibuat untuk mengobati jerawat.
Juga perlu diingat, penyebab jerawat bukan melulu karena kulit yang kotor. Meski Anda rajin cuci muka dan menjaga kulit tetap bersih, jerawat tetap bisa muncul. Lagi-lagi, membersihkan wajah saja tak cukup untuk mencegah dan mengatasi jerawat.
Cara benar mengatasi jerawat
Jadi cara yang tepat untuk mengatasi jerawat bukan dengan sabun cuci tangan antibakteri. Cara-cara di bawah ini lebih bisa Anda andalkan untuk mengatasi jerawat:
- Rajin cuci muka minimal dua kali sehari dengan sabun yang tidak banyak menghasilkan busa.
- Diet rendah lemak dan karbohidrat.
- Hidup teratur, sehat, dan olahraga tiga kali seminggu selama 30 menit tiap sesinya.
- Hindari atau kelola stres dengan baik.
- Gunakan kosmetik secukupnya.
- Hindari kosmetik berbahan dasar minyak (foundation, BB cream, atau bedak padat).
- Hindari hal-hal yang dapat memicu produksi kelenjar minyak seperti alkohol, makanan pedas, dan rokok.
- Lindungi kulit dari polusi udara.
- Jangan memencet atau memecahkan jerawat karena bisa memperberat erupsi.
Selain disiplin dengan kebiasaan di atas, dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDoter mengatakan, pengobatan jerawat didasari dengan cara mengurangi produksi minyak, melawan infeksi bakteri, mempercepat pergantian sel kulit, serta mengurangi peradangan. Sebagian besar obat-obatan jerawat belum memberikan hasil dalam 4-6 minggu pertama. Pengobatan yang diberikan dapat termasuk pengobatan luar dan juga obat-obatan minum.
“Obat yang dapat digunakan adalah retinoic acid, benzoil peroksida, dan antibiotik oles. Untuk jerawat di daerah punggung, bisa menggunakan losion yang mengandung sulfur. Pada kasus yang berat, biasanya perlu tambahan isotretinoin oral dan antibiotik oral,” jelas dr. Sepriani.
Mengingat semua obat yang disebutkan di atas bisa menimbulkan iritasi dan efek samping, dr. Sepriani dengan tegas mengingatkan bahwa penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter spesialis kulit dan kelamin, dermatolog, atau ahli kecantikan yang kompeten.
Jadi, cuci muka pakai sabun cuci tangan antibakteri tidak bisa mengobati jerawat, karena formulanya tidak ditujukan untuk memerangi masalah tersebut. Jika jerawat sudah termasuk parah, sebaiknya periksakan diri ke dokter supaya mendapatkan penanganan yang tepat sasaran.
[RVS]