Menurut American Society of Plastic Surgeons, hampir 220.000 operasi hidung atau rhinoplasty dilakukan setiap tahunnya. Jangan heran kalau prosedur tersebut menjadi operasi plastik wajah yang paling umum dilakukan.
Namun, perlu diketahui, tidak semua orang bisa untuk melakukan operasi hidung. Hal tersebut turut diamini dr. Astrid Wulan Kusumoastuti.
“Kontraindikasi untuk dilakukannya rhinoplasty di antaranya, mengalami body dysmorphia, penggunaan narkoba, dan mengalami OSA. Orang-orang yang aktif melakukan olahraga kontak fisik seperti rugby atau beladiri juga tidak dianjurkan melakukan prosedur ini,” ujar dr. Astrid.
Artikel lainnya: Hidung Mancung Secara Alami Tanpa Operasi, Bisakah?
Secara lebih mendetail, berikut beberapa kelompok yang tidak boleh melakukan operasi hidung:
1. Masih dalam Masa Pertumbuhan Hidung
Anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan biasanya tidak disarankan melakukan rhinoplasty. Anak-anak cenderung memiliki kulit yang tipis. Penting untuk menunggu sampai hidung anak siap untuk dioperasi.
Pada umumnya, ketika seseorang sudah mencapai usia sekitar 15 tahun, tulang rawan dan tulang hidungnya sudah matang. Di usia tersebut, biasanya seseorang sudah diperbolehkan untuk melakukan rhinoplasty.
2. Mengalami Body Dysmorphia
Syarat operasi hidung selanjutnya adalah tidak mengidap body dysmorphia. Body dysmorphia merupakan kondisi kecemasan berlebihan dan terus-menerus dengan kekurangan dan kelemahan diri sendiri.
Penderita body dysmorphia tidak dapat menghilangkan perasaan negatif terhadap diri sendiri. Mereka biasanya membutuhkan bantuan profesional untuk menangani kondisi mentalnya.
Jika pengidap body dysmorphia melakukan operasi plastik, dia tidak akan pernah puas. Mereka cenderung akan memilih menjalani operasi berulang kali.
3. Sedang Menggunakan Narkoba
Narkoba jenis kokain sangat berbahaya jika digunakan secara terus-menerus melalui hidung. Kebiasaan tersebut bisa membuat hidung bagian dalam teriritasi dan meradang.
Penyalahgunaan kokain juga dapat membuat lubang pada bagian dalam hidung atau disebut perforasi septum hidung. Itu sebabnya, menjalani operasi hidung saat menggunakan narkoba tidak disarankan.
Artikel lainnya: Haruskah Dioperasi Jika Punya Sinusitis?
4. Orang-orang yang Aktif dalam Olahraga Kontak Fisik
Orang-orang yang aktif dalam olahraga kontak fisik, seperti rugby, tinju, atau beladiri, tidak dianjurkan untuk melakukan operasi hidung.
Alasannya, pemulihan hidung setelah operasi membutuhkan waktu yang lama. Para atlet harus rela menunggu sampai 6 minggu hingga hidung mereka sembuh.
Selain itu, hidung yang terbentur pasca-operasi juga sangat berbahaya untuk pengobatan selanjutnya.
5. Orang yang memiliki Obstructive Sleep Apnea
Seseorang yang memiliki obstructive sleep apnea (OSA) biasanya tidak disarankan untuk melakukan operasi hidung. Hal ini terkait dengan anestesi.
Anestesi, terutama anestesi umum, bisa berbahaya bagi penderita OSA. Anestesi dapat lebih berisiko karena memperlambat pernapasan.
“Namun, bukan tidak boleh sama sekali, ya (penderita OSA lakukan operasi hidung). Tapi harus pemeriksaan lanjutan dulu untuk dinilai kondisinya. Karena penyebab OSA kan juga bermacam-macam,” ujar dr. Astrid.
Itulah beberapa kelompok yang tidak boleh melakukan operasi hidung. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum mantap menjalani rhinoplasty.
Yuk, cek kesehatan hidung Anda langsung kepada dokter melalui aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]