Retinoblastoma merupakan kanker pediatrik yang berkembang pada retina mata. Retinoblastoma biasanya dialami anak di bawah usia 5 tahun.
Ada anggapan bahwa jenis kanker tersebut disebabkan faktor keturunan. Tapi apakah anggapan itu tepat? Kita cari tahu faktanya melalui ulasan berikut.
Retinoblastoma Dipicu Faktor Keturunan?
Retinoblastoma pada anak dapat terjadi akibat mutasi genetik atau perubahan gen. Gen ini yang kemudian menyebabkan sel-sel di mata tumbuh tak terkendali hingga membentuk tumor.
Melansir Cleveland Clinic, sebanyak 40% kasus retinoblastoma pada anak terjadi karena faktor keturunan. Ditemukan bahwa anak-anak tersebut mewarisi mutasi pada gen RB1 dari orang tua mereka.
Artikel Lainnya: Retinoblastoma Timbulkan Kebutaan Permanen Pada Anak
Sementara itu, sebanyak 60% kasus retinoblastoma terjadi akibat perubahan gen yang terjadi secara tiba-tiba. Pada kasus ini, belum diketahui pasti penyebab terjadinya mutasi.
Anak dengan retinoblastoma herediter atau yang disebabkan faktor keturunan, sebanyak 60% di antaranya memiliki tumor di kedua mata. Pertumbuhan tumor bisa muncul pada waktu yang bersamaan, tapi bisa pula berbeda selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Sementara itu, 30% anak lainnya hanya memiliki tumor di satu mata, dan sisa 10%-nya tidak memiliki tumor melainkan sebagai pembawa gen.
Berdasarkan temuan tersebut, faktor keturunan bukanlah penyebab utama seorang anak memiliki retinoblastoma. American Cancer Society menyebutkan ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko retinoblastoma, di antaranya:
- Diet rendah buah dan sayur pada ibu selama kehamilan
- Paparan bahan kimia dari knalpot bensin atau solar selama kehamilan
- Paparan ayah yang terkena radiasi
- Usia ayah yang telah tua
Bagaimana Mendiagnosis Retinoblastoma pada Anak?
Dokter biasanya akan mendiagnosis retinoblastoma dengan pemeriksaan mata khusus. Selama menjalani prosedur, anak akan dibius total. Dokter akan menggunakan peralatan tertentu dan bantuan cahaya untuk memeriksa retina anak.
Bila diperlukan, bisa juga dilakukan pemeriksaan tambahan untuk memindai mata. Tes tambahan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke bagian lain di tubuh. Terdapat beberapa prosedur yang bisa ditempuh, seperti:
- Studi pencitraan, yaitu pemindaian MRI dan ultrasound untuk menghasilkan gambar mata anak secara detail.
- Spinal tap, yaitu pengambilan cairan tulang belakang atau otak anak untuk mendeteksi keberadaan sel-sel kanker di dalamnya.
- Biopsi sumsum tulang, dilakukan untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke tulang dan sumsum tulang. Sumsum tulang merupakan jaringan spons di tengah tulang belakang.
Bagaimana Mencegah Retinoblastoma Keturunan?
Retinoblastoma yang disebabkan oleh faktor keturunan tidak dapat dicegah. Jika Anda ataupun pasangan Anda memiliki retinoblastoma saat kecil, peluang menularkannya ke anak sebesar 50%.
Artikel Lainnya: Retinoblastoma, Tumor yang Membuat Anak Bermata Kucing
Dokter Muhammad Iqbal Ramadhan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan genetik menjelang pernikahan ataupun sebelum memiliki anak. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi risiko retinoblastoma yang dibawa oleh Anda maupun pasangan. Dengan deteksi dini, pengobatan pun bisa segera dilakukan.
“Retinoblastoma yang terjadi karena faktor genetik sulit untuk dicegah. Hal ini karena jika retinoblastoma terjadi akibat faktor genetik, akan terjadi mutasi genetik dari orang tua,” ungkap dr. Muhammad Iqbal.
Sementara itu, bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga dengan retinoblastoma atau perubahan gen RB1, pertimbangkanlah melakukan tes genetik sebelum memiliki anak. Ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi anak Anda akan memiliki retinoblastoma.
Anak-anak dengan riwayat keluarga yang memiliki retinoblastoma pun harus menjalani pemeriksaan mata secara teratur sejak lahir. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi serta mendiagnosisis kemungkinan retinoblastoma sejak dini.
Diagnosis dini dapat secara signifikan meningkatkan prognosis. Selain itu, menyadari adanya kanker sejak dini juga dapat membantu mencegah hilangnya penglihatan.
Itulah ulasan mengenai faktor genetik terhadap risiko retinoblastoma pada anak. Memang bukan faktor utama, tapi faktor genetik tetap memiliki peran yang cukup besar terhadap kasus retinoblastoma pada anak. Cek kesehatan secara rutin sebaiknya dilakukan untuk memastikan anak terhindar dari retinoblastoma.
Punya pertanyaan lain mengenai kesehatan anak atau informasi kesehatan lainnya, silahkah gunakan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(PUT/JKT)