Vitamin A merupakan salah satu jenis zat gizi yang esensial bagi kesehatan tubuh. Karena vitamin ini sangat penting, pemerintah Indonesia sejak lama telah mencanangkan bulan pemberian vitamin A untuk anak-anak, yaitu pada bulan Februari dan Agustus setiap tahun.
Meski demikian, Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agricultural Organization) mencatat bahwa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masih menjadi salah satu wilayah dengan jumlah kejadian kekurangan vitamin A yang tertinggi di dunia.
Padahal, kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kondisi kesehatan yang cukup buruk. Seseorang yang kekurangan vitamin A bisa mengalami gangguan mata, kulit, sistem kekebalan tubuh, bahkan sampai bisa menyebabkan kematian.
Nah, yang jadi fokus utama di artikel ini adalah mengenai dampak positif vitamin A bagi kesehatan mata. Penasaran? Yuk simak lebih lanjut di artikel ini.
Artikel Lainnya: Jangan Sampai Anak Kekurangan Vitamin A
Fungsi Vitamin A bagi Kesehatan Tubuh
Vitamin A, beserta dengan vitamin dan mineral lain merupakan zat gizi yang esensial. Artinya, tubuh manusia tak bisa memproduksi vitamin ini. Seseorang harus mengonsumsi sayuran dan buah dalam jumlah yang cukup agar kebutuhan tubuh akan vitamin tersebut tercukupi.
Jenis vitamin yang kerap disebut dengan istilah retinol ini memiliki banyak fungsi di dalam tubuh. Di antaranya adalah:
- Menjaga kesehatan sel-sel di kulit
- Menjaga agar sel-sel yang melapisi saluran pernapasan, usus, kandung kencing, dan mata dapat berfungsi dengan optimal
- Regenerasi sel-sel di kulit
- Memproduksi cairan pada lapisan tipis mata (konjungtiva) sehingga mata tidak kering dan tidak mudah mengalami infeksi
- Menstimulasi produksi pigmen di retina mata agar mata mampu melihat dengan baik dalam keadaan yang gelap
- Menjaga imunitas tubuh
- Berperan dalam pematangan organ reproduksi pada anak dan remaja
Artikel Lainnya: Benarkah Kekurangan Vitamin A Bisa Bikin Gemuk?
Rabun Senja, Salah Satu Penyakit Tersering Akibat Kekurangan Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu asupan nutrisi untuk kesehatan mata yang berfungsi mendukung penglihatan pada cahaya remang. Kurangnya asupan vitamin A tambahan dari luar dapat meningkatkan risiko pigmen di retina mata tak dapat diproduksi dengan baik. Padahal pigmen ini berfungsi untuk membuat mata tetap bisa melihat dalam kondisi yang remang atau gelap.
Akibatnya, orang yang mengalami kekurangan vitamin A akan kesulitan melihat dalam kondisi gelap. Sebab, kecepatan mata untuk beradaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap ditentukan oleh rhodopsin, yaitu suatu pigmen penglihatan yang proses pembentukannya di dalam mata dipengaruhi oleh vitamin A.
Apabila seseorang mengalami kekurangan vitamin A, rhodopsin tidak terbentuk dan bisa berisiko terkena rabun senja. Penderita rabun senja biasanya akan mengeluh kesulitan melihat, terutama pada sore dan malam hari saat pencahayaan kurang.
Tak hanya rabun senja, kekurangan vitamin A juga akan menyebabkan mata menjadi kering karena cairan di lapisan tipis mata tak bisa diproduksi dengan optimal. Kondisi ini secara medis disebut sebagai xeroftalmia. Jika xeroftalmia tak segera ditangani, lama kelamaan sel-sel di mata dari bagian luar ke dalam bisa mengalami kerusakan dan berakibat pada kebutaan yang permanen.
Studi ilmiah menyebutkan bahwa penyakit rabun senja dan xeroftalmia paling banyak diderita oleh anak-anak, khususnya yang berusia di bawah lima tahun. Selain itu, ibu hamil pun rentan mengalaminya.
Agar Tak Kekurangan Vitamin A
Vitamin A dapat ditemukan dalam makanan melalui dua bentuk kimiawi, yaitu retinol dan karotenoid. Retinol merupakan bentuk aktif dari vitamin A, sedangkan karotenoid adalah provitamin yang akan diubah menjadi bentuk aktif di dalam tubuh manusia.
Retinol bisa didapatkan melalui konsumsi hati ayam, hati sapi, telur, serta susu. Sementara itu, karotenoid bisa didapatkan melalui sayuran dan buah seperti sayuran hijau (bayam, kangkung, brokoli), serta buah dan sayuran berwarna oranye (jeruk, lemon, pepaya, wortel, tomat, labu parang).
Selain itu, untuk mencegah penyakit rabun senja dan xeroftalmia, anak balita harus mengikuti program bulan vitamin A pada bulan Februari dan Agustus di posyandu, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainnya. Pada kedua bulan tersebut, petugas kesehatan akan memberikan suplementasi kapsul biru untuk anak bayi atau kapsul merah untuk anak berusia 1-5 tahun tanpa dipungut biaya.
Kekurangan vitamin A bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang berbahaya. Namun dengan mengonsumsi makanan yang bergizi serta mendapatkan suplementasi dua kali setahun untuk bayi dan balita. Namun jangan khawatir, pasalnya kekurangan vitamin A bisa dicegah sepenuhnya.
[RPA]